The Legend of No Man's Land: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Chipel (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 155:
[[Yan Fei]] menunggu kedatangan [[Zhu Fa Qing]] sambil menyembuhkan luka dalamnya, dia dengan cepat bisa sembuh karena pengetahuannya yang tinggi tentang Tan serta pil ajaib yang diberi oleh [[An Shi Qing]]. Benar saja [[Zhu Fa Qing]] datang dan sempat terheran-heran dengan kondisi [[Yan Fei]] yang segar bugar. [[Yan Fei]] berniat menghancurkan giok inti hati namun dihalang-halangi oleh [[Zhu Fa Qing]]. Meski berhasil mendapatkan giok itu tapi dilepaskan lagi karena saling menolak dengan tenaganya. Diapun lalu berusaha mengenyahkan [[Yan Fei]] secepat mungkin dengan menggunakan ilmu terbaiknya tapi semakin heran karena setiap kali [[Yan Fei]] selalu berhasil lolos.
[[Ji Qian Qian]] yang sedang melatih ilmu barunya ternyata dipergoki oleh [[Feng Niang]]. [[Ji Qian Qian]] yang takut [[Feng Niang]] akan melenyapkan ilmunya memohon sampai menangis. Tapi herannya [[Feng Niang]] justru pura-pura tidak tahu dia sedang melatih apa dan pergi meninggalkannya.
Di [[Jing Zhou]], [[Huan Xuan]] yang sedang ditemani penasehatnya [[Hou Liang Sheng]] didatangi oleh [[Ren Qing Di]] yang menawarinya kerjasama, [[Ren Qing Di]] berjanji akan memberinya hadiah yang pasti disukai [[Huan Xuan]], kepala raja Jing [[Sima YanYao]].
Pertarungan [[Yan Fei]] melawan [[Zhu Fa Qing]] memasuki tahap penentuan. Karena terlihat lemah, serangan [[Yan Fei]] kurang ditanggapi serius, akibatnya dia harus meregang kehilangan nyawa dengan kepala terpenggal. [[Ni Hui Hui]] yang mengetahui hal itu bersumpah untuk menuntut hutang darah, tapi [[Yan Fei]] sudah keburu pergi dengan membawa kepala [[Zhu Fa Qing]].
Para pendekar tanah tak bertuan yang tersisa justru mendapat bantuan dari hartawan [[Kong Jing]] untuk bisa bangkit kembali, mereka merencanakan membangun kekuatan secara sembunyi di alur sungai pengantin.
[[Ni Hui Hui]] membawa mayat [[Zhu Fa Qing]] ke tanah tak bertuan untuk mendapatkan penghormatan terakhir, siapa sangka dia justru dibokong oleh [[Yao Xing]] meski akhirnya sama-sama terluka hebat, tapi nyawa [[Ni Hui Hui]] selamat karena dia dibawa kabur oleh putrinya [[Zhu Wu Xia]]. Tapi [[Yao Xing]] berhasil mengambil kitab utuh ilmu 10 Tapak Mahayana yang tertato di badan [[Zhu Fa Qing]].
Rencana dijalankan, [[Tu Fung San]] dan [[Song Bei Feng]] pergi menemui biksu besar [[ZiZhi Dun]], sedangkan [[Liu Yu]] menemui jenderal [[Hu Bin]] untuk mengetahui situasi. [[Hu Bin]] yang memberitahunya bahwa [[Zhu Fa Qing]] telah mati di tangan [[Yan Fei]] menganggap inilah saat yang tepat bagi [[Liu Yu]] untuk tampil, tapi [[Liu Yu]] sempat kaget saat [[Hu Bin]] memberitahu bahwa syarat bagi [[Wang Gong]] untuk bisa bersekutu dengan [[Huan Xuan]] adalah menjadikan [[Wang Dan Zhen]] putrinya sebagai selir [[Huan Xuan]].
[[Yan Fei]] pergi ke [[Jian Jang]] untuk menemui biksu [[ZiZhi Dun]], di sana dia mendengar kabar bahwa raja Jing [[Sima YanYao]] telah mangkat serta [[Sima Dao Zi]] yang akan mengeksekusi orang-orang tanah tak bertuan. [[Yan Fei]] lalu bermaksud menemui dua sahabatnya [[Tu Fung San]] dan [[Song Bei Feng]] yang juga berada di sana dan bersembunyi, tapi saat mendatangi persembunyian mereka, [[Yan Fei]] justru menyaksikan mereka berdua dipermainkan hingga terluka parah oleh seseorang.
 
=== Volume 20 ===
[[Tu Fung San]] dan [[Song Bei Feng]] ternyata diserang oleh orang bertopeng yang memakai ilmu Cakar Iblis Langit,]. [[Yan Fei]] yang tidak bisa tinggal diam langsung menyerang orang itu. Dalam beberapa gebrakan orang itu mundur dan mengaku hanya ingin menjajal [[Yan Fei]] yang mampu menumbangkan [[Zhu Fa Qing]], orang itu ternyata adalah pengawal terkuat [[Sima Dao Zi]], [[Chen Gong Gong]] yang segera pergi setelah itu. Saat berdiskusi, [[Tu Fung San]] mendapat ide untuk bisa menyelamatkan orang-orang tanah tak bertuan yang akan dieksekusi [[Sima Dao Zi]].
[[Ren Qing Di]] memaksa [[Liu Yu]] untuk menemuinya di kuil tua, ternyata dia ingin mendapat kepastian bahwa 3 giok akan dikembalikan kepadanya. Tapi [[Liu Yu]] menjadi waspada saat menyadari [[Ren Qing Di]] punya keinginan untuk membunuhnya yang dianggap tidak lagi berguna karena sudah mendapat [[Huan Xuan]] sebagai beking. [[Liu Yu]] lolos dengan alasan akan mencari [[Yan Fei]] dan memintakan giok itu padanya. Dia lalu merundingkan keadaan yang terjadi dengan 3 sahabatnya plus biksu Zi[[Zhi Dun]]. Ternyata rencana [[Tu Fung San]] adalah menculik [[Sima Yuan Xian]] dan menukarnya dengan tawanan dari tanah tak bertuan. Sayangnya rencana ini bocor dan [[Yan Fei]] mendapati dirinya telah terkepung oleh [[Chen Gong Gong]] dan anak buahnya saat memasuki kediaman [[Sima Yuan Xian]], tapi keduanya menarik diri karena menyadari tak akan ada pemenang dalam pertempuran mereka.
[[SiamSima Yuan Xian]] sendiri sedang bersembunyi di sebuah kapal mewah, siapa sangka [[Liu Yu]] dan [[Tu Fung San]] menyatroninya karena ternyata bisa menebak hal itu dan punya rencana ganda. Dengan mudah mereka menawan [[SiamSima Yuan Xian]].
[[Yan Fei]] yang lolos dari kepungan bertemu dengan [[An Yu Qing]] yang memberitahunya tentang liku-liku perebutan 3 giok hati langit antara ayahnya, [[Jiang Ling Xiu]], dan [[Sun En]] yang ternyata saudara seperguruan. Ketiga giok itu diperebutkan karena disebut-sebut menjadi pintu untuk menjadi dewa. Tapi [[An Yu Qing]] sedikit kecewa karena [[Yan Fei]] kelihatan kurang tertarik, dia lalu pergi dengan alasan membantu [[Song Bei Feng]].
[[Yan Fei]] lalu diberi tugas oleh [[Tu Fung San]] untuk mengantarkan pedang [[Sima Yuan Xian]] ke [[Sima Dao Zi]] sebagai tanda bahwa anaknya telah ditawan. TakDi disangkatengah jalan dia tiba-tiba diserang oleh nyonya [[Man Miao]] yang dalam keadaan sekarat, di ujung ajal dia bercerita telah meracuni [[Sima Yao]] tetapi kemudia dikhianati oleh [[Huan Xuan]]. Setiba di kediaman [[Sima Dao Zi]] dia justru menawarkanditawari kerjasama oleh tuan rumah dengan membebaskanjaminan kebebasan tanah tak bertuan beserta penduduknya dan melepaskan status hukuman mati [[Liu Yu]], imbal baliknya [[Yan Fei]] harus memastikan tanah tak bertuan tidak direbut oleh partai [[Dua Danau]] dan pasukan benteng utara mampu menahan laju pasukan [[Huan Xuan]].
Berkat bimbingan [[Tu Fung San]], [[Sima Yuan Xian]] justru menyadari kebodohan dan kesombongannya selama ini dan bertekad menjadi pendekar besar tanpa mengandalkan namanya. [[Yan Fei]] yang menelusuri jejak [[Song Bei Feng]] justru harus menghadapi [[Sun En]] meski pertarungan mereka akhirnya digagalkan oleh tentara kerajaan. Dengan mengandalkan kepekaan giok, dia lalu mendatangi tempat [[Ni Hui Hui]] berada meski tahu [[Sun En]] terus menguntitnya.
[[Liu Yu]] dan [[Jiang Wen Qing]] yang sedang bercengkerama didatangi [[Gao Yan]] yang mengabarkan bahwa armada partai Dua Danau yang dipimpin [[Hao Zhang Ting]] sedang menuju tanah tak bertuan. [[Liu Yu]] tiba-tiba mendapatkan ide brilian untuk melakukan penyergapan 3 hari kemudian di sungai Huai.
[[Yan Fei]] bergerak mengikuti instingnya menuju kuil tempat [[Ni Hui Hui]] dan menemuinya di sana. [[Ni Hui Hui]] lalu membeberkan rahasia dirinya yang ternyata putri dari mahaguru Tao yang menjadi guru [[Sun En]], [[Jiang Ling Xu]], dan [[An Shi Qing]]. Dia juga membuka rahasia munculnya pintu dewa [[Dong Tian Fu Tie]] melalui 3 giok pusaka. Demi membantu keinginan [[Ni Hui Hui]] menuju ruang hampa, dia mencoba menggabungkan 3 giok pusaka itu untuk memunculkan pintu dewa. Kejadian itu juga dirasakan oleh [[Sun En]] yang menunggu di luar.
 
=== Volume 21 ===
Dua kutub giok ternyata saling menolak untuk digabungkan, [[Yan Fei]] lalu berusaha sekali lagi dengan sekuat tenaga tapi digagalkan oleh serangan [[Sun En]] yang membokongnya dari belakang.
Ternyata yang dimaksud ide brilian itu adalah penyergapan dengan menggunakan panah penghancur naga milik raja senjata [[Ji Bie]] untuk menenggelamkan kapal terkuat milik [[Hao Zhang Ting]]. Tapi itu saja tidak cukup, dibutuhkan ketepatan serta keberuntungan besar untuk melakukan rencana ini, hanya saja [[Liu Yu]] berhasil menjalankannya dengan sangat baik sehingga armada partai Dua Danau dalam sekejap hancur dimakan api. Armada [[Jiang Wen Qing]] yang sudah bersiap segera memberesi sisanya.
[[Sun En]] yang menyerang mendadak berhasil merampas salah satu kutub giok, tapi [[Yan Fei]] yang kepalang basah justru melempar giok satunya yang telah dilambari kekuatan Tan Jie ke arah [[Sun En]] yang menerimanya dengan menghadangkan giok satunya. Tapi keajaiban terjadi, benturan dua kekuatan besar justru menyatukan giok dan memunculkan ruang hampa pintu dewa Dong Tian Fu Tie meski hanya sekejap. Penyatuan itu menimbulkan ledakan besar yang mampu menciptakan lobang besar di tanah dan meratakan kuil, [[Yan Fei]] dan [[Sun En]] terluka parah, [[Ni Hui Hui]] meninggal dunia setelah sempat berwasiat ke [[Yan Fei]] untuk dikuburkan di tempat itu juga. Tak lama, [[Yao Xing]] dan kelompoknya muncul terpancing oleh bunyi ledakan, [[Yan Fei]] yang terluka parah tidak mampu melawan [[Yao Xing]] dan berhasil dirobohkan.
Koalisi pendekar di persembunyian merayakan keberhasilan menghancurkan armada Dua Danau. [[Liu Yu]] bahkan semakin diyakinkan oleh [[Jiang Wen Qing]] dan [[Zhuo Kuang Sheng]] bahwa dirinyalah anak langit yang sebenarnya dengan keberuntungan itu. Tapi rencana penyerbuan ke tanah tak bertuan menemui kendala saat [[Ji Bie]] memberitahu mereka bahwa [[Yao Xing]] telah membuat senjata jebakan kabut beracun Dao Re Feng.
[[Yao Xing]] membuat kesalahan dengan tidak membunuh [[Yan Fei]] dan hanya mengurungnya. Akibat kejadian terbukanya pintu dewa, kemampuan [[Yan Fei]] bertambah lagi setingkat. Dalam kurungan dia justru berhasil menciptakan satu tahap baru ilmu tanpa tanding bernama Rahasia Pintu Dewa. Dengan mudah dia meloloskan diri dari tempat itu dan [[Yao Xing]] hanya bisa marah dan menyesalinya.
[[Yan Fei]] lalu mendapat ide dan mengabari koleganya untuk segera menyerang tanah tak bertuan dalam 3 hari ke depan.
Di [[Jing Zhou]], [[Huan Xuan]] marah besar pada [[Nie Tian Huan]] atas kekalahan armadanya tapi berhasil ditenangkan penasehatnya [[Hou Liang Sheng]]. Sepeninggal [[Nie Tian Huan]], [[Huan Xuan]] lalu berbicara pendek dengan orang misterius di dalam ruangan itu yang memperkenalkan diri sebagai ketua partai iblis yang kabarnya telah musnah. Saat menuju kamarnya, [[Huan Xuan]] syok melihat selir kesayangannya, [[Wang Dan Zhen]], menggantung diri karena tak tahan atas penghinaan yang dideritanya.
[[Yan Fei]] pura-pura mabuk dan memancing [[Yao Xing]] untuk menyerangnya, saat itu terjadi dia berkelit dan segera pergi dari tempat itu. Ternyata serangan [[Yao Xing]] diarahkan [[Yan Fei]] untuk mengenai bangunan di belakangnya yang penuh dengan Dao Re Feng, akibatnya sangat mengerikan, pasukan [[Yao Xing]] bertumbangan di mana-mana. Koalisi pendekar yang menyaksikan dari jauh terkesima dengan ide [[Yan Fei]], apalagi setelah itu hujan turun dan menghilangkan kabut racun, mereka menganggap [[Yan Fei]] layaknya dewa karena tahu gerakan alam. Penyerbuan untuk merebut tanah tak bertuan kali ketigapun berjalan dengan sangat mudah. Setelah bereuni dengan koleganya di menara lonceng kuno, [[Yan Fei]] memutuskan untuk mengejar [[Yao Xing]] demi menuntaskan duri agar tidak menjadi onak kelak.
Markas partai [[Dua Danau]] mandi darah. Seluruh penghuninya habis di tangan satu orang saja, ketua partai iblis [[Xiang Yu Tian]]. Ternyata bisikan [[Huan Xuan]] adalah tentang ini. [[Hao Zhang Ting]] yang tidak mengira adanya serangan ini harus terima kenyataan mati dalam satu jurus. [[Nie Tian Huan]] yang lari bersama [[Yi Qing Ya]] dihadang oleh [[Wan Qi Ming Yao]], meski sempat menitipkan lambang partai dan menyuruh [[Yi Qing Ya]] kabur sejauh mungkin, [[Nie Tian Huan]] akhirnya tumbang di tangan wanita cantik misterius itu.
[[Yan Fei]] yang berhasil mengejar [[Yao Xing]] dihadang oleh 3 tetua partai iblis yang sudah berusia seratusan tahun dan sepertinya ada hubungan guru murid dengan [[Zhu Fa Qing]]. Pertempuran hidup mati tak terelakkan. Sebenarnya [[Yan Fei]] sudah hampir patah semangat, tapi kedatangan [[Ji Qian Qian]] melalui ilmu telepati membangkitkan semangatnya, dengan susah payah dia berhasil menumbangkan ketiganya meski dia sendiri terluka parah. Keder dengan kenyataan itu [[Yao Xing]] buru-buru minggat secepatnya.
[[Liu Yu]] yang sedang mengawasi pembangunan kembali tanah tak bertuan bagai disambar petir mendengar kematian [[Wang Dan Zhen]] dengan cara memilukan dari [[Jiang Wen Qing]]. Di selatan, dengan wajah pucat [[Xu Dao Fu]] keluar dari tempat pertapaan [[Sun En]] dan mengabarkan bahwa sang guru telah tiada.
 
=== Volume 22 ===
[[Sun En]] ternyata belum mati, tapi ambisinya lenyap tak berbekas, kini keinginannya hanya melatih ilmu saktinya Dafa Langit Kuning ke tingkat sempurna lalu menantang [[Yan Fei]] sekali lagi untuk memunculkan ruang hampa yang akan menjadi jalan baginya menjadi dewa. Dia menitipkan seluruh urusan duniawi kepada kedua muridnya. Di tempat lain, [[Yan Fei]] juga sedang menempa dirinya selain pemulihan setelah bertarung melawan 3 tetua partai iblis. Telepatinya dengan [[Ji Qian Qian]] membuatnya bergerak menuju utara untuk memberikan bantuan pada [[Tuoba Gui]] yang sedang dalam bahaya karena secara diam-diam akan diserbu dengan kekuatan besar oleh [[Murong Bao]] atas perintah ayahnya, [[Murong Chui]].
[[Gao Yan]] datang bersama [[Yi Qing Ya]] yang menyatakan niatnya untuk bergabung dengan koalisi pendekar serta meminta maaf atas kesalahan mendiang guru dan kakak seperguruannya pada [[Jiang Wen Qing]]. Ketulusan [[Jiang Wen Qing]] memaafkan kekasihnya membuat [[Gao Yan]] membalasnya dengan menelurkan ide brilian cara singkat menormalkan perekonomian tanah tak bertuan yang berantakan, yaitu dengan menjadikannya tempat wisata yang aman. Setelah memastikan ide itu berjalan sempurna, [[Liu Yu]] dan dua koleganya, [[Tu Fung San]] dan [[Song Bei Feng]], berpamitan untuk kembali ke benteng utara dan menjalankan amanat mendiang jenderal [[Xie Xuan]]. Saat itulah dia mengetahui bahwa [[Jiang Wen Qing]] sangat mencintainya, begitu juga dengan dirinya.
[[Sima Dao Zi]] memaksa [[Liu Lao Zhi]] yang telah melenyapkan saingannya [[He Jian]], berbagi kekuasaan dengan [[Liu Yu]]. Meski dengan pasukan seadanya, kemampuan strategi perang [[Liu Yu]] membuatnya tak terkalahkan di medan perang. Dalam beberapa kali pertempuran melawan pasukan Tai Ping pimpinan [[Xu Dao Fu]] serta [[Huan Xuan]] yang juga memberontak, dia berhasil memperoleh kemenangan gemilang. Namanya semakin terangkat dan rumornya sebagai anak langit berikutnya bertambah kuat.
[[Yan Fei]] berhasil membantu [[Tuoba Gui]] selamat dari serangan [[Murong Chui]] dan bahkan menguasai beberapa kawasan utara. Namun dia akhirnya memutuskan pergi karena muak dengan kebengisan [[Tuoba Gui]] yang tidak pernah mengampuni musuh-musuhnya sedikitpun. Kepergiannya diceritakan begitu rupa oleh [[Zhu Wu Xia]] yang kini telah menjadi wanitanya dan menimbulkan perasaan murka di hati [[Tuoba Gui]] yang menganggap [[Yan Fei]] tidak setia kawan. [[Yan Fei]] sendiri langsung menuju lobang besar yang timbul akibat kemunculan ruang hampa, ternyata [[Sun En]] juga telah di sana menunggunya. Tapi sebelum terjadi apa-apa, muncullah ketua partai iblis [[Xiang Yu Tian]] yang bermaksud menagih darah kepada [[Yan Fei]] atas kematian 3 tetuanya.
[[Sun En]] tahu benar tidak mudah bagi [[Xiang Yu Tian]] untuk bisa mengalahkan [[Yan Fei]] sehingga mempersilahkan mereka berdua bertanding, dia sendiri pergi setelah membuat janji tarung dengan [[Yan Fei]] satu bulan ke depan. [[Xiang Yu Tian]] dengan senjatanya cambuk Sarira Suci bertarung sengit dengan [[Yan Fei]], tapi dalam beberapa bentrokan dia menyadari butuh waktu sangat lama untuk menentukan pemenang. Mereka sepakat menghentikan pertarungan itu. [[Xiang Yu Tian]] yang menanyakan asal mula lobang besar itu terperangah mendengar penjelasan [[Yan Fei]]. [[Yan Fei]] sendiri yang mencoba mengorek misteri [[Mo Yi Ming]] tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Memaklumi keadaan, [[Xiang Yu Tian]] membuat janji tarung ulang setelah [[Yan Fei]] menyelesaikan urusannya dengan [[Sun En]] dan pergi meninggalkan tempat itu.
[[Yan Fei]] lalu pergi menemui bhiksu besar [[Zhi Dun]], darinya dia memperoleh keterangan panjang lebar mengenai [[Mo Yi Ming]], partai iblis, serta suku rahasia di gurun pasir. Dia berpamitan untuk memancing keluar penguntitnya yang ternyata cinta masa lalunya, [[Wan Qi Ming Yao]] yang mencoba merayunya untuk tidak berkonfrontasi dengan partai iblis. Tapi gadis itu tiba-tiba menyerang [[Yan Fei]] meski dengan mudah dipatahkan. [[Yan Fei]] sebelum pargi dengan tegas mengatakan bahwa urusannya dengan [[Xiang Yu Tian]] akan tetap diselesaikan sedangkan urusannya dengan gadis itu dianggapnya selesai malam itu juga.
Armada [[Huan Xuan]] yang disokong jagoan partai iblis dengan mudah menghancurkan armada [[Sima Dao Zhi]], [[Wang Guo Bao]] yang memimpin armada itu turut menjadi korban. [[Liu Yu]] sendiri di selatan berhasil menumpas pemberontakan Tai Ping dan menewaskan pemimpinnya, [[Xu Dao Fu]]. Perkembangan itu memojokkan posisi [[Liu Lao Zhi]] yang dengan terpaksa menyerahkan kepemimpinan benteng utara kepada [[Liu Yu]] sepenuhnya, dengan begitu dia telah memenuhi harapan mendiang gurunya jenderal besar [[Xie Xuan]].
Tanah tak bertuan telah kembali tentram, [[Yan Fei]] menyepi untuk menyempurnakan ilmu sakti Rahasia Pintu Dewa-nya. [[An Yu Qing]] yang misterius datang dan mengajaknya berdiskusi mengenai penembusan ruang hampa, siapa sangka percakapan itu justru membuka isi hati masing-masing. [[Yan Fei]] bahkan berjanji jika memang kelak bisa terus bersama, maka hanya akan ada 3 orang, dia, [[Ji Qian Qian]], dan [[An Yu Qing]]. [[An Yu Qing]] lalu pergi lagi dengan wajah gembira dan puas. [[Ji Qian Qian]] yang mendengar pembicaraan ini melalui telepati justru gembira dan menyetujuinya.
Dengan hati lapang [[Yan Fei]] berangkat memenuhi janji tarungnya dengan [[Sun En]] yang telah menunggunya. Pertarungan keduanya berlangsung sengit namun dalam nuansa yang damai. Hingga akhirnya keduanya berhasil membuka pintu ruang hampa untuk kedua kalinya, dan dengan penuh rasa terima kasih kepada [[Yan Fei]], [[Sun En]]-pun memasukinya seperti yang selama ini dia dambakan. Lenyapnya ruang hampa kembali membuat [[Yan Fei]] terluka tidak ringan. [[Xiang Yu Tian]] yang secara diam-diam berada di situ terkesima dengan apa yang barusan disaksikannya. Tapi mengetahui calon lawannya terluka, dengan jantan dia menunda pertarungan mereka selama sebulan.
[[Sima Dao Zhi]] terpojok di istana [[Jian Kang]] sambil menggendong raja baru yang masih bayi. Tak dinyana, [[Chen Gong Gong]] yang selama ini menjadi pengawalnya justru membelot ke [[Huan Xuan]] dan membunuh anaknya, [[Sima Yuan Xian]]. Kalap melihat kenyataan itu, [[Sima Dao Zhi]] justru membunuh bayi dalam gendongannya dan menantang [[Huan Xuan]] bertanding. Tapi dengan mudah [[Huan Xuan]] membunuhnya dan kemudian menduduki tahta yang diidam-idamkan. Kecongkakannya muncul seketika saat merasa kekuasaan seluruh negeri telah berada di genggamannya. Tak jauh dari situ, [[Xiang Yu Tian]] yang sedang bersama kekasihnya [[Wan Qi Ming Yao]] sedang risau dengan perkembangan [[Yan Fei]] yang di luar nalar.
 
=== Volume 23 ===
Keberhasilannya menduduki ibukota [[Jian Kang]] dan mendirikan dinasti baru membuat [[Huan Xuan]] lupa diri. Dia bahkan dengan bengis menghabisi semua pejabat dinasti lama dan mengusir semua orang yang tidak disukainya. Dengan cepat pamornya merosot dan dukungan rakyat justru beralih ke [[Liu Yu]] yang semakin kuat dan kini dengan pasukannya bahkan telah berada di luar ibukota untuk bersiap melakukan pertempuran penentuan dengan [[Huan Xuan]].
[[Yan Fei]] bereuni kembali dengan sahabat-sahabatnya itu di barak, mereka lalu membahas bagaimana cara terbaik menumbangkan [[Huan Xuan]]. [[Ren Qing Di]] yang sebelumnya menjadi sekutu [[Huan Xuan]] ternyata ada di tempat itu dan mengutarakan maksudnya bergabung, sebagai tanda ketulusan, dia membeberkan semua rencana dan kelemahan pasukan mantan sekutunya itu. Tetap saja ganjalan terbesarnya adalah keberadaan jagoan-jagoan tingkat tinggi partai iblis di dalam pasukan [[Huan Xuan]]. Di tengah diskusi mendadak terjadi serangan dari pasukan bertopeng utusan partai iblis, tapi dengan mudah [[Yan Fei]] melumpuhkan mereka semua hanya dalam satu serangan. Menyadari bahwa tidak ada yang bisa menangani keberadaan partai iblis kecuali dirinya, dia memutuskan mengambil alih tugas berat itu.
[[Xiang Yu Tian]] memutuskan untuk berlatih tingkat terakhir dari ilmu sakti Dafa Hati Iblis meski dia menyadari resikonya, karena baginya tak ada lagi cara lain untuk bisa menumbangkan [[Yan Fei]] saat ini selain dengan jurus terlarang itu. Dia berhasil dan dengan penuh percaya diri mendatangi tempat tarung yang dijanjikan. Pertarungan keduanya berlangsung dengan sangat seru dan mematikan, [[Yan Fei]] bahkan sampai perlu mengeluarkan ilmu sakti Rahasia Pintu Dewa untuk bisa mengimbangi [[Xiang Yu Tian]]. Dalam satu benturan puncak [[Xiang Yu Tian]] menyadari bahwa kemampuannya ternyata belum sanggup menumbangkan [[Yan Fei]] yang sebenarnya juga terluka parah. Tak disangka [[Wan Qi Ming Yao]] tiba-tiba muncul dan menyerang [[Yan Fei]] yang tanpa pertahanan sekuat tenaga, akibatnya [[Yan Fei]] langsung terlempar meregang nyawa dengan organ dalam hancur. Tapi serangan itu sepertinya membuka mata [[Wan Qi Ming Yao]] bahwa yang dicintainya adalah [[Yan Fei]]. Dia lalu berusaha bunuh diri dengan menusuk dadanya sendiri dengan pisau. [[Xiang Yu Tian]] seperti kalap menyaksikan kekasihnya bunuh diri, dengan kekuatan tersisa dia berusah membangkitkan kembali kekasihnya itu, tapi bukannya selamat dia justru kerasukan karena tidak mampu mengendalikan tenaga dalamnya. Sesaat sebelum pingsan dia melihat ada seseorang mendatangi mereka.
Setelah sadar [[Xiang Yu Tian]] terperangah menyadari bahwa luka dalamnya sudah sembuh dan melihat [[Yan Fei]] yang dikiranya sudah mati ternyata sedang berkonsentrasi menyembuhkan [[Wan Qi Ming Yao]]. Setelah selesai [[Yan Fei]] menjelaskan bagaimana dia bisa bangkit kembali dari kematian dengan menggunakan ilmunya. Sadar bahwa di atas langit masih ada langit [[Xiang Yu Tian]] akhirnya mengetahui bahwa ambisinya akan sia-sia belaka, dia lalu memutuskan untuk menarik dukungannya terhadap [[Huan Xuan]] dan kembali ke gurun pasir.
[[Huan Xuan]] murka mengetahui sekutunya ternyata menarik dukungan, dan berita itu dimanfaatkan dengan baik oleh [[Liu Yu]] yang segera menyerbu [[Jian Kang]] dan menguasainya dengan mudah. [[Huan Xuan]] yang berusaha melarikan diri sebisanya justru akhirnya terkepung , terjepit, dia memutuskan untuk adu jiwa dengan [[Liu Yu]]. Terbakar dendam pribadi, [[Liu Yu]] menyanggupi permintaan itu dan dengan segera terjadi pertempuran sengit. Sebenarnya ilmu [[Huan Xuan]] berada di atas [[Liu Yu]], tapi tekana psikologis membuat kemampuannya menurun drastis, [[Liu Yu]] yang melihat celah itu berhasil memanfaatkannya dan menewaskan [[Huan Xuan]], terbalas sudah penghinaan yang diterima [[Wang Dan Zhen]]. [[Liu Yu]] telah menggenapi ramalan mendiang [[Xie An]] sebagai pendiri dinasti berikutnya.
[[Yan Fei]] kembali ke tanah tak bertuan untuk melaksanakan kewajiban terberatnya, membebaskan [[Ji Qian Qian]] dari tangan [[Murong Chui]]. Kabar dari utara menyebutkan bahwa [[Murong Chui]] telah membentuk pasukan terkuat guna menghadapi [[Tuoba Gui]]. Meyakini bahwa jika [[Murong Chui]] benar-benar menggempur [[Tuoba Gui]] maka posisi [[Ji Qian Qian]] akan tanpa pengawalan, koalisi pendekar merencanakan serangan mendadak guna membebaskan [[Ji Qian Qian]]. [[Yan Fei]]-pun berangkat duluan untuk membuka jalan, tapi tak disangka dia justru dihadang oleh [[Xiang Yu Tian]] yang memberitahu bahwa pasukan tanah tak bertuan tak akan menang melawan [[Murong Chui]].
 
== Karakter ==
=== YanTanah FeiTak Bertuan ===
* Yan Fei </br> '''Yan Fei''' adalah pemuda pendatang di tanah tak bertuan (No Man’s Land). Nama kecilnya adalah Tuoba Han. Berjiwa lembut dan berhati lurus. Mempunyai senjata pusaka Pedang Bunga Asmara. Semula dia hanya pemuda tanggung pengawal bayaran yang kemudian menjadi sakti mandraguna setelah tanpa sengaja menelan intisari ramuan ajaib [[Tan Jie]] dan membaca kitab ramalan [[Zhou Yi]] pemberian perdana menteri [[Xie An]]. Dengan lantaran 3 giok pusaka Dong Tian dia justru mampu menciptakan ilmu sakti tanpa tanding bernama Ilmu Sakti Rahasia Pintu Dewa. Terombang-ambing di dalam konflik perebutan kekuasaan, tapi dia lebih memilih untuk membela tanah tak bertuan atas bujukan perdana menteri Jing [[Xie An]] dari rongrongan banyak pihak yang menginginkannya. Pria ini lebih beruntung lagi karena mendapatkan cinta sepenuh hati [[Ji Qian Qian]] dan [[An Yu Qing]]. Pemuda ini disebut-sebut sebagai putra tunggal ketua partai iblis terdahulu [[Mo Yi Ming]] karena banyaknya kemiripan yang dimiliki.
* Liu Yu </br> Tokoh ini sangat unik mengingat dari segi kemampuannya yang biasa-biasa saja, kecuali memang wataknya yang patriotik dan setia kawan. Menjadi orang kepercayaan dari perdana menteri kerajaan Jing [[Xie An]] yang meramalkan bahwa dirinya adalah putra langit yang akan mendirikan dinasti berikutnya. Ajaran strategi perang serta ilmu pedang yang didapatnya dari [[Xie Xuan]] serta keberuntungannya mempunyai banyak sahabat setia membuatnya menjadi orang terakhir yang berdiri dalam perebutan kekuasaan pasca runtuhnya dinasti Jing.
=== Liu Yu ===
* Ji Qian Qian </br> Wanita ini digambarkan sangat cantik, cerdik, dan bersahaja, sehingga tidak heran jika dia digilai banyak pria, tapi hanya [[Yan Fei]]-lah pria yang bisa mengikat hatinya. Dia merupakan anak angkat dari perdana menteri [[Xie An]]. Bahu-membahu menjadi dua sejoli yang membela kepentingan tanah tak bertuan.
Tokoh ini sangat unik mengingat dari segi kemampuannya yang biasa-biasa saja, kecuali memang wataknya yang patriotik dan setia kawan. Menjadi orang kepercayaan dari perdana menteri kerajaan Jing [[Xie An]] yang meramalkan bahwa dirinya adalah putra langit yang akan mendirikan dinasti berikutnya. Ajaran strategi perang yang didapatnya dari [[Xie Xuan]] serta keberuntungannya mempunyai banyak sahabat setia membuatnya menjadi orang terakhir yang berdiri dalam perebutan kekuasaan pasca runtuhnya dinasti Jing.
* Gao Yan </br> Tokoh bertubuh kecil ini memiliki keahlian untuk mendapatkan informasi betapapun sulitnya, asal dengan harga yang tepat. Sejalan dengan perjuangan [[Yan Fei]] sehingga banyak memberikan bantuan informasi penting kepadanya, tidak jarang hal itu dilakukannya gratis. Wataknya yang periang dan supel memudahkannya bergaul dengan banyak kalangan. Jatuh hati pada si Walet Putih Kecil [[Yi Qing Ya]].
=== Ji Qian Qian ===
* Jiang Wen Qing </br> Gadis ini adalah putri ketua partai Da Jiang, [[Jiang Hailiu]], selain itu dia juga mengepalai partai Han tinggalan Zu Lao Da. Selain mendapat bimbingan orang tuanya dia juga murid kesayangan bikhuni sakti [[Qing Jing]], kemampuannya tidak di bawah ayahnya. Salah satu pendekar yang menjadi ujung tombak bagi kemerdekaan tanah tak bertuan. Menaruh hati pada [[Liu Yu]].
Wanita ini digambarkan sangat cantik, cerdik, dan bersahaja, sehingga tidak heran jika dia digilai banyak pria, tapi hanya [[Yan Fei]]-lah pria yang bisa mengikat hatinya. Dia merupakan anak angkat dari perdana menteri [[Xie An]]. Bahu-membahu menjadi dua sejoli yang membela kepentingan tanah tak bertuan.
* Tu Fung San </br> Sebelumnya dia adalah pelayan keluarga Huan yang paling loyal, namun akhirnya beralir menjadi sahabat setia [[Yan Fei]] karena dikhianati majikannya sendiri. Kesaktiannya sudah sangat tinggi karena dia termasuk salah satu pendekar tingkat 9 luar, apalagi ditambah dengan pedang pusaka Bai Mu Han di tangannya. Perannya sangat penting dalam perjuangan mempertahankan tanah tak bertuan.
=== Gao Yan ===
* Murong Zhan </br> Orang ke-2 di suku [[Xian Bei]]. Gagah dan berjiwa terbuka, kemampuannya setara dengan [[Ren Yao]]. Dia merupakan pimpinan salah satu pasukan berkuda terbaik bernama Pasukan Penunggang Utara. Salah satu pendekar yang memperjuangkan tanah tak bertuan.
Tokoh bertubuh kecil ini memiliki keahlian untuk mendapatkan informasi betapapun sulitnya, asal dengan harga yang tepat. Sejalan dengan perjuangan Yan Fei sehingga banyak memberikan bantuan informasi penting kepadanya, tidak jarang hal itu dilakukannya gratis. Wataknya yang periang dan supel memudahkannya bergaul dengan banyak kalangan. Jatuh hati pada si Walet Putih Kecil [[Yi Qing Ya]].
* Zhuo Kuang Sheng </br> Pimpinan spiritual suku [[Yewo]], penduduk asli tanah tak bertuan. Dia sebenarnya adalah abdi setia [[Ren Yao]] karena sama-sama keturunan dinasti [[Wei]], tapi memutuskan berjuang untuk tanah tak bertuan sepeninggal majikannya itu.
=== Xie An ===
* Hu Lei Fang </br> Ketua partai [[Qiang]] ini salah satu pendekar muda yang mengabdikan dirinya bagi kejayaan tanah tak bertuan. Pendiam dan tenang, sahabat baik bagi [[Murong Zhan]].
Berjuluk '''An Gong'''. Dia adalah perdana menteri kerajaan Jing yang sedang dalam masa suram terancam runtuh. Namun kesetiaan orang ini tiada duanya meski hal itu menimbulkan banyak musuh bagi karirnya. Sangat cerdas dan teliti. Merasa bahwa hidupnya tidak lama lagi sehingga mempersiapkan [[Liu Yu]] sebagai tokoh yang kelak bisa menjaga kedamaian negeri. Meninggal setelah memberikan wasiat terakhirnya untuk [[Liu Yu]].
* Xiao Shi </br> Pelayan [[Ji Qian Qian]], meski tidak terlalu bisa silat namun kecakapannya bisa diandalkan. Selalu mengikuti kemanapun perginya majikannya.
=== Xie Xuan ===
* Ji Bie </br> Lelaki tinggi kurus ini berjuluk raja senjata rahasia karena keahliannya menciptakan senjata perang yang mematikan, seperti panah pembunuh naga dan Dao Re Feng. Salah satu konglomerat tanah tak bertuan yang menyokong perjuangan koalisi pendekar mempertahankan tanah kelahirannya.
Generasi terakhir dari keluarga bangsawan Xie, jenderal besar pemimpin pasukan benteng utara. Kesaktiannya bisa disejajarkan dengan penguasa utara [[Murong Chui]] ataupun pendekar nomor satu di selatan [[Sun En]]. Jenderal patriotik ini mati-matian mempertahankan kedaulatan Jing. Karena dia merasa hidupnya tidak akan melewati umur 45, dia menggembleng ilmu strategi kepada [[Liu Yu]] dengan harapan kelak muridnya akan mampu lebih baik daripada dia.
* Tuoba Yi </br> Orang paling menonjol di suku [[Xian Bei]], julukannya adalah Sepasang Golok Penghancur. Ilmu silat dan memanahnya dari atas kuda sedikit di atas sepupu sekaligus atasannya, [[Tuoba Gui]]. Salah satu pendekar yang menyumbangkan kemampuannya membela tanah tak bertuan.
=== Song Bei Feng ===
 
Pengawal pribadi keluarga Xie, mempunyai ilmu pedang yang sulit dicari tandingannya. Jujur, pendiam, dan sangat loyal. Salah satu sahabat yang disegani oleh [[Yan Fei]].
=== JiangBenteng Wen QingUtara ===
* Xie An </br> Berjuluk '''An Gong'''. Dia adalah perdana menteri kerajaan Jing yang sedang dalam masa suram terancam runtuh. Namun kesetiaan orang ini tiada duanya meski hal itu menimbulkan banyak musuh bagi karirnya. Sangat cerdas dan teliti. Merasa bahwa hidupnya tidak lama lagi sehingga mempersiapkan [[Liu Yu]] sebagai tokoh yang kelak bisa menjaga kedamaian negeri. Ayah angkat [[Ji Qian Qian]] ini meninggal setelah memberikan wasiat terakhirnya untuk [[Liu Yu]].
Gadis ini adalah putri ketua partai Da Jiang, [[Jiang Hailiu]], selain itu dia juga mengepalai partai Han tinggalan Zu Lao Da. Selain mendapat bimbingan orang tuanya dia juga murid kesayangan bikhuni sakti [[Qing Jing]], kemampuannya tidak di bawah ayahnya. Salah satu pendekar yang menjadi tameng bagi kemerdekaan tanah tak bertuan. Menaruh hati pada [[Liu Yu]].
* Xie Xuan </br> Generasi terakhir dari keluarga bangsawan Xie, jenderal besar pemimpin pasukan benteng utara. Kesaktiannya bisa disejajarkan dengan penguasa utara [[Murong Chui]] ataupun pendekar nomor satu di selatan [[Sun En]]. Jenderal patriotik ini mati-matian mempertahankan kedaulatan Jing. Karena dia merasa hidupnya tidak akan melewati umur 45, dia menggembleng ilmu pedang dan strategi kepada [[Liu Yu]] dengan harapan kelak muridnya akan mampu lebih baik daripada dia.
=== Tu Fung San ===
* Song Bei Feng </br> Pengawal pribadi keluarga Xie, mempunyai ilmu pedang yang sulit dicari tandingannya. Jujur, pendiam, dan sangat loyal. Salah satu sahabat yang disegani oleh [[Yan Fei]]. [[Xie Xuan]] mengutusnya untuk menjadi pelindung utama [[Liu Yu]] sepeninggalnya. Kontribusinya besar dalam upaya kemerdekaan tanah tak bertuan.
Sebelumnya dia adalah pelayan keluarga Huan yang paling loyal, namun akhirnya beralir menjadi sahabat [[Yan Fei]] karena dikhianati majikannya sendiri. Kesaktiannya sudah sangat tinggi karena dia termasuk salah satu pendekar tingkat 9 luar, apalagi ditambah dengan pedang pusaka Bai Mu Han di tangannya.
* Liu Lao Zhi </br> Panglima pasukan benteng utara bawahan jenderal besar [[Xie Xuan]], namun dia adalah mata-mata yang ditanam oleh [[Sima Dao Zi]]. Menjadi panglima utama benteng utara sepeninggal [[Xie Xuan]] setelah menang bersaing melawan [[He Jian]]. Pada akhirnya dia harus terima menjadi bawahan [[Liu Yu]] karena kalah pamor.
=== Tuoba Gui ===
* He Jian </br> Salah satu panglima benteng utara bawahan jenderal [[Xie Xuan]], kedudukannya setara dan secara aktif terus melakukan persaingan dengan [[Liu Lao Zhi]]. Sepeninggal [[Xie Xuan]], dia kalah dan tewas saat berebut menjadi panglima tertinggi benteng utara melawan saingannya itu.
Sejak kecilnya dia merupakan salah satu sahabat terbaik bagi [[Yan Fei]]. Namun wataknya berubah sadis saat dia sukses menancapkan kekuasaannya di utara dengan keberhasilannya menandingi musuh bebuyutannya, keluarga [[Murong]]. Pernikahannya dengan putri tunggal [[Zhu Fa Qing]], [[Zhu Wu Xia]], menjadi salah satu alasan perubahan wataknya itu.
 
=== Tuoba Yi ===
=== Aliran Budha Mi Lek ===
Orang paling menonjol di suku [[Xian Bei]], julukannya adalah Sepasang Golok Penghancur. Ilmu silat dan memanahnya dari atas kuda sedikit di atas sepupunya, [[Tuoba Gui]]. Salah satu pendekar yang menyumbangkan kemampuannya membela tanah tak bertuan.
* Zhu Fa Qing </br> Pemimpin besar agama [[Budha]] aliran Mi Lek yang tergolong sesat, berperawakan gendut namun kesaktiannya disebut-sebut setara dengan [[Sun En]]. Mendalami ilmu sakti Sepuluh Tapak Mahayana. Tapi suami dari [[Ni Hui Hui]] ini meremehkan kemampuan [[Yan Fei]] saat bertarung satu lawan satu yang membawanya pada kematian yang mengenaskan.
=== Murong Zhan ===
* Ni Hui Hui </br> Salah satu pemimpin agama [[Budha]] Mi Lek, guru dari [[Helian Bobo]] dan [[Hu Fei]]. Ayahnya adalah mahaguru Tao yang menjadi guru [[SunEn]], [[Jiang Ling Xu]], dan [[An Shi Qing]]. Kesaktiannya hanya setingkat di bawah suaminya, terkenal dengan Ilmu Sakti Pelacak Roh-nya yang bisa mengetahui keberadaan seseorang dalam radius tertentu. Istri dari [[Zhu Fa Qing]] ini akhirnya meninggal oleh ledakan besar akibat penyatuan 3 giok pusaka Dong Tian.
Orang ke-2 di suku [[Xian Bei]]. Gagah dan berjiwa terbuka, kemampuannya setara dengan [[Ren Yao]]. Dia merupakan pimpinan salah satu pasukan berkuda terbaik bernama Pasukan Penunggang Utara. Salah satu pendekar yang memperjuangkan tanah tak bertuan.
* Wang Guo Bao </br> Salah satu punggawa aliran [[Budha]] Mi Lek. Licik dan penuh perhitungan. Dia sebenarnya adalah menantu [[Xie An]]. Membelot menjadi bawahan [[Sima Dao Zi]] setelah kematian [[Zhu Fa Qing]]. Berseteru dengan para pendekar tanah tak bertuan. Tewas saat armada [[Sima Dao Zhi]] yang dipimpinnya diluluhlantakkan armada [[Huan Xuan]] yang memberontak.
=== Zhuo Kuang Sheng ===
* Helian Bobo </br> Murid dari [[Ni Hui Hui]] ini diselundupkan ke dalam tanah tak bertuan untuk menjadi mata-mata dan melakukan pengacauan, namun penyamarannya terbongkar oleh para pendekar tanah tak bertuan.
Pimpinan spiritual suku [[Yewo]], penduduk asli tanah tak bertuan. Dia sebenarnya adalah abdi setia [[Ren Yao]] karena sama-sama keturunan dinasti [[Wei]], tapi memutuskan berjuang untuk tanah tak bertuan sepeninggal majikannya itu.
* Hu Pei </br> Salah satu murid [[Ni Hui Hui]] yang disusupkan ke tanah tak bertuan dengan tujuan merebut partai Han dari dalam. Tapi ulahnya membunuh [[Zhu Tian Yun]] (Zu Lao Da) dibongkar oleh [[Jiang Wen Qing]] yang justru menjadi pimpinan partai Han berikutnya.
=== Hu Lei Fang ===
* Zhu Wu Xia </br> Dia adalah putri semata wayang pasangan pemimpin aliran [[Mi Lek]] [[Zhu Fa Qing]] dan [[Ni Hui Hui]]. Watak dan kemampuannya tidak berbeda jauh dengan ibunya. Menjadi pasangan [[Tuoba Gui]] sepeninggal kedua orang tuanya.
Ketua partai [[Qiang]] ini salah satu pendekar muda yang mengabdikan dirinya bagi kejayaan tanah tak bertuan. Pendiam dan tenang, sahabat baik bagi [[Murong Zhan]].
* Yao Xing </br> Murid tunggal [[Zhu Fa Qing]] ini sebenarnya putra dari salah satu jenderal utara bawahan [[Fu Jian]], [[Yao Chan]]. Menguasai aliran Mi Lek dengan cara mengkudeta ibu gurunya [[Ni Hui Hui]] serta mengambil kitab 10 Tapak Mahayana dari mayat gurunya. Kejam dan penuh perhitungan.
=== Xiao Shi ===
 
pelayan [[Ji Qian Qian]], meski tidak terlalu bisa silat namun kecakapannya bisa diandalkan.
=== MurongPartai ChuiDua Danau ===
* Nie Tian Huan </br> Ketua partai [[Dua Danau]], salah satu dari 3 partai terkuat penguasa sungai. Musuh besar [[Tu Fung San]] dan [[Jiang Wen Qing]]. Berjuluk Gelang Cahaya Langit Bumi. Partainya ditumpas habis oleh ketua partai iblis [[Xiang Yu Tian]] dan dia sendiri meregang nyawa di tangan [[Wan Qi Ming Yao]].
Salah satu jendral terkuat dari utara berjuluk Raja Tombak Utara. Ambisius, kejam, tapi bervisi luar biasa. Bercita-cita menyatukan seluruh wilayah utara dalam satu bendera di bawahnya. Rival utama jendral santun [[Xie Xuan]] karena memiliki tingkat kesaktian yang sebanding. Berseteru dengan [[Yan Fei]] akibat 2 hal: tanah tak bertuan dan [[Ji Qian Qian]].
* Yi Qing Ya </br> Gadis mungil lincah ini berjuluk si Walet Putih Kecil. Dia merupakan salah satu murid kesayangan ketua partai [[Dua Danau]] [[Nie Tian Huan]] dan adik seperguruan [[Zhao Hang Ting]]. Dia terpaksa mengikuti kemampuan partainya berusaha mengangkangi tanah tak bertuan, tapi belakangan malah menjadi sekutu setelah melihat ketulusan cinta [[Gao Yan]].
=== Murong Bao ===
* Hao Zhang Ting </br> Kakak seperguruan [[Yi Qing Ya]] dan orang nomor 2 di partai [[Dua Danau]]. Dia adalah mata-mata yang ditanam partainya untuk mengacaukan tanah tak bertuan meski akhirnya berhasil dibongkar kedoknya oleh [[Yan Fei]] dan [[Tu Fung San]]. Berkali-kali lolos dari kematian di tanah tak bertuan tapi justru tewas mengenaskan di markasnya sendiri saat partai Dua Danau dilenyapkan oleh ketua partai iblis [[Xiang Yu Tian]] seorang diri.
Putra [[Murong Chui]]. Berkarakter hampir sama persis dengan ayahnya.
 
=== Tie Zhi Xin ===
=== Partai Tai Ping ===
Ketua partai [[Huang He]], salah satu 3 besar penguasa sungai utara, musuh besar partai [[Da Jiang]] pimpinan [[Jiang Hailiu]]. Dia sebenarnya adalah informan sekaligus bawahan terpercaya [[Murong Chui]]. Terbunuh oleh [[Yan Fei]] setelah dikelabui oleh sekutunya sendiri [[Xu Dao Fu]] saat menjadi wakil [[Murong Chui]] menguasai tanah tak bertuan
* Sun En </br> Bangsawan sakti luar biasa berjuluk '''Tian Shi''', pemimpin aliran [[Tai Ping]] yang berjaya di selatan. Sebenarnya dia berambisi menumbangkan dinasti Jing dan menjadi penguasa mutlak kawasan selatan, tapi ambisinya pupus saat berhasil mengetahui rahasia giok pusaka [[Dong Tian]] bersama [[Yan Fei]]. Dengan bantuan [[Yan Fei]] dia berhasil masuk ke alam ruang hampa untuk menjadi dewa.
=== Ren Yao ===
* Lu Dun </br> Murid ''Tian Shi'' [[Sun En]]. Kakak seperguruan jenderal siluman [[Xu Dao Fu]]. Julukannya adalah siluman kelelawar.
Ketua partai [[Xiao Yao]] ini ahli dalam ilmu pedang, kejam dan sadis. Dia berusaha mengembalikan lagi kejayaan kerajaan [[Wei]] yang telah runtuh. Namun ambisinya pupus saat dia terbunuh [[Sun En]] dalam sebuah pertarungan.
* Xu Dao Fu </br> Murid ''Tian Shi'' [[Sun En]] dari partai [[Tai Ping]], adik seperguruan [[Lu Dun]]. Julukannya adalah jenderal siluman. Orang pertama yang mendapat cinta [[Ji Qian Qian]] sebelum [[Yan Fei]]. Digadang-gadang akan menjadi raja dinasti selanjutnya oleh gurunya, tapi harus terima kenyataan tewas saat kisruh perebutan kekuasaan melawan [[Liu Yu]].
=== Ren Qing Di ===
 
Gadis cantik ini adalah adik [[Ren Yao]], pembawaannya halus namun kejam dan cerdas. Sikapnya yang sebentar lurus sebentar sesat membingungkan banyak pihak. Dengan akal liciknya dia berusaha menghabisi [[Yan Fei]] dan [[Liu Yu]] dengan berbagai cara, namun tidak pernah berhasil.
=== ManPartai MiaoTai Yi ===
* Jiang Ling Xu </br> Ketua partai [[Tai Yi]] yang kesaktiannya setara dengan [[Ren Yao]], rivalnya. Dia dan partainya mempunyai rivalitas yang rumit dengan partai [[Tai Ping]] dan pemimpinnya, [[Sun En]]. Adik seperguruan raja pengolah Tan nomor satu [[An Shi Qing]]. Partainya dihancurkan oleh [[Ni Hui Hui]] beserta kelompoknya dari aliran [[Mi Lek]].
Wanita ini adalah istri [[Ren Yao]] dengan watak yang tidak begitu berbeda dengan suaminya. Sepeninggal suaminya dia dimanfaatkan [[Huan Xuan]] untuk membunuh raja Jing [[Sima Yan]], meski berhasil, dia sendiri juga terluka parah hingga akhirnya tewas karena bantuan [[Huan Xuan]] tak pernah datang.
* Feng Shan </br> Salah satu jagoan dari partai Tai Yi ini adalah murid utama sang ketua [[Jiang Ling Xu]]. Berusaha bergabung dengan tanah tak bertuan setelah markas partainya dilumat oleh aliran Mi Lek, tapi dihabisi oleh [[Yao Xing]].
=== Jiang Ling Xu ===
 
Ketua partai [[Tai Yi]] yang kesaktiannya setara dengan [[Ren Yao]], rivalnya. Dia dan partainya mempunyai rivalitas yang rumit dengan partai [[Tai Ping]] dan pemimpinnya, [[Sun En]]. Adik seperguruan raja pengolah Tan nomor satu [[An Shi Qing]].
=== SunPartai EnIblis ===
* Xiang Yu Tian </br> Pria ini adalah ketua partai iblis yang disegani. Dengan ilmunya Dafa Hati Iblis bisa dikatakan dia setara dengan [[Sun En]] maupun [[Yan Fei]]. Memegang senjata legendaris cambuk Sarira Suci. Semasa muda mempunyai hubungan cinta segitiga yang rumit dengan [[Wan Qi Ming Yao]] dan [[Yan Fei]]. Dia merupakan murid tunggal legenda misterius [[Mo Yi Ming]], ketua partai iblis terdahulu. Ambisinya adalah menegakkan asa partai untuk menjadi agama resmi negara.
Bangsawan sakti luar biasa berjuluk '''Tian Shi''', pemimpin aliran [[Tai Ping]] yang berjaya di selatan. Sebenarnya dia berambisi menumbangkan dinasti Jing dan menjadi penguasa mutlak kawasan selatan, tapi ambisinya pupus saat berhasil mengetahui rahasia [[Giok Hati Langit]] bersama [[Yan Fei]]. Dengan bantuan [[Yan Fei]] dia berhasil masuk ke alam ruang hampa untuk menjadi dewa.
* Wan Qi Ming Yao </br> Gadis ini dikatakan memiliki kecantikan yang menggetarkan, tidak heran jika dialah cinta pertama [[Yan Fei]] meski akhirnya memilih [[Xiang Yu Tian]], kakak seperguruannya. Salah satu anggota partai iblis.
=== Lu Dun ===
* Chen Gong Gong </br> Pendekar tua ini sebaya dengan [[Zhu Fa Qing]] dan [[Sun En]]. Dengan ilmunya Cakar Iblis Langit hanya sedikit dibawah [[Sun En]]. Salah satu orang yang disusupkan partai iblis ke dalam istana dan menyaru sebagai pengawal terkuat [[Sima Dao Zi]] yang akhirnya dikhianatinya.
Murid ''Tian Shi'' [[Sun En]]. Kakak seperguruan jenderal siluman [[Xu Dao Fu]]. Julukannya adalah siluman kelelawar.
* Mo Yi Ming </br> Mantan ketua partai iblis sekaligus guru [[Xiang Yu Tian]]. Dia konon ayah dari [[Yan Fei]] karena kemiripan yang dimiliki. Sepertinya memiliki hubungan spesial dengan pengawal [[Murong Chui]] [[Feng Niang]].
=== Xu Dao Fu ===
 
Murid ''Tian Shi'' [[Sun En]] dari partai [[Tai Ping]], adik seperguruan [[Lu Dun]]. Julukannya adalah jenderal siluman. Orang pertama yang mendapat cinta [[Ji Qian Qian]] sebelum [[Yan Fei]]. Digadang-gadang akan menjadi raja dinasti selanjutnya oleh gurunya, tapi harus terima kenyataan tewas saat kisruh perebutan kekuasaan melawan [[Liu Yu]].
=== YiPartai QingXiao YaYao ===
* Ren Yao </br> Ketua partai [[Xiao Yao]] ini ahli dalam ilmu pedang, kejam dan sadis. Dia berusaha mengembalikan lagi kejayaan kerajaan [[Wei]] yang telah runtuh. Namun ambisinya pupus saat dia terbunuh [[Sun En]] dalam sebuah pertarungan. Partainya bubar setelah itu.
Gadis mungil lincah ini berjuluk si Walet Putih Kecil. Dia merupakan salah satu murid kesayangan ketua partai [[Dua Danau]] dan adik seperguruan [[Zhao Hang Ting]]. Dia terpaksa mengikuti kemampuan partainya berusaha mengangkangi tanah tak bertuan, tapi belakangan malah menjadi sekutu setelah melihat ketulusan cinta [[Gao Yan]].
* Ren Qing Di </br> Gadis cantik ini adalah adik [[Ren Yao]], pembawaannya halus namun kejam dan cerdas. Sikapnya yang sebentar lurus sebentar sesat membingungkan banyak pihak. Dengan akal liciknya dia berusaha menghabisi [[Yan Fei]] dan [[Liu Yu]] dengan berbagai cara, namun tidak pernah berhasil. Demi ambisinya dia tidak segan-segan pindah kubu berkali-kali.
=== Hao Zhang Ting ===
* Man Miao </br> Wanita ini adalah istri [[Ren Yao]] dengan watak yang tidak begitu berbeda dengan suaminya. Sepeninggal suaminya dia dimanfaatkan [[Huan Xuan]] untuk meracuni raja Jing [[Sima Yao]], meski berhasil, dia sendiri juga terluka parah hingga akhirnya tewas karena bantuan [[Huan Xuan]] tak pernah datang.
Kakak seperguruan [[Yi Qing Ya]] dan orang nomor 2 di partai [[Dua Danau]]. Dia adalah mata-mata yang ditanam partainya untuk mengacaukan tanah tak bertuan meski akhirnya berhasil dibongkar kedoknya oleh [[Yan Fei]] dan [[Tu Fung San]].
 
=== Wang Dan Zhen ===
=== Wilayah Utara ===
Putri dari pejabat tinggi [[Wang Gong]]. Sangat mencintai [[Liu Yu]] yang berasal dari kalangan rendah. Kebimbangan [[Liu Yu]] dan kemauan ayahnya untuk menjodohkannya dengan penguasa bengis [[Huan Xuan]] membuatnya memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Kematiannya membuat [[Liu Yu]] sangat terpukul.
* Tuoba Gui </br> Sejak kecilnya dia merupakan salah satu sahabat terbaik bagi [[Yan Fei]]. Namun wataknya berubah sadis saat dia sukses menancapkan kekuasaannya di utara dengan keberhasilannya menandingi musuh bebuyutannya, keluarga [[Murong]]. Pernikahannya dengan putri tunggal [[Zhu Fa Qing]], [[Zhu Wu Xia]], menjadi salah satu alasan perubahan wataknya itu.
=== Sima Dao Zi ===
* Murong Chui </br> Salah satu jendral terkuat dari utara berjuluk Raja Tombak Utara. Ambisius, kejam, tapi bervisi luar biasa. Bercita-cita menyatukan seluruh wilayah utara dalam satu bendera di bawahnya. Rival utama jendral santun [[Xie Xuan]] karena memiliki tingkat kesaktian yang sebanding. Berseteru dengan [[Yan Fei]] akibat 2 hal: tanah tak bertuan dan [[Ji Qian Qian]].
Dia merupakan adik kaisar Jing [[Sima Yao]], kedudukannya sangat tinggi sederajat dengan [[Xie An]] sebagai penasehat kerajaan. Sejak semula memang mendengki dengan kesuksesan Xie An di mata rakyat, tidak heran jika dia selalu berusaha melenyapkannya dengan berbagai cara. Berusaha mempertahankan kekuasaan dinasti Jing tapi akhirnya tewas di tangan [[Huan Xuan]].
* Murong Bao </br> Putra [[Murong Chui]]. Berkarakter hampir sama persis dengan ayahnya.
=== Sima Yuan Xian ===
* Tie Zhi Xin </br> Ketua partai [[Huang He]], salah satu 3 besar penguasa sungai utara, musuh besar partai [[Da Jiang]] pimpinan [[Jiang Hailiu]]. Dia sebenarnya adalah informan sekaligus bawahan terpercaya [[Murong Chui]]. Terbunuh oleh [[Yan Fei]] setelah dikelabui oleh sekutunya sendiri [[Xu Dao Fu]] saat menjadi wakil [[Murong Chui]] menguasai tanah tak bertuan.
Putra [[Sima Dao Zi]]. Mulanya pemuda ini angkuh, sombong dan semaunya sendiri.
* Jiang Hailiu </br> Ketua partai [[Da Jiang]], sangat ahli dalam ilmu tombak. Ayah dari ketua partai [[Han]] [[Jiang Wen Qing]]. Partainya habis akibat jebakan dan penyergapan yang dirancang [[Huan Xuan]], dia sendiri terbunuh saat berusaha menyelamatkan [[Liu Yu]] dari keroyokan [[Tie Zhi Xin]] dan [[Nie Tian Huan]].
=== Liu Lao Zhi ===
* Fu Jian </br> Dia adalah raja [[Da Qin]] yang berhasil menyatukan 5 suku besar Hu. Kesombongannya menyebabkan dia berani menyerang ke selatan, meski akhirnya harus menanggung kegagalan akibat pengkhianatan dan kacaunya strategi.
Panglima pasukan benteng utara bawahan jenderal besar [[Xie Xuan]], namun dia adalah mata-mata yang ditanam oleh [[Sima Dao Zi]]. Menjadi panglima utama benteng utara sepeninggal [[Xie Xuan]] setelah menang bersaing melawan [[He Jian]].
* Qifu Guo Ren </br> Bertampang aneh tapi kemampuan tempurnya di atas rata-rata. Pada awalnya dia adalah pengawal [[Fu Jian]], namun menyeberang ke kubu [[Murong Chui]]. Tewas di tangan [[Yan Fei]] dengan tubuh terpotong saat berusaha menyergap [[Tuoba Gui]].
=== He Jian ===
 
Salah satu panglima benteng utara bawahan jenderal [[Xie Xuan]], kedudukannya setara dan secara aktif terus melakukan persaingan dengan [[Liu Lao Zhi]]. Sepeninggal [[Xie Xuan]], dia kalah dan tewas saat berebut menjadi panglima tertinggi benteng utara melawan saingannya itu.
=== ZhuWilayah Fa QingSelatan ===
* Huan Xuan </br> Pria ini menjadi gubernur [[Jing Zhou]] dengan jalan meracuni kakaknya sendiri, terkenal kejam namun berotak cerdas. Memegang golok pusaka Duan Yu Huan. Menjadi kepanjangan tangan dari Partai Iblis yang dikabarkan telah hilang. Mengkhianati anak buahnya sendiri [[Tu Fung San]] yang akhirnya membelot ke [[Yan Fei]]. Memberontak dan berhasil menumbangkan dinasti Jing, tapi kalah dan tewas mengenaskan dalam perebutan kekuasaan melawan [[Liu Yu]].
Pemimpin besar agama [[Budha]] Mi Lek yang beraliran sesat, berperawakan gendut namun kesaktiannya disebut-sebut setara dengan [[Sun En]]. Mendalami ilmu sakti Sepuluh Tapak Mahayana. Tapi suami dari [[Ni Hui Hui]] ini meremehkan kemampuan [[Yan Fei]] saat bertarung satu lawan satu yang membawanya pada kematian yang mengenaskan.
* Wang Dan Zhen </br> Putri dari pejabat tinggi [[Wang Gong]]. Sangat mencintai [[Liu Yu]] yang berasal dari kalangan rendah. Kebimbangan [[Liu Yu]] dan kemauan ayahnya untuk menjodohkannya dengan penguasa bengis [[Huan Xuan]] membuatnya memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Kematiannya membuat [[Liu Yu]] sangat terpukul.
=== Ni Hui Hui ===
* Sima Dao Zi </br> Dia merupakan adik kaisar Jing [[Sima Yao]], kedudukannya sangat tinggi sederajat dengan [[Xie An]] sebagai penasehat kerajaan. Sejak semula memang mendengki dengan kesuksesan [[Xie An]] di mata rakyat, tidak heran jika dia selalu berusaha melenyapkannya dengan berbagai cara. Berusaha mempertahankan kekuasaan dinasti Jing tapi akhirnya tewas di tangan [[Huan Xuan]].
Salah satu pemimpin agama [[Budha]] Mi Lek, guru dari [[Helian Bobo]] dan [[Hu Fei]]. Kesaktiannya hanya setingkat di bawah suaminya, terkenal dengan Ilmu Sakti Pelacak Roh-nya yang bisa mengetahui keberadaan seseorang dalam radius tertentu. Istri dari [[Zhu Fa Qing]] ini akhirnya tewas di tangan bawahan suaminya sendiri.
* Sima Yuan Xian </br> Putra [[Sima Dao Zi]]. Mulanya pemuda ini angkuh, sombong dan semaunya sendiri. Tapi setelah tertawan dan mendapat pengarahan dari [[Tu Fung San]] dia berbalik menjadi sadar dan bertekad untuk menjadi besar. Tapi kandas karena dirinya terbunuh oleh pengawal ayahnya sendiri yang ternyata antek partai iblis, [[Chen Gong Gong]], saat kisruh perebutan kekuasaan.
=== Wang Guo Bao ===
* Zhi Dun </br> Pimpinan utama [[Shaolin]]. Kharismatik dan penuh kewibawaan. Berusaha sepenuh hati mencegah meluasnya pengaruh aliran [[Mi Lek]] hingga rela pindah ke utara dan mendukung perjuangan koalisi pendekar tanah tak bertuan.
Salah satu pemimpin aliran [[Budha]] Mi Lek. Licik dan penuh perhitungan. Dia sebenarnya adalah menantu [[Xie An]]. Membelot menjadi bawahan [[Sima Dao Zi]] setelah kehancuran alirannya. Berseteru dengan para pendekar tanah tak bertuan. Tewas saat ibukota Jing diluluhlantakkan pasukan [[Huan Xuan]] yang memberontak.
* Qing Wang Shi </br> Dia merupakan jenderal bawahan [[Liu Yu]] setelah dirinya resmi memegang kekuasaan penuh di benteng utara. Memegang peranan penting dalam kemenangan [[Liu Yu]] melawan [[Huan Xuan]].
=== Helian Bobo ===
 
Murid dari [[Ni Hui Hui]] ini diselundupkan ke dalam tanah tak bertuan untuk menjadi mata-mata dan melakukan pengacauan, namun penyamarannya terbongkar oleh para pendekar tanah tak bertuan.
=== ZhuKarakter Wu XiaLain ===
* An Yu Qing </br> Gadis ini mempunyai kecantikan yang tidak kalah dengan [[Ji Qian Qian]], tapi mempunyai aura kharisma yang lembut dan menentramkan. Putri tunggal dari raja pengolah Tan nomor satu [[An Shi Qing]]. Kemunculannya selalu misterius sehingga tidak banyak yang tahu wajahnya, itulah kenapa [[Ren Qing Di]], musuh bebuyutannya, pernah mengaku sebagai dirinya untuk mengelabui [[Liu Yu]]. Dia, dan juga [[Ji Qian Qian]], adalah 2 wanita yang berjanji sehidup semati dengan [[Yan Fei]].
Dia adalah putri semata wayang pasangan pemimpin aliran [[Mi Lek]] [[Zhu Fa Qing]] dan [[Ni Hui Hui]]. Watak dan kemampuannya tidak berbeda jauh dengan ibunya. Menjadi pasangan [[Tuoba Gui]] sepeninggal kedua orang tuanya.
* An Shi Qing </br> Lelaki misterius ini terkenal sebagai raja pengolah Tan nomor satu, merupakan kakak seperguruan ketua partai [[Tai Yi]] [[Jiang Ling Xiu]] serta ketua partai [[Tai Ping]] [[Sun En]], mereka bertiga bermusuhan karena memperebutkan 3 giok pusaka [[Dong Tian]]. Ayah dari [[An Yu Qing]] ini pernah keracunan Tan hingga meninggalkan keluarganya dan hampir mencelakai [[Yan Fei]], namun akhirnya bersahabat setelah dengan tulus [[Yan Fei]] membantu menyembuhkan keracunannya itu. Sering menggunakan topeng sehingga terkenal dengan sebutan topeng setan.
=== Jiang Hailiu ===
Ketua partai [[Da Jiang]], sangat ahli dalam ilmu tombak. Ayah dari ketua partai [[Han]] [[Jiang Wen Qing]]. Partainya habis akibat jebakan dan penyergapan yang dirancang [[Huan Xuan]], dia sendiri terbunuh saat berusaha menyelamatkan [[Liu Yu]] dari keroyokan [[Tie Zhi Xin]] dan [[Nie Tian Huan]].
=== Huan Xuan ===
Pria ini menjadi gubernur [[Jing Zhou]] dengan jalan meracuni kakaknya sendiri, terkenal kejam namun berotak cerdas. Menjadi kepanjangan tangan dari Partai Iblis yang dikabarkan telah hilang. Mengkhianati anak buahnya sendiri [[Tu Fung San]] yang akhirnya membelot ke [[Yan Fei]]. Memberontak dan berhasil menumbangkan dinasti Jing, tapi kalah dalam perebutan kekuasaan melawan [[Liu Yu]].
=== Nie Tian Huan ===
Ketua partai [[Dua Danau]], salah satu dari 3 partai terkuat penguasa sungai. Musuh besar [[Tu Fung San]] dan [[Jiang Wen Qing]]. Berjuluk Gelang Cahaya Langit Bumi.
=== Fu Jian ===
Dia adalah raja [[Da Qin]] yang berhasil menyatukan 5 suku besar Hu. Kesombongannya menyebabkan dia berani menyerang ke selatan, meski akhirnya harus menanggung kegagalan akibat pengkhianatan dan kacaunya strategi.
=== Xiang Yu Tian ===
Pria ini adalah ketua partai iblis yang disegani. Kesaktiannya setara dengan [[Sun En]] maupun [[Yan Fei]]. Semasa muda mempunyai hubungan cinta segitiga yang rumit dengan [[Wang Qi Ming Yao]] dan [[Yan Fei]]. Dia merupakan murid tunggal legenda misterius [[Mo Yi Ming]], ketua partai iblis terdahulu. Ambisinya adalah menegakkan asa partai untuk menjadi agama resmi negara.
=== Wang Qi Ming Yao ===
Gadis ini dikatakan memiliki kecantikan yang menggetarkan, tidak heran jika dialah cinta pertama [[Yan Fei]] meski akhirnya memilih [[Xiang Yu Tian]]. Salah satu anggota partai iblis.
=== Chen Gong Gong ===
Pendekar tua ini sebaya dengan [[Zhu Fa Qing]] dan [[Sun En]]. Dengan ilmunya Cakar Iblis Langit hanya sedikit dibawah [[Sun En]]. Salah satu orang yang disusupkan partai iblis ke dalam istana dan menyaru sebagai pengawal terkuat [[Sima Dao Zi]] yang akhirnya dikhianatinya.
=== An Yu Qing ===
Gadis ini mempunyai kecantikan yang tidak kalah dengan [[Ji Qian Qian]], tapi mempunyai aura kharisma yang lembut dan menentramkan. Putri tunggal dari raja pengolah Tan nomor satu [[An Shi Qing]]. Kemunculannya selalu misterius sehingga tidak banyak yang tahu wajahnya, itulah kenapa [[Ren Qing Di]], musuh bebuyutannya, pernah mengaku sebagai dirinya untuk mengelabui [[Liu Yu]]. Dia, dan juga [[Ji Qian Qian]], adalah 2 wanita yang berjanji sehidup semati dengan [[Yan Fei]].
=== An Shi Qing ===
Lelaki misterius ini terkenal sebagai raja pengolah Tan nomor satu, merupakan kakak seperguruan ketua partai [[Tai Yi]] [[Jiang Ling Xiu]] serta ketua partai [[Tai Ping]] [[Sun En]], mereka bertiga bermusuhan karena memperebutkan 3 giok hati langit. Ayah dari [[An Yu Qing]] ini pernah keracunan Tan hingga meninggalkan keluarganya dan hampir mencelakai [[Yan Fei]], namun akhirnya bersahabat setelah dengan tulus [[Yan Fei]] membantu menyembuhkan keracunannya itu.
 
== Lihat pula ==
* [[Tapak Budha]]
* [[The Dragons]] – manhua aksi dari novel karya pengarang yang sama.
* [[The Dragons]]
* [[Long Hu Men]]
* [[Ksatria Langit]] atau [[Pedang Maha Dewa]] 3,5
* Trilogi [[Pedang Maha Dewa]]
 
== Pranala luar ==
 
{{manhua-stub}}
 
[[Kategori:Artikel kelas awal bertopik anime dan manga]]