Haji Darip: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penghormatan: Penyempurnaan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
Baris 22:
Pada waktu itu Soekarno dan Hatta menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
 
Setelah melalui perundingan yang panjang akhirnya disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan dilaksanakan pada 17 Agustus di Jakarta kemudian bendera Merah Putih dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Rabu tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan.
 
Teks Proklamasi ditulis di ruang makan Laksamana Tadashi Maida di Jl. Imam Bonjol. Setelah Sahur dan sesudah adzan Shubuh Bung Karno menyempatkan diri ke Kwitang dengan menyamar untuk menemui Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi guna memohon doa restu besok akan diadakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Baris 30:
Pada akhirnya, tepatnya hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau bertepatan dengan 09 Ramadlan 1364 H, Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan tersebut disambut suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia. Selang dua jam setelah Soekarno Hatta membacakan Teks Proklamasi, Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi mengumumkan kepada Jamaah Sholat Jum’at di Masjid Kwitang, bahwa negara ini telah diproklamirkan kemerdekaannya, Habib Ali memerintahkan agar seluruh Umat Islam memasang bendera merah putih dirumah dan kampungnya masing masing. Habib Ali menegaskan agar apa yang di umumkannya disebarluaskan. Kabar tentang pengumuman dari Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang cepat menyebar dikalangan Masyarakat Jakarta khususnya para Ulama dan Habaib, Guru Mansur dari Jembatan Lima yang mendengar maklumat dari sang guru langsung membuat bendera Merah putih dan dipasang di atas menara Masjidnya, tak ketinggalan rakyat yang berada di Klender dan sekitarnya.
 
Al Habib Ali bin Husein Al Attas pula tidak ketinggalan ikut memasang bendera merah putih di depan kediamannya, begitu pula Al Habib Salim bin Jindan memasang bendera di depan rumahnya, sampai sampai banyak masyarakat yang bertanya kepada Habib Salim.
 
”Ya Habib Salim, ada apa dan kenapa bendera merah putih kau kibarkan di depan rumahmu ?”
Baris 75:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
{{indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Tokoh Betawi]]