Bukit Asam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Update data perusahaan
k Perbaikan pranala
Baris 34:
| homepage = {{URL|www.ptba.co.id}}
}}
'''PT Bukit Asam Tbk''' adalah bagian dari [[MIND ID]] yang terutama bergerak di bidang [[pertambangan]] [[batu bara]]. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memegang lima [[Izin Usaha Pertambangan]] (IUP) dengan total luas lahan mencapai 68.777 hektar yang total cadangan batu baranya mencapai 3.053 juta ton. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki pelabuhan di [[Tarahan, Katibung, Lampung Selatan|Tarahan]] serta dermaga di [[Teluk Bayur]] dan [[Kertapati, Palembang|Kertapati]].<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Gedung_Lapangan_Tiga_Sawahlunto_2019.jpg|jmpl|200px|[[Kantor Bukit Asam Sawahlunto|Kantor Bukit Asam]] di [[Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]].]]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1919 saat Tambang Air Laya di [[Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim|Tanjung Enim]] mulai dioperasikan dengan menggunakan metode [[penambangan terbuka]]. Pada tahun 1923, Tambang Air Laya mulai menggunakan metode [[penambangan bawah tanah]]. Pada tahun 1938, Tambang Air Laya mulai beroperasi secara komersial. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950, pemerintah membentuk sebuah [[perusahaan negara]] (PN) dengan nama '''PN Tambang Arang Bukit Asam''' (TABA) untuk mengelola Tambang Air Laya. Pada bulan Maret 1981, status perusahaan ini diubah menjadi [[persero]] dengan nama '''PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)''' atau biasa disingkat menjadi PTBA. Pada tahun 1990, pemerintah menggabungkan [[Perum Tambang Batubara]] ke dalam perusahaan ini. Pada tahun 1993, pemerintah menugaskan perusahaan ini untuk berbisnis di bidang produksi [[briket]] batu bara. Pada bulan Desember 2002, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]].
 
Pada tahun 2015, Menteri ESDM, [[Sudirman Said]], meresmikan pengoperasian PLTU Banjarsari yang berkapasitas 2x110 MW, serta meletakkan batu pertama pembangunan PLTU Banko Tengah yang berkapasitas 2x620 MW di [[Tanjung Agung, Muara Enim|Tanjung Agung]]. Menteri Perhubungan, [[Ignasius Jonan]], juga meresmikan [[Pelabuhan Tarahan]] sebagai dermaga batu bara dan pelabuhan curah terbesar di [[Asia Tenggara]] dengan kapasitas mencapai 25 juta ton dan dapat disandari oleh kapal dengan [[beratbobot mati]] hingga 210.000 DWT. Pada tahun 2015 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT [[Bumi Sawindo Permai]], PT [[Satria Bahana Sarana]], PT [[Tabalong Prima Resources]], dan PT [[Mitra Hasrat Bersama]] yang masing-masing bergerak di bidang perkebunan [[kelapa sawit]], [[kontraktor penambangan]], pertambangan batu bara, dan infrastruktur penambangan batu bara.
 
Pada tahun 2017, pemerintah menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Indonesia Asahan Aluminium]] sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang industri pertambangan. Pada tahun 2018, perusahaan ini menyepakati pembiayaan pembangunan PLTU Sumsel-8 dengan [[China Export Import Bank]]. Pada tahun 2019, Tambang Ombilin milik perusahaan ini ditetapkan sebagai [[Warisan Budaya Dunia]] oleh [[UNESCO]].<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.ptba.co.id/tentang/profil-perusahaan#sejarah-perusahaan|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Bukit Asam Tbk|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref>