Anti-pembunuhan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan paragraf ketiga |
wikifikasi |
||
Baris 1:
[[Berkas: Logosnks.gif|thumb|Logo ini, diciptakan oleh [[Glenn D. Paige]], menjelaskan konsep dari anti-pembunuhan yang dipadukan berdasarkan simbol [[Yin Yang]] dan penelitian termutakhir tentang sistem otak yang merangsang terjadinya emosi yang menciptakan emosi negatif dan positif dari manusia. Perubahan inisiatif secara analogis (blue), kemampuan manusia untuk tidak membunuh (putih), naluri untuk membunuh (merah).]]
'''Anti-pembunuhan''' merupakan suatu paham yang menginginkan ketiadaan [[pembunuhan]] dalam [[kehidupan]], ancaman pembunuhan, dan segala kondisi yang mengacu pada pembunuhan terhadap [[manusia]].<ref>Glenn D. Paige, ''Nonkilling Global Political Science.'' Center for Global Nonkilling, 2002; 3rd ed. 2009, page 1.[http://www.nonkilling.org/node/18]</ref> Walaupun penggunaan istilah tersebut dalam dunia [[akademis]] lebih cenderung merujuk pembunuhan terhadap manusia, tapi hal tersebut lebih diperluas untuk [[binatang]] maupun [[makhluk hidup]] yang lainnya.<ref>V. K. Kool and Rita Agrawal, "The Psychology of Nonkilling", in ''Toward a Nonkilling Paradigm'', edited by Joám Evans Pim. Honolulu: Center for Global Nonkilling, 2009 [http://en.wikiversity.org/wiki/Nonkilling_Psychology].</ref>Hal tersebut menjadikan suatu tradisi dalam paham "anti-pembunuhan" yang merupakan bagian dari Buddhist ethics yang terdapat pada sila pertama Pancasila<ref>Stewart McFarlane in Peter Harvey, ed., ''Buddhism.'' Continuum, 2001, page 187. Buddhist Scriptures in Pali language have explicit reference to nonviolence and nonkilling: monks should not only themselves abstain from killing but should also refrain from encouraging other people to kill themselves (Vinayapitaka III: .71-74)</ref>, dan memiliki kesamaan dengan semua agama yang ada di dunia.<ref>See http://en.wikiversity.org/wiki/School:Nonkilling_studies#Program_on_Nonkilling_Spiritual_Traditions</ref> Satu hal bukti nyata pentingnya "anti-pembunuhan", karena paham ini juga diterapkan pada "Piagam Dunia Tanpa Kekerasaan" <ref>8th World Summit of Nobel Peace Laureates, ''Charter for a World without Violence.'' Rome, December 15, 2007.[http://www.nobelforpeace-summits.org/CHARTER/charter.htm] </ref> yang disepakati pada Konferensi Dunia ke-8 untuk Nobel Peace Laureates.<ref>"To address all forms of violence we encourage scientific research in the fields of human interaction and dialogue and we invite participation from the academic, scientific and religious communities to aid us in the transition to nonviolent, and nonkilling societies".</ref>
Satu hal yang perlu diketahui, paham anti-pembunuhan bukanlah suatu paham yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi bagi suatu komunitas tertentu yang mengharapkan dunia tanpa pembunuhan, sebagaimana prinsip dari beberapa [[ideologi]] dan tradisi keagamaan yang melaknat penghilangan nyawa dari makhluk hidup. Sebagai suatu pergerakan yang bersifat tanpa batas (tidak untuk kalangan tertentu), paham ini berharap bagi dan untuk semua orang dalam kreatifitas dan kualitas usaha mereka demi memperjuangkan paham ini melalui [[pendidikan]], [[penelitian]], aksi sosial dan pembuatan peraturan. Paham ini mengharapkan pengembangan secara ilmiah, institusional, [[politik]], [[ekonomi]], dan spiritual. Itu semua untuk bertujuan untuk ketiadaan pembunuhan di kehidupan manusia. Selain itu juga, paham anti-pembunuhan secara [[liberal]] menangani isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat.<ref>Glenn D. Paige, ''Nonkilling Global Political Science.'' Center for Global Nonkilling, 2002; 3rd ed. 2009.[http://www.nonkilling.org/node/18]</ref>
== Referensi ==
|