Afek (filsafat): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k pembersihan kosmetika dasar, replaced: {{Yatim → {{orphan
Baris 1:
{{Yatimorphan|Oktober 2022}}
'''Afek''' (dari [[bahasa Latin]] ''affectus'' atau ''adfectus'') merupakan sebuah [[konsep]], yang digunakan dalam [[Filsafat|filsafatnyafilsafat]]nya [[Baruch de Spinoza|Baruch Spinoza]] dan diuraikan oleh [[Henri Bergson]], [[Gilles Deleuze]] serta [[Félix Guattari]], yang menekankan pada jasmaniah atau pengalaman yang nyata. Kata [[Afektivitas|afek]] mempunyai perbedaan makna dengan yang ada di dalam ilmu [[psikologi]] di bidang yang lain.
 
Bagi Spinoza, seperti yang dibahas dalam Bab Dua dan Tiga dari bukunya yang berjudul ''Etika'', afek adalah keadaan pikiran dan tubuh yang terkait dengan (tetapi tidak sama persis dengan) perasaan dan emosi, yang menurutnya ada tiga jenis utama dari perasaan atau emosi tersebut, yaitu kesenangan atau kegembiraan (''laetitia''),<ref name="Spinoza2001a">Part III, Proposition 56. {{Cite book|last=Spinoza|first=Benedictus de|year=2001|url=https://books.google.co.id/books?id=FJrOf7k44NMC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|title=Ethics|location=London|publisher=Wordsworth Editions|isbn=978-1-84022-119-0|page=141|others=Trans. by W.H. White and A.H. Stirling|author-link=Baruch Spinoza|access-date=20 Desember 2021|orig-year=1677|url-status=live}}</ref> rasa sakit atau kesedihan (''tristitia'')<ref name="Spinoza2001a" /> dan hasrat (''cupiditas'') atau nafsu.<ref name="Spinoza2001b">"Sebenarnya saya tidak dapat mengenali perbedaan antara nafsu dan keinginan manusia". {{Cite book|last=Spinoza|first=Benedictus de|year=2001|url=https://books.google.com/books?id=FJrOf7k44NMC|title=Ethics, Affect|location=London|publisher=Wordsworth Editions|isbn=978-1-84022-119-0|page=146|others=Trans. by W.H. White and A.H. Stirling|author-link=Baruch Spinoza|access-date=20 Desember 2021|orig-year=1677|url-status=live}}</ref> Penggunaan filosofis selanjutnya oleh Gilles Deleuze, Félix Guattari dan penerjemah mereka Brian Massumi. Walau pandangan filsafat mereka merupakan hasil turunan eksplisit dari Spinoza, mereka cenderung membedakan lebih tajam daripada Spinoza antara afek dengan apa yang secara konvensional disebut emosi. Afek sulit untuk dipahami dan dikonseptualisasikan karena, seperti yang dikatakan Spinoza, "afek atau gairah pikiran [''animi pathema''] adalah gagasan yang membingungkan" yang hanya dapat dirasakan dengan peningkatan atau penurunan yang diakibatkan oleh afek dalam kekuatan vital tubuh.<ref name="Spinoza2001c">''Existendi vis'' or power of existence. {{Cite book|last=Spinoza|first=Benedictus de|year=2001|url=https://books.google.com/books?id=FJrOf7k44NMC|title=Ethics|location=London|publisher=Wordsworth Editions|isbn=978-1-84022-119-0|page=158|others=Trans. by W.H. White and A.H. Stirling|author-link=Baruch Spinoza|access-date=20 Desember 2021|orig-year=1677|url-status=live}}</ref> Istilah "afek" adalah pusat dari apa yang kemudian dikenal sebagai "perubahan afektif" dalam ilmu-ilmu humaniora dan sosial.
Baris 28:
 
== Perubahan afektif ==
Sejak tahun 1995,<ref>{{Cite journal|last=Massumi|first=Brian|date=1995|title=The Autonomy of Affect|url=https://blogs.brown.edu/hiaa-1810-s01-fall-2017/files/2017/08/Massumi.pdf|journal=Cultural Critique|volume=Autumn|issue=31|pages=83–109}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Sedgwick|first=Eve Kosofsky|last2=Frank|first2=Adam|date=1995|title=Shame in the Cybernetic Fold: Reading Silvan Tomkins|url=http://s3.amazonaws.com/arena-attachments/1042484/5c6b592df38c6a65c1f72d72e8143380.pdf?1495999114|journal=Critical Inquiry|volume=21|issue=2|pages=496–522|doi=10.1086/448761}}</ref> beberapa penulis dalam ilmu sosial dan humaniora memulai eksplorasi terhadap teori afek sebagai cara untuk memahami bidang pengalaman (termasuk pengalaman jasmani) yang berada di luar paradigma dominan representasi (berdasarkan [[retorika]] dan [[semiotika]]), gerakan ini disebut '''perubahan afektif'''.<ref>Patricia Ticineto Clough, [[Jean Halley]] (eds.), ''[https://www.google.co.id/books/edition/The_Affective_Turn/cufPrRiM43sC?hl=id&gbpv=1&dq=The+Affective+Turn:+Theorizing+the+Social&printsec=frontcover The Affective Turn: Theorizing the Social]'', Duke University Press, 2007, halaman. 1; Paul Hoggett, Simon Thompson (eds.), ''[https://www.google.co.id/books/edition/Politics_and_the_Emotions/53P5Fg4QL8YC?hl=id&gbpv=1&dq=Politics+and+the+Emotions:+The+Affective+Turn+in+Contemporary+Political+Studies&printsec=frontcover Politics and the Emotions: The Affective Turn in Contemporary Political Studies]'', Bloomsbury, 2012, halaman 1.</ref> Akibatnya, pendekatan ini tertarik pada kemungkinan variasi interaksi dan pertemuan seluas mungkin, interaksi dan pertemuan yang tidak terbatas pada kepekaan manusia.<ref>{{Cite journal|last=Seyfert|first=Robert|year=2012|title=Beyond Personal Feelings and Collective Emotions: A Theory of Social Affect|url=https://philarchive.org/archive/SEYBPFv1|journal=Theory, Culture & Society|volume=29/6|pages=35|doi=10.1177/0263276412438591}}</ref> Penerjemah dari buku ''A Thousand Plateaus'' karya Deleuze dan Guattari, yakni filsuf politik Kanada Brian Massumi telah memberikan definisi yang berpengaruh dari afek (lihat di atas) dan telah menulis tentang pentingnya gerakan dan sensasi yang diabaikan dalam formasi budaya dan interaksi manusia dengan dunia nyata dan virtual.<ref name="Massumi2002"> {{Cite book|last=Massumi|first=Brian|year=2002|url=https://books.google.com/books?id=yXUPCX5axbcC|title=Parables for the Virtual: Movement, Affect, Sensation|location=Durham and London|publisher=Duke University Press|isbn=978-0-8223-2897-1|pages=273-277|access-date=20 Desember 2021|url-status=live}}</ref> Demikian pula, ahli geografi Nigel Thrift telah mengeksplorasi peran afek dalam apa yang disebutnya "teori non-representasional".<ref name="Thrift2007">{{Cite book|last=Thrift|first=Nigel J.|year=2007|url=https://joaocamillopenna.files.wordpress.com/2018/05/thrift-non-representational-theory-space-politics-affect.pdf|title=Non-representational Theory: Space, Politics, Affect|location=London|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-39320-1|pages=116|access-date=20 Desember 2021|url-status=live}}</ref> Pada tahun 2010, ''The Affect Theory Reader'' diterbitkan oleh Melissa Gregg dan Gregory J. Seigworth dan telah memberikan ringkasan pertama dari tulisan-tulisan teori afek.<ref name="Gregg and Seigworth2010">{{Cite book|last=Gregg, M.|last2=Seigworth, G.|year=2010|url=https://books.google.com/books?id=bl0udWQii48C|title=The Affect Theory Reader|location=North Carolina|publisher=Duke University Press|isbn=978-0822347767|pages=x|access-date=20 Desember 2021|url-status=live}}</ref> Para peneliti seperti Mog Stapleton, Daniel D. Hutto dan Peter Carruthers<ref>{{Cite journal|last=Stapleton|first=M|year=2012|title=Steps to a "Properly Embodied|url=https://philpapers.org/rec/STASTA-2|journal=Cognitive Science, Cognitive Systems Research|volume=22-23|pages=1–11|doi=10.1016/j.cogsys.2012.05.001}}</ref><ref>[[Daniel D. Hutto|Hutto, D.]] I [https://drive.google.com/file/d/11XQEWY6jmD8ONTkz6gWC0E0QD_GLxuV6/view ntersubjective Engagements without Theory of Mind: A Cross-Species Comparison]</ref><ref>Carruthers, P. (2000). [https://www.google.co.id/books/edition/Phenomenal_Consciousness/AdfsTPNZjeEC?hl=id&gbpv=1&dq=Phenomenal+Consciousness:+A+Naturalistic+Theory.+Cambridge&printsec=frontcover Phenomenal Consciousness: A Naturalistic Theory] Cambridge:
Cambridge University Press. halaman 1</ref> telah menunjukkan kebutuhan untuk menyelidiki dan mengembangkan pengertian dari afek dan emosi. Mereka berpendapat bahwa hal ini penting dalam pengembangan paradigma perwujudan dalam ilmu kognitif, dalam studi kesadaran dan filsafat pikiran. Langkah ini akan diperlukan untuk ilmu kognitif, kata Mog Stapleton, untuk menjadi [[ilmu kognitif]] yang "diwujudkan dengan benar".
 
Baris 34:
{{portal|filsafat}}
* [[Teori afek]]
* [[afeksi]]onisme
* [[Afeksi|afeksionisme]]
* Konatus
* Evaluasi imanen