Sejarah Banyumas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tyo Satriany (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k pembersihan kosmetika dasar
Baris 11:
Setelah melalui berbagai petualangan, termasuk menyamar sebagai [[Lutung Kasarung]]; bertarung dengan adiknya, Banyakngampar yang menyamar dengan nama Silihwarni; dan bertempur dengan Raja Pulebahas dari [[Nusa Kambangan]]; pada akhirnya Kamandaka diterima sebagai menantu Adipati Kandadhaha, setelah penyamarannya terbuka dan diketahui jati dirinya sebagai putera raja. Pada saatnya, Arya Banyakcatra mewarisi kedudukan mertuanya sebagai Adipati Pasirluhur. Sementara Arya Banyakngampar menjadi adipati di wilayah Dayeuhluhur ([[Majenang, Cilacap]] sekarang).
 
Berselang beberapa generasi, diceritakan bahwa salah satu keturunan Arya Banyakcatra yang menjadi penguasa Pasirluhur, yakni Banyakbelanak, diislamkan oleh [[Raden Patah]], penguasa [[Demak]], melalui seorang wali yang bergelar Pangeran Makdum.<ref>{{aut|Knebel, J.}} ''op cit.'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/128095#page/134/mode/1up p.114]</ref> Adipati Banyakbelanak kemudian menjadi bawahan Demak yang setia dan banyak melakukan perjalanan untuk mengislamkan wilayah bagi kepentingan Demak, ke barat dan ke timur hingga ke wilayah Gagelang, Pranaraga ([[Ponorogo]]) dan [[Pasuruan]]. Oleh penguasa Demak ia kemudian diberi kekuasaan atas wilayah pedalaman, mulai dari ''Udug-udug Krawang'' hingga ''tugu mengangkang'' ([[Gunung Sindara|Sundoro]]-[[Gunung Sumbing|Sumbing]]), dan digelari Pangeran Senapati Mangkubumi.<ref>{{aut|Knebel, J.}} ''op cit.'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/128095#page/144/mode/1up p.124]</ref><ref name=graaf>{{aut|[[Hermanus Johannes de Graaf|Graaf, H.J. de]] & [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Th.G.Th. Pigeaud]]}}. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa, tinjauan sejarah politik abad XV dan XVI''. (terj., ed.rev.) Jakarta :Pustaka Utama Grafiti & KITLV.</ref>{{rp|47}} Akan tetapi puteranya, yang kemudian naik menjadi penguasa Pasirluhur dan bergelar Adipati Tole, murtad dari agama [[Islam]] sehingga kemudian diserang oleh penguasa Demak yang baru, Pangeran [[Trenggana]], dan kemudian posisinya digantikan oleh salah seorang kerabatnya.<ref name=graaf/>{{rp|64}}<ref>{{aut|Knebel, J.}} ''op cit.'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/128095#page/145/mode/1up p.125].</ref><ref name=graaf/>{{rp|64}}
 
== Lahirnya Banyumas ==
Baris 24:
Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (''wedana bupati'') bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat.<ref name=sudar/>{{rp|99}}
 
Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi'ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi [[Kabupaten Banyumas]].<ref name=sudar/>{{rp|100}}
 
== Referensi ==