'''Krisis Timor Timur 1999''' atau '''Operasi Guntur''' dimulaiadalah tindakan pembalasan oleh militer Indonesia (TNI) dan [[milisi pro-Indonesia]] terhadap rakyat Timor Timur dalam rangka hasil positif referendum kemerdekaan di Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999. Dimulai dengan serangan militan anti-kemerdekaan terhadap warga sipil, dan meluas menjadi kerusuhan di seluruh Timor Timur, berpusat di ibu kota [[Dili]]. Kerusuhan meletus setelah mayoritas pemilih referendum Timor Timur memilih merdeka dari [[Indonesia]]. Sekitar 1.400 penduduk tewas. Tentara yang beraliansi dengan PBB ([[INTERFET]]), yang terdiri sebagian besar dari [[Angkatan Bersenjata Australia]] dikirim ke Timor Timur untuk mengembalikan stabilitas dan menjaga perdamaian.