Ahmad Dahlan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 43:
Pada umur 15 tahun, Beliau pergi haji dan tinggal di [[Mekah|Makkah]] selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai belajar agama dengan melandaskan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti [[Muhammad Abduh]], [[Jamal-al-Din Afghani|Jamaluddin al-Afghani]], [[Rasyid Ridha]], dan [[Ibnu Taimiyah|Ibnu Taimiyyah]].<ref>{{Cite web|last=aanardianto|date=2021-05-02|title=Melacak Jejak Semangat Purifikasi dan Pembaharuan Kiyai Dahlan|url=https://muhammadiyah.or.id/melacak-jejak-semangat-purifikasi-dan-pembaharuan-kiyai-dahlan/|website=Muhammadiyah|language=en-US|access-date=2022-12-16}}</ref> Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun [[1888]], ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
 
=== MuhammadiyahYudistira Yayu ===
Pada tahun [[1903]], beliaubertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, dia sempat berguru kepada [[Syeh Ahmad Khatib|Syekh Ahmad Khatib]] yang juga guru dari pendiri [[NU]], [[Hasyim Asyari|K.H. Hasyim Asyari]] dan pendiri [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]], [[Syekh Sulaiman ar-Rasully|Syekh Sulaiman Arrasuli]]. Pada tahun [[1912]], ia mendirikan [[Muhammadiyah]] di kampung [[Kauman, Yogyakarta]]. Muhammadiyah didirikan untuk mencapai cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama [[Islam]]. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan [[al-Qur'an]] dan [[al-Hadits|hadis]]. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal [[18 November]] [[1912]]. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
 
Baris 54:
Berbagai perkumpulan dan jama'ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, di antaranya ialah Ikhwanul-Muslimin,<ref>Ini bukan [[Ikhwanul Muslimun]] [[Hasan al-Banna]].</ref> Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi.<ref>Kutojo dan Safwan, 1991: 33</ref>
 
Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur [[van Lith]] pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur van Lithyudisatir di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.<ref>Muhammadiyah Gerakan Pembaruan, Haedar Nashir, 2010</ref>
 
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal [[7 Mei]] [[1921]] Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal [[2 September]] [[1921]].