Kekeliruan relevansi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, added orphan tag
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 26:
Sesat dalam berpikir yang terdapat dalam kekeliruan relevansi telah ada pada masa yunani kuno karena yang pertama kali mempraktekkannya adalah kaum sofis. Kaum sofis melalui argumentasi yang mereka sampaikan tersebut pada sebuah pidato sehingga terkesan bahwa mereka adalah orator ulung. Penyebutan yang tepat bagi kaum ini adalah pelaku sesat pikir dalam filsafat sejarah yang terbagi dua antara lain :
 
* '''Sofisme''' atau sebuah pandangan palsu yang mana pandangan itu melahirkan argumen untuk menipu atau memperdayai orang lain. Kategorinya ucapan yang muluk-muluk atau hampa.<ref>{{Cite web|title=Sofisme|url=https://kbbi.kemdikbud.id/sofisme|website=KBBI Online|access-date=30/12/2021}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* '''Paralogisme''' lebih dikenal dalam istilah logika atau retorika dengan mengambil kesimpulan yang salah atau cacat. Paralogisme pada umumnya dianggap sebagai pseudosilogisme. Didasarkan pada estetika kekeliruan linguistik karena penalaran yang tidak logis atau tidak sama dengan kenyataan.
 
== Jenis Kekeliruan Relevansi ==
Adapun jenis dari kekeliruan tersebut adalah :<ref name=":0">{{Cite web|last=Yifani|first=Lady|title=Kekeliruan Relevansi|url=https://www.coursehero.com/file/47159315/SAP-8-9pptx/|website=www.coursehero.com|access-date=9/12/2021}}</ref>
 
* '''Argumentum ad Baculum,''' jenis kekeliruan relevansi ini terletak pada sebuah argumen yang dikeluarkan berdasar pada kekuasaan. Argumen ini terjadi karena adanya pengaruh kekuasaan yang menyertainya. Sifatnya pun memaksakan pembenaran kesimpulan. Pernyataan kekuasaan membuat segalanya benar bahkan pada sistem pemerintahan kerajaan yang bersifat absolut argumentum ini menjadi senjata mematikan melalui bentuk kebijakan politik raja pada masa itu. Penggunaan metode tangan besi tak terelakkan demi menekan lawan politik. Contohnya Raja mengeluarkan kebijakan untuk menarik pajak yang tinggi kepada rakyat dengan alasan yang tidak logis.