Burhan tertarik dengan dunia politik, tetapi keluarganya menginginkan dia menjadi seorang dokter. Setelah lulus Burhan berkiprah di dunia Jurnalistik dengan menjadi wartawan Harian ''Kami'' sampai koran itu dibredel pada tahun 1974. Baginya menjadi seorang wartawan adalah sebuah kebebasan yang menyenangkan, memiliki hubungan dengan banyak lapisan masyarakat, serta banyak membaca. Kemudian Burhan diangkat menjadi redaktur politik kemudian naik pangkat menjadi wakil pemimpin redaksi. Tahun 1980, setelah Burhan menyelesaikan pendidikannya di [[Universitas Cornell]], Burhan diangkat menjadi dosen tetap di FIS [[Universitas Indonesia]].<ref name=":0" />
== Kasus pelecehan seksual ==
Pada akhir tahun 2021, sejumlah mahasiswi yang pernah diajar oleh Burhan menceritakan kisah mereka yang menerima perlakuan tidak senonoh dari professor Burhan. Tindakan Burhan yang tidak senonoh kepada mahasiswinya dilaporkan telah diketahui sejak tahun 1990-an. Korban pelecehan seksual Burhan ini tidak hanya meliputi mahasiswi saja, namun juga kepada asistennya, yang merupakan seorang guru besar. Menurut laporan [[Tempo (majalah Indonesia)|majalah Tempo]], Burhan dikenal oleh mahasiswanya sebagai seorang "profesor genit".<ref name=":12">{{Cite news|last=Trianita|first=Linda|date=20 November 2021|title=Pelecehan Seksual Berdalih Bimbingan Skripsi|url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/164624/bagaimana-guru-besar-ui-dituduh-melakukan-pelecehan-seksual|dead-url=no|work=Tempo|archive-url=https://web.archive.org/web/20211209090350/http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache%3ATQ3ONLlEnEwJ%3Ahttps%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Flaporan-utama%2F164624%2Fbagaimana-guru-besar-ui-dituduh-melakukan-pelecehan-seksual&hl=en&gl=id&strip=1&vwsrc=0|archive-date=2021-12-09|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
Ketika dikonfirmasi mengenai perilakunya tersebut oleh wartawan Tempo, Riky Ferdianto, Burhan mengelak dan memintanya untuk menyerahkan nama-nama mahasiswi yang sudah menuduhnya melakukan perundungan seksual. Burhan juga menolak pengakuan salah satu mahasiswinya yang menyatakan bahwa ia pernah mengunci pintu ruang kerjanya di DPR saat menjadi anggota DPR dan berusaha untuk memeluknya. Ia menyatakan bahwa ruang kerjanya selalu terbuka dan ia tidak pernah mencium mahasiswinya tersebut.<ref>{{Cite news|last=Ferdianto|first=Riky|date=20 November 2021|title=Yang Akrab Memang Cipika-Cipiki|url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/164611/guru-besar-ui-ini-tertuduh-pelecehan-seksual-mahasiswa|work=Tempo|archive-url=https://web.archive.org/web/20211122033535/https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/164611/guru-besar-ui-ini-tertuduh-pelecehan-seksual-mahasiswa|archive-date=2021-11-22|access-date=9 Desember 2021|dead-url=no}}</ref>