Gamelan Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bliwayan99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Bliwayan99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Baris 69:
== Perkembangan ==
Dalam perkembangannya musik gamelan Banjar versi keraton semakin punah. Sementara musik Gamelan Banjar versi rakyatan hingga saat ini masin eksis.
 
== Sejarah ==
Gamelan Banjar keberadaannya sudah ada sejak zaman [[Kerajaan Negara Dipa]] pada abad ke-14 yang dibawa oleh [[Pangeran]] [[Suryanata]] ke [[Kalimantan Selatan]] bersamaan dengan kesenian [[Wayang Kulit Banjar]] dan senjata keris sebagai hadiah [[kerajaan]] [[Majapahit]]. Pada masa itu masyarakat Kalsel pada waktu itu dianjurkan untuk meniru budaya [[Jawa]].
 
Pasca runtuhnya [[Kerajaan Negara Daha]] (1526), ada beberapa pemuka adat yang mengajarkan seni gamelan dan seni lainnya kepada masyarakat yaitu:
# Datu Taruna sebagai penggamelan
# Datu Taya sebagai [[dalang]] [[wayang]] kulit
# Datu Putih sebagai penari topeng
 
Masa Pangeran [[Hidayatulla]], penabuh-penabuh gamelan disuruh belajar menabuh gamelan di keraton Solo. Dalam hal itu hingga sekarang, baik pukulan dan lainnya menjadi panutan gamelan Gusti-gustian, terutama sekali pukulan yang hanya ditambah dua kali akhir gong.
 
Selain itu, tidak ditemukan lagi gamelan yang lengkap seperti Simanggu Besar dan Simanggu Kecil, namun yang dikenal hanya lagu: ayakan, perangan, geol, mas mirah dan perang alun.
 
== Kaliningan [[Hulu Sungai]] ==