Ummi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Baris 26:
''Ummi'' terbit pertama kali pada April 1989. Kelahiran majalah ini digagas oleh beberapa aktivis [[dakwah]] Islam di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Format ''Ummi'' terinspirasi dari majalah Islam ''Amanah'' yang ditujukan untuk [[keluarga]] [[Muslim]]'','' tetapi secara khusus membidik segmen [[perempuan]]. Dwi Septiawati, lulusan [[Universitas Negeri Jakarta]], menjadi pimpinan redaksi ''Ummi'' pertama.{{sfn|Subhan Afifi|2005}}{{sfn|Dhont, dkk|2009|pp=397–410}}
 
Semula, pengelolaan ''Ummi'' dilakukan oleh 3-7 orang di bawah naungan Yayasan Ummahatul Mukminat. Edisi awal ''Ummi'' hanya dicetak 500 sampai 3.000 eksemplar dan dijual di [[kampus]]-kampus besar yang ada di tiga kota, yakni Jakarta, [[Kota Bandung|Bandung]], dan [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].{{sfn|Dhont, dkk|2009|pp=397–410}} Walaupun tidak diluncurkan dengan perencanaan yang matang, permintaan terhadap majalah terus meningkat. Pada tahun kedua [[penerbitan]], oplahnya meningkat menjadi 7.500 hingga 30.000 eksemplar per [[Bulan (penanggalan)|bulan]].{{sfn|Subhan Afifi|2005}}
 
Mendapat sambutan pembaca yang bagus, ''Ummi'' mulai digarap serius dan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Hasil keuntungan dari ''Ummi'' selanjutnya dijadikan [[modal]] untuk membuat majalah lainnya.{{sfn|Warta Ekonomi|2003}} ''Ummi'' berkembang menjadi grup penerbitan besar dengan beberapa [[anak perusahaan]], seperti ''[[Annida]]'' dan ''Saksi''.{{sfn|Subhan Afifi|2005}}
Baris 33:
 
== Tampilan ==
Majalah ''Ummi'' dicetak dengan ukuran [[kertas]] 24,5  cm x 17  cm. Awalnya, ''Ummi'' memiliki ketebalan 36 halaman. Sejak edisi ketiga, ''Ummi'' sudah menggunakan kertas HVS sebagai pengganti kertas [[koran]]. Mulai edisi 1997, ''Ummi'' memunculkan [[foto]] [[wajah]] [[Peragawan|model]] dalam halamannya. Pada edisi ke-5 tahun 1997, redaksi menjelaskan pemuatan foto tidak sekadar memamerkan wajah, tapi mempunyai konteks dengan isi tulisan.{{sfn|Dhont, dkk|2009|pp=397–410}}
 
Masuk edisi tahun 2005, ''Ummi'' hadir dengan ketebalan 100 [[Halaman (kertas)|halaman]], tiap halaman memakai kertas HVS warna dengan ketebalan 80 [[gram]]. Selain itu, ''Ummi'' memperbarui wajah desain sampul dengan menampilkan foto model artis terkenal.{{sfn|Puteri Soraya Mansur|2008|pp=266–268}}
Baris 47:
 
== Pengaruh ==
Majalah ini cukup populer di kalangan perempuan Muslim. Dari angket yang dilakukan ''Ummi'' pada Maret 2000, 95,6% pembacanya adalah perempuan dengan tingkat pendidikan S-1 (52,7 %) dan SMU (39,9%) serta sebagian besar berstatus belum menikah (73,3%). Menurut survei AC Nielsen Research Indonesia (2004–2007), majalah ''Ummi'' telah dibaca oleh 250.000 orang di sembilan kota survei. Survei tersebut memasukkan ''Ummi'' dalam Top Ten Majalah Bulanan Indonesia.{{sfn|LIPI}}{{sfn|Noorhaidi Hasan|2009|pp=229–250}}
 
''Ummi'' menginspirasi majalah khusus perempuan Muslim lainnya, yakni ''[[Annida]]'' yang terbit pada 1991, tiga tahun setelah ''Ummi''.{{sfn|Budi Irawanto|2010|pp=75–76}}