Hamparan Perak, Deli Serdang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
Baris 16:
[[Berkas:Hamparan perak tempo dulu.jpg|jmpl|357x357px|Peringatan 17 agustus pada tahun 70-an di Hamparan Perak]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Administrateur Sijthof met J.H. Blumer op de tabaksplantage Boeloe Tjina van de Deli-Maatschappij TMnr 60015885.jpg|jmpl|Komoditas Tembakau Deli yang merupakan Komoditas yang banyak ditanam di Kecamatan Hamparan Perak Pada Masa Hindia Belanda]]
'''Hamparan Perak''' berada di Pesisir Timur Pulau Sumatra. Di masa kini, Hamparan Perak termasuk salah satu desa dalam kecamatan Hamparan Perak yang berafiliasi ke Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Negara Republik Indonesia. Berjarak 20  km dari Medan, Hamparan Perak adalah ibu kota terakhir dari Sepuluh Dua Kuta, sebuah kampung rintisan [[Guru Patimpus]] yang pertama kali beribu kota di Medan. Bagaimana ceritanya, akan kita telisik melalui catatan ini.
 
Kerajaan Haru.
Baris 149:
Sebagai bukti sejarah, nama Deli tercantum dalam “Daghregister” VOC di Malaka sejak April 1641, yang dituliskan sebagai Dilley, Dilly, Delli, atau Delhi. Berdasarkan cerita di atas, tidak berlebihan jika disebutkan nama Deli berasal dari Delhi, karena pendirinya memang berasal dari sana.
 
Setelah Gocah Pahlawan meninggal dunia, pada tahun 1653, putranya Tuanku Panglima [[Perunggit]] mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan kerajaannya dari Aceh. Istananya berada di Labuhan, kira-kira 20  km dari Medan.
 
Pada tahun 1720, putra mahkota Tuanku Umar diusir, sehingga menyebabkan pecahnya Deli dan dibentuknya Kesultanan Serdang. Setelah itu, Kesultanan Deli direbut Kesultanan Siak Sri Indrapura dan Aceh.
Baris 181:
 
{{Authority control}}
 
{{kecamatan-stub}}