Kerajaan Negara Dipa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 54:
Ampu Jatmika kemudian mendirikan kerajaan Negara Dipa bercorak Hindu tahun [[1387]]<ref name="Munoz 2009"/> dengan mendirikan negeri Candi Laras yang terletak pada sebuah anak sungai Bahan (di sebelah hilir). Ia menjadi bawahan raja kerajaan Kuripan, kerajaan lokal yang sudah lebih dahulu berdiri. Kemudian Empu Jatmika memerintahkan [[bentara kanan]] Tumenggung Tatahjiwa memperluas wilayah dengan menaklukan daerah batang [[Tabalong]], batang [[Balangan]], batang Pitap dan daerah perbukitannya sekitarnya (yang dihuni [[suku Dayak Meratus]]). Ia juga memerintahkan [[bentara kiri]] Arya Megatsari menaklukan daerah batang [[Distrik Batang Alai|Alai]], batang [[Distrik Labuan Amas|Labuan Amas]], batang [[Distrik Amandit|Amandit]] dan daerah perbukitan sekitar daerah-daerah tersebut. Setelah itu ia memindahkan ibu kota dari negeri Candi Laras ke negeri Candi Agung (candi kuno di hulu sungai Bahan) yang terletak di sebalik negeri Kuripan.
 
Seperti yang dijelaskan [[Tutur Candi]], Raja Kuripan yang tidak memiliki anak mengadopsi Ampu Jatmaka sebagai anak dan penerus takhta Kuripan.<ref name="Perspektif tanah jawa 2"/> Ampu Jatmaka merupakan penerus ayah angkatnya raja tua Kerajaan Kuripan, namun Ampu Jatmaka mengganggap dirinya hanya sebagai Penjabat Raja.<ref>Fudiat Suryadikara, Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu, Depdikbud, 1984</ref> (Sakai) dengan gelar ''Maharaja di Candi''. Negeri Kuripan, Negeri Candi Laras dan Negeri Candi Agung dan ditambah negeri Batung Batulis dan Baparada (= Balangan) yang disebutkan di dalam Hikayat Banjar Resensi II teks Cense, maka daerah-daerah inilah yang awal mula menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Negara Dipa. Empu Jatmika yang merupakan keturunan waisya (pedagang), membuatkan patung sepasang dewa dan dewi dari kayu jati di Candi Agung sebagai simbol ''raja'' yang disembah rakyat. Akan tetapi patung tersebut rusak sehingga diganti oleh patung angsa yang dibuat oleh orang Tiongkok.
 
Kalau nama Kuripan ini dipertentangkan dengan Negara-Daha kemudian, jelas keraton di atas Amuntai ini adalah Tanjungpuri. Pada saat Tanjungpuri masih Jaya, rupanya daerah Negara Dipa ini adalah bandar utamanya. Setelah Negara Dipa menjadi keraton dan pusat pemerintahan baru, bandar dipindahkan ke Daha. Setelah Daha diubah menjadi keraton dan pusat pemerintahan baru, bandar dipindahkan ke Muara Bahan (Marabahan).