Kelapa sawit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Menambahkan isu kelapa sawit dianggap sumber deforestasi Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor |
||
Baris 54:
|[[Berkas:Elaeis guineensis - Fruit and Spice Park - Homestead, Florida - DSC09011.jpg|120px]] || ''[[Elaeis guineensis]]'' [[Nikolaus Joseph von Jacquin|Jacq.]] || Kelapa sawit (afrika) ||Afrika barat dan barat daya, khususnya antara wilayah Angola dan Gambia
|-
|[[Berkas:Oilpalmmagdalenacolombia-2.jpg|120px]] || ''[[Elaeis oleifera]]'' ([[Carl Sigismund Kunth|Kunth]]) [[Santiago Cortés (botanist)|Cortés]]
|-
|}
Baris 80:
Kelapa sawit biasa ditemukan di daerah semak belukar dengan berbagai jenis tipe tanah seperti podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Jenis tanah tersebut memengaruhi tingkat produksi kelapa sawit, di mana produktivitas kelapa sawit yang ditumbuhkan di tanah podzolik lebih tinggi dibandingkan ditumbuhkan di tanah berpasir dan gambut. Kelapa sawit kurang optimal jika ditumbuhkan di Pulau Jawa karena jenis tanahnya yang kurang sesuai dengan jenis tanah yang mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28 °C dengan ketinggian 1-500 [[mdpl]] dan tingkat kelembapan 80-90%. Kecepatan angin yang optimal adalah 5–6 km/jam, di mana kecepatan angin akan membantu proses penyerbukan bunga kelapa sawit. Kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi yaitu sekitar 1500–4000 mm per tahun. Tingkat curah hujan memengaruhi jumlah pelepah yang dihasilkan oleh kelapa sawit. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Kebutuhan penyinaran kelapa sawit berada pada rentang normal yaitu 5-7 jam/hari, sehingga dalam perkebunan kelapa sawit jarak tanam dibuat dengan ukuran 9x9 meter agar setiap tumbuhan mendapatkan cukup cahaya.<ref>Kiswanto. 2008. ''Teknologi Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.</ref><ref name=":0">Pahan, I., 2006. ''Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.'' Jakarta.: Penebar Swadaya</ref>
==
=== Kelapa sawit di anggap sumber deforestasi ===
Isu deforestasi menjadi isu yang sering digunakan oleh NGO anti sawit yang bertujuan untuk menjatuhkan citra industri kelapa sawit Indonesia. Namun, perlu di ketahui bahwa deforestasi ada sejak kehidupan manusia bermula di bumi. Isu deforestasi ini juga sering menjadi perdebatan karena berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang telah di implementasikan oleh negara-negara maju, seperti kebijakan ''Embodied Deforestation'', ''Renewable Fuel Standards'', ''Renewable Energy Directives'', and ''Indirect Land Use Change'' . Isu deforestasi yang bermula adalah isu lingkungan hidup tiba-tiba berubah menjadi isu kebijakan perdagangan antar negara maju dengan negara berkembang. Faktanya berdasarkan data dari buku mitos fakta karya PASPI Indonesia, sumber deforestasi terbesar adalah dari peternakan, minyak olive dan kacang kedelai. Serta menurut Dr. Ir. Tungkot Sipayung, kebun sawit justru menjadi pusat reforestasi ekonomi, sosial dan ekologi lahan-lahan yang terbengkalai di Indonesia.
== Inovasi dalam produksi ==
|