Macapat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Firman Mustaqim (bicara | kontrib)
k Ubah 1 huruf
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Firman Mustaqim (bicara | kontrib)
k Tambah info
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
# Kinanthi berarti menimang, bergandengan, berteman mesra. Dalam metafora jawa digambarkan sebagai kedua orang tua yang speechless namun bahagia sembari melihati buah hatinya setelah kelahirannya hingga sesaat sebelum ia mengalami keremajaan (ditandakan dengan aqil baligh dan munculnya romansa cinta). Yang tentunya dalam tatapan mereka berdua banyak harapan tertuang padanya supaya menjadi anak yang membanggakan & berbhakti kepada kedua orang tuanya, sukunya, bangsanya, dan tak luput juga negara dan agamanya. Sesuai dari semua arti itu, tembang Kinanthi berwatak suasana mesra dan senang penuh harap.
# Gambuh berarti Jumbuh (Tepat/ sêsuai sêléra hati–Bahasa Jawa). Adalah metafora dari anak berumuran SD yang cenderung lugu-polos dan punya banyak hobi serta tak suka dibantah keinginannya. Berkenaan dengan hal itu, tembang Gambuh memang berwatak suasana tidak ragu-ragu atau "ingin melakukan apa saja yang kamu inginkan sesuai katahatimu".
# Pucung/ Pocung adalah nama biji kepayang, Pucung adalah tetembangan yang dalamdigunakan bahasauntuk latinmengingat disebutpada kematian, karena dekat dengan kata [[pocong]] yaitu pembungkusan mayat saat Pengiumakan Eduledikubur. Selain itu, pucung juga berarti woh-wohan (buah-buahan) yang memberikan kesegara. Dalam Serat Purwaukara, Pucung berarti ''"kudhuping gegodhongan"'' ( kuncup dedaunan ) yang biasanya tampak segar. KataPun demikian, kata "Cung" dalam Pucung cenderung mengacu pada hal-hal yang bersifat lucu, yang menimbulkan kesegaran, misalnyasuasana. Misalnya kucung dan kacung. Sehingga tembang Pucung berwatak suasanadasar ''flekibel (sah-sah saja dibawa kemanapun),'' santai, dan serta penuh keingintahuan. Dan itu sangat tepat dan presisi dalam beberapa syair tembang Pucung cenderung berisi tebak-tebakan yang sebelumnya sudah diberi klu/ petunjuk. Permainan tebak-tebakan jawa kuno cenderung menggunakan lagu Pucung sebagai pengantar petunjuknya untuk kemudian ditebak. Contohnya saja kamu disuruh menebak Gajah, Kereta, Gedung, Nama, dsb. Dan ketika dijadikan tebak-tebakan, cenderung selalu ada kata ''"Bapak Pocung"/ "Bapak Pucung"'' untuk mengawali lagu tebak-tebakkan tersebut.
# Megatruh berasal dari awalan am, pegat dan ruh. Pegat berarti putus, tamat, pisah, cerai. Dan ruh berarti roh. Dalam Serat Purwaukara, Megatruh diberi arti "mbucalken sarwa ala" (membuang semua yang serba jelek). Pegat ada hubungannya dengan peget yang berarti istana, tempat tinggal. Pameget atau pamegat yang berarti jabatan. Samgat atau samget berarti jabatan ahli, guru agama. Dengan demikian, Megatruh berarti petugas yang ahli dalam kerohanian yang selalu menghindari perbuatan jahat (Versi Kebudayaan Hindu Bali). Sementara itu dalam sudut pandang falsafah Jawa-Islam, Megatruh adaalah penggambaran lepasnya roh dari raga yang kemudian akan disiapkan untuk kehidupan selanjutnya ("akhir perjalanan dunia—awal perjalanan akhirat"). Yakni, apakah si roh akan memasuki "Alam barzah" (alam untuk orang beramalan biasa) atau memasuki "Alam Mulkiyyah" (alam untuk orang sholeh yang berbhakti kepada Allah Swt & Rosulnya) ataukah "Alam Nur" (alam untuk para Nabi & Rosul Allah Swt) yang notabene mereka bertinggal di sana hingga sebelum kiamat berlangsung. Dalam substansinya tembang ini berisi kabar gembia nan menyenangkan adapula versi lainnya yang semua itu cenderung lekat dengan penggambaran orang meninggal apakah "husnul khothimah" (berakhir bahagia) atau yang lainnya.