Islam di Amerika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, removed stub tag
Nindya Devi (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
Baris 6:
 
=== Perbudakan ===
Sejumlah besar budak Muslim Afrika melek dalam bahasa Arab telah membuat mereka unik dalam komunitas budak. Terdapat biografi singkat dari setidaknya 75 budak yang dibawa ke Amerika Utara antara tahun 1730 dan 1860. Biografi paling awal yang diketahui adalah buku yang berjudul Some Memories of the Life of Job Ben Solomon yang berjumlah 54 halaman yang ditulis pada tahun 1734 oleh seorang Inggris. Dari kisah-kisah ini dan kisah-kisah lainnya, yang muncul adalah sejarah yang jelas tentang perjuangan untuk mempertahankan iman Muslim dan literasi [[bahasa Arab]]. Sebagian besar peneliti setuju bahwa budak yang terbukti paling sulit untuk masuk Kristen adalah Muslim. Muslim juga yang paling sulit dipertahankan dalam perbudakan yaitu pemberontakan budak pertama di Dunia Baru dipimpin oleh Muslim pada tahun 1522. Katolik berusaha untuk mengubah Muslim karena konversi memberikan pembenaran moral untuk institusi perbudakan, sementara Protestan umumnya menindas budak di alasan bahwa mereka akan terikat secara moral dengan budak bebas yang telah menjadi Kristen. Konversi paksa dan massal terus-menerus ditentang oleh banyak Muslim, seperti yang ditunjukkan oleh pemberontakan di Hindia Barat [[Prancis]] dan di Amerika Utara.
 
Ada berbagai laporan tentang kehidupan keagamaan budak Muslim dalam dokumen sejarah, mulai dari laporan tuan budak hingga laporan Works Progress Administration dari keturunan budak di awal abad kedua puluh. Praktik Muslim berupa [[Salat|sholat]] Dan [[puasa]], bersama dengan retensi kata-kata dan frasa Arab, menonjol dalam kisah-kisah ini. Meskipun doa adalah salah satu praktik keagamaan yang sering disembunyikan oleh para budak, catatan tentang doa-doa umum dicatat. Kisah [[Yarrow Mamout|Yarrow Mamont]] berdoa di depan umum dilaporkan oleh [[Charles Leale|Charles Peale]], yang melukis potretnya pada tahun 1819. Budak non-Muslim lainnya, seperti [[Charles Bally|Charles Ball]], yang menulis pada awal abad kesembilan belas, menceritakan tentang mendengar doa diucapkan dalam bahasa Arab. Budak Muslim di Brazil menggunakan sajadah—potongan kain atau kulit binatang—dan dilaporkan aktif berpuasa selama bulan [[Ramadan]] dan merayakan hari raya yang menandai berakhirnya Ramaḍān. Meskipun miskin, budak bahkan dikatakan telah memberikan hadiah apa pun yang mereka miliki.
 
Melalui iman, amalan, dan mimpi, Islam berhasil bertahan di Amerika terlepas dari kebrutalan dan dislokasi perbudakan. Tekad para budak Muslim Afrika sangat luar biasa. Gaya hidup khas kaum Muslim terpatri dalam kesadaran keturunan. Umat ​​Islam mengalami banyak kesulitan untuk mempertahankan kesopanan dalam menghadapi degradasi. Sebanyak pemilik budak mencoba membuat budak dipermalukan dengan membiarkan mereka telanjang, budak Muslim mengenakan pakaian sebanyak yang mereka bisa temukan, termasuk penutup kepala dan topi. Penggunaan nama Arab bersama dengan nama budak membantu dalam pelestarian identitas, dan nama-nama Muslim saat ini dapat ditemukan di antara orang-orang di seluruh Amerika dan Karibia. Sebagai contoh, Kepulauan Laut di lepas pantai [[Carolina Selatan]] dan Georgia menyediakan tempat penyimpanan budak-budak yang signifikan untuk nama-nama Muslim Afrika. Budak Muslim juga mempertahankan peraturan diet Islam terhadap daging babi meskipun sedikit, persembahan hidup perkebunan terbatas. Muslim dilarang makan daging mati, darah, dan daging babi dan minum anggur atau alkohol dalam bentuk lain. Di Karibia, budak dipaksa untuk minum alkohol sebagai bagian dari diet yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan diberikan sebagai bonus untuk kerja keras. Budak Muslim menolak alkohol dan babi dengan konsistensi sedemikian rupa sehingga setidaknya satu gubernur Karibia mengeluh secara tertulis bahwa hukuman lanjutan tidak berhasil. Ada catatan tambahan yang didokumentasikan tentang penolakan budak Muslim untuk makan daging non-halal (daging yang tidak disembelih menurut hukum Islam). Tradisi Islam lainnya, seperti sunat dan poligami, juga dipertahankan. Ada laporan dari Brasil tentang budak Muslim yang mempraktekkan sunat pada anak laki-laki pada usia sepuluh tahun. Praktek poligami, meskipun tidak tersebar luas di Amerika, dipahami di Barat sebagai ekspresi amoralitas alami budak.
 
Dalam beberapa catatan sejarah, budak Muslim digambarkan sebagai "sombong" atau "sombong" karena kegigihan mereka dalam menjalankan praktik keagamaan dan melek huruf. Satu akun dari Kuba mengklaim bahwa umat Islam tinggal untuk diri mereka sendiri. Pemisahan budak yang disengaja dari kelompok etnis yang sama memiliki efek yang sama pada Muslim seperti pada budak lain—hal itu menciptakan kesepian dan depresi. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa praktik Islam dan pengetahuan bahasa Arab bertindak sebagai pembangun jembatan budaya antara Muslim dari kelompok etnis yang berbeda. Meskipun beberapa budak Muslim melek huruf dan lainnya setengah melek huruf, perbudakan tetap menjadi keadaan hampir semua Muslim Afrika selama beberapa generasi di Amerika Utara. Namun, pada tahun 1837, beberapa dekade sebelum Proklamasi Emansipasi, Sir Andrew Halliday melaporkan bahwa Trinidad membanggakan komunitas Muslim yang bebas. Di Brasil, pada awal tahun 1850, banyak pelayan Muslim yang terikat kontrak mampu mengumpulkan sumber daya mereka untuk membeli kebebasan mereka dan kemudian tetap tinggal di negara itu atau kembali ke Afrika.