Pulau Sumbawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
nambah sejarah, terjemahan dari en.wiki
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
k →‎Sejarah: pembersihan kosmetika dasar
Baris 36:
</ref> [[secang|kayu secang]], yang digunakan untuk membuat cat merah,<ref>Jong Boers, B.D. de (1997), "Sustainability and time perspective in natural resource management: The exploitation of sappan trees in the forests of Sumbawa, Indonesia (1500–1875)" in: Peter Boomgaard, Freek Colombijn en David Henley (eds), ''Paper landscapes; Explorations in the environmental history of Indonesia''. Leiden: KITLV Press, pp. 260–281.</ref> dan [[cendana|kayu cendana]], yang digunakan untuk dupa dan obat. Daerah ini sempat dicatat sebagai daerah yang sangat produktif untuk pertanian.
 
Pada akhir abad ke-18, orang Belanda mendirikan perkebunan kopi di kaki barat [[Gunung Tambora]] dan dengan demikian menciptakan varian kopi Tambora. Letusan gunung ini di tahun 1815 adalah salah satu letusan gunung berapi yang paling kuat sepanjang masa, meletuskan debu dan abu seluas 160 &nbsp;km<sup>3</sup> ke atmosfer. Letusan ini juga menewaskan hingga 71.000 orang dan memulai periode pendinginan yang dikenal sebagai "[[Tahun tanpa musim panas]]" di tahun 1816. Tidak kurang, [[Kebudayaan Tambora]] yang terhubung dengan orang Papua juga disapu habis oleh letusan ini.<ref>{{Cite journal|last=Donohue|first=Mark|date=2008-01-03|title=The Papuan Language of Tambora|url=https://muse.jhu.edu/article/228921|journal=Oceanic Linguistics|volume=46|issue=2|pages=520–537|doi=10.1353/ol.2008.0014|issn=1527-9421}}</ref><ref>{{cite web|last1=Roach|first1=John|title="Lost Kingdom" Discovered on Volcanic Island in Indonesia|url=http://news.nationalgeographic.com/news/2006/02/0227_060227_lost_kingdom.html|website=National Geographic News|publisher=National Geographic Society|access-date=13 April 2018|date=February 27, 2006}}</ref>
 
== Wilayah administratif ==