Saudi Arabia tidak punya KUHP yang dikodifikasi, hukum-hukumnya berdasarkan interpretasinya terhadap hukum syariah. Di bawah kerangka ini, seks di luar nikah adalah ilegal. Hukuman untuk seks sesama jenis bervariasi tergantung pada keadaan: Jika seorang pria Non-Muslim melakukan hubungan seksual dengan pria Muslim, ataupun pria Muslim yang sudah menikah melakukan hubungan seksual sesama jenis. Maka hukumannya adalah hukuman mati. Sedangkan hukuman untuk perilaku sesama jenis dengan laki laki yang belum menikah adalah hukuman sampai 100 kali cambukan atau 1 tahun pembuangan.
Meskipun ada undang-undang yang menentang homoseksualitas, ada bukti dan sumber-sumber yang menunjukkan tingginya tingkat homoseksualitas yang terjadi di ibu kota Arab Saudi, [[Riyadh]].<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Bukti-bukti ini termasuk jurnalisme investigasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya<ref name=":0" />, studi yang dihasilkan dari pemerintah Saudi sendiri<ref name=":1" />, serta bukti bahwa anggota [[Wangsa Saud|keluarga Saud]] telah tertangkap basah melakukan homoseksualitas saat bepergian ke luar Arab Saudi<ref name=":2" /><ref name=":3" /><ref name=":4" /><ref name=":5" />.
== Homoseksualitas di Ibu Kota - Riyadh ==
Beberapa sumber informasi yang valid dan otentik memvalidasi dan mengkonfirmasi tingginya tingkat aktivitas homoseksual yang terjadi di Riyadh, Arab Saudi. <ref name=":1">{{Citation|title=Saudi Study: 23% of Arab Children Raped; 46% of Arab Students Homosexual|url=https://www.youtube.com/watch?v=MQ8PSKSWeEw|accessdate=2023-01-02|language=id-ID}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|last=Labi|first=Nadya|date=2007-05-01|title=The Kingdom in the Closet|url=https://www.theatlantic.com/magazine/archive/2007/05/the-kingdom-in-the-closet/305774/|website=The Atlantic|language=en|access-date=2023-01-02}}</ref> [[Al-Qur'an|Al-Quran]] secara resmi mengutuk homoseksualitas, tampak dari sumber-sumber informasi ini bahwa Arab Saudi bertentangan dengan hukum Al-Quran, secara dangkal mengesahkan hukum tetapi tidak menegakkannya (di mana hukum disahkan untuk penampilan internasional dan penegakan hukum yang nyaris nol menunjukkan realitas situasinya). Sebagai contoh, sebuah cerita yang dimuat di [[The Atlantic]] pada edisi Mei 2007 berjudul "The Kingdom in the Closet" membuktikan adanya "komunitas pria yang menikmati hubungan seks dengan pria lain" di Riyadh di mana kaum homoseksual Arab "bertemu di sekolah-sekolah, di kafe-kafe, di jalanan, dan di Internet".<ref name=":0" /> Seorang warga Suriah yang diwawancarai dalam artikel tersebut membuktikan bahwa Riyadh adalah "surga gay". Orang lain yang diwawancarai adalah seorang lesbian perempuan berusia 21 tahun bernama Yasmin yang tinggal di Riyadh. Dia menyatakan tentang keadaan amoralitas seksual di Riyadh bahwa "lebih mudah menjadi lesbian [daripada heteroseksual]. Ada banyak sekali orang yang beralih ke lesbianisme."<ref name=":0" /> Kutipan lain dari artikel mengenai homoseksualitas di Riyadh ada di bawah ini.<blockquote>"Di Arab Saudi, 'Lebih mudah menjadi lesbian [daripada heteroseksual]. Ada banyak sekali orang yang beralih ke lesbianisme," kata Yasmin, seraya menambahkan bahwa jumlah pria di kerajaan yang beralih ke seks gay bahkan lebih besar. 'mereka tidak benar-benar homoseksual,' katanya. 'Mereka seperti teman satu sel di penjara." <ref name=":0" /> - The Atlantic, edisi Mei 2007, artikel berjudul "Kerajaan di dalam Kloset"
"Bagi Talal, Riyadh menjadi pelarian. Ketika dia berusia 17 tahun dan tinggal di Damaskus, ayahnya memergokinya sedang berhubungan seks dengan seorang teman pria. Dia memukul Talal dan menghukumnya selama dua bulan, membiarkannya keluar rumah hanya setelah dia bersumpah bahwa dia tidak lagi tertarik pada pria. Wajah pucat Talal memerah merah padam saat ia mengingat rasa malunya karena mengecewakan keluarganya. Ingin sekali melepaskan diri dari beban harapan mereka, ia mengambil pekerjaan di Riyadh. Ketika ia mengumumkan bahwa ia akan pindah, ayahnya menjawab, 'Kamu tahu semua orang Saudi menyukai anak laki-laki, dan kamu berkulit putih. Berhati-hatilah. Talal senang menemukan kebenaran dalam peringatan ayahnya - kulitnya yang putih membuatnya menjadi hit di kalangan penduduk setempat." <ref name=":0" /> - The Atlantic, edisi Mei 2007, artikel berjudul "Kerajaan di dalam Kloset"
"Para pria gay yang saya wawancarai di Jeddah dan Riyadh tertawa ketika saya bertanya apakah mereka khawatir akan dieksekusi. Meskipun mereka takut pada mutawwa'in sampai tingkat tertentu, mereka percaya bahwa House of Saud tidak tertarik untuk memburu kaum homoseksual secara luas. Satu hal, upaya semacam itu mungkin akan membuat anggota keluarga kerajaan menjadi sorotan yang canggung. 'Jika mereka ingin menangkap semua orang gay di Arab Saudi,' Misfir, pemandu ruang obrolan saya, mengatakan kepada saya-mengulangi apa yang dia katakan sebagai komentar seorang petugas polisi-'mereka harus memasang pagar di seluruh negeri." <ref name=":0" /> - The Atlantic, edisi Mei 2007, artikel berjudul "The Kingdom in the Closet"</blockquote>Tampaknya juga ada penelitian Arab Saudi yang dilakukan oleh Kantor Pengawasan Masyarakat di negara Arab Saudi yang menemukan bahwa 46% pria Arab di Riyadh adalah homoseksual.<ref name=":1" /> Istana Yamamah berada di Riyadh, Arab Saudi yang menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan Saudi (keluarga Saud) yang mengesahkan undang-undang untuk monarki Arab Saudi. Ada beberapa contoh anggota keluarga yang tertangkap basah melakukan tindakan homoseksual selama perjalanan mereka ke Barat (Amerika Serikat, Inggris). Misalnya Saud bin Abdulaziz bin Nasser yang diadili atas pembunuhan sesama orang Arab selama perjalanan ke Inggris, terungkap selama persidangan pembunuhan karena telah melakukan hubungan seks homoseksual saat berada di Inggris.<ref name=":2">{{Cite news|date=2010-10-19|title=How murder exposed Saudi prince's homosexual life|url=https://www.bbc.com/news/uk-11492867|newspaper=BBC News|language=en-GB|access-date=2023-01-02}}</ref> Dalam contoh lain, Majed bin Abdullah bin Abdulaziz Al Saud, seorang anggota keluarga Saud, ditemukan telah meminta dan meminta tiga wanita di sebuah rumah besar di Los Angeles untuk "menonton Al Saud yang penisnya 'dibelai' oleh seorang ajudan laki-laki" dalam pertemuan homoseksual antara dia dan laki-laki lain. <ref name=":3">{{Cite web|last=Reynolds|first=Leda|date=2015-10-21|title=Cocaine-crazed Saudi prince 'pleasured by a man after telling women th|url=https://www.express.co.uk/news/world/613606/Saudi-prince-said-he-would-kill-women-who-snubbed-him-and-kinky-sex-sessions|website=Express.co.uk|language=en|access-date=2023-01-02}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|date=2015-10-24|title=A Saudi prince has been accused of abusing escorts in his LA mansion|url=https://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/new-abuse-allegations-against-saudi-prince-a6707186.html|website=The Independent|language=en|access-date=2023-01-02}}</ref><ref name=":5">{{Cite web|last=O'Grady|first=Siobhán|title=Saudi Arabia’s Royal Drug Problem|url=https://foreignpolicy.com/2015/10/26/saudi-arabias-royal-drug-problem/|website=Foreign Policy|language=en-US|access-date=2023-01-02}}</ref> Dalam pertemuan lain dengan wanita yang sama, dibuktikan bahwa Al Saud "berteriak 'Saya seorang pangeran dan saya melakukan apa yang saya inginkan'". Dengan demikian, masuk akal bahwa perjalanan mereka ke Barat bukanlah contoh pertama aktivitas homoseksual dalam hidup mereka, melainkan salah satu dari banyak kejadian dalam perilaku yang sudah mapan yang kembali ke perilaku di tanah air mereka. Karena keluarga kerajaan Saudi tinggal di Ridyadh, maka logis untuk menyimpulkan bahwa aktivitas yang ditemukan dalam perjalanan mereka ke Barat adalah hal yang lumrah di rumah keluarga Saud di Riyadh, Arab Saudi bagi anggota keluarga Saud untuk terlibat dalam aktivitas homoseksual. Logika ini juga didukung oleh artikel Atlantic dari bulan Mei 2007 berjudul "The Kingdom in the Closet" di mana laki-laki gay di Riyadh "tertawa ketika [pewawancara] bertanya apakah mereka khawatir akan dieksekusi" karena "mereka percaya bahwa keluarga Saud tidak tertarik dengan perburuan homoseksual yang meluas. Salah satunya, [karena] upaya semacam itu mungkin akan mengekspos anggota keluarga kerajaan pada pengawasan yang canggung."<ref name=":0" />
== Pranala luar ==
|