Abu al-Mafakhir dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Pranala luar: clean up, removed stub tag |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox
| name = Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir
|
| caption = [[Upacara]] [[Khitanan]] Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdulkadir Menurut [[Karya]] Grafis [[Prancis]] abad ke-18
|
|
| predecessor = [[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
| regent = Jayanegara (1596-1602)<br>Ranamanggala (1609-1624)
| successor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
| birth_date = {{birth date|1596|01||df=yes}}
| birth_place = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten]]
| death_date = {{death date and age|1651|03|10|1596|df=yes}}
| death_place =
| burial_place = Pemakaman Kenari, [[Kasemen, Serang|Kasemen]]
|
| issue = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Pangeran Abu al-Ma'ali Ahmad]] (Putera mahkota)
| father = [[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
|
| occupation =
|
| religion = [[Islam]] [[Sunni]]
| predecessor2 =
| successor2 =
| honorific-prefix =
| honorific-suffix =
| imagesize =
| smallimage =
| vicepresident =
| viceprimeminister =
|
| lieutenant =
|
|
| primeminister =
| taoiseach =
| chancellor =
|
| governor-general =
| governor_general =
| succeeding =
| constituency =
|
|
|
| term_start2 =
|
| vicepresident2 =
| viceprimeminister2 =
| deputy2 =
| lieutenant2 =
| monarch2 =
| president2 =
| primeminister2 =
| governor2 =
| succeeding2 =
| constituency2 =
|
| restingplacecoordinates =
|
| party =
| otherparty =
|
|
|
|
| profession =
| website = | facebook =
| facebookpage =
|
}}
'''Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdulkadir''' atau dikenal dengan '''Pangeran Ratu''' atau '''Sultan Agung''' adalah raja ke-4 [[Kesultanan Banten]] yang bertakhta dari tahun 1624 hingga 1651. Dia merupakan putra [[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]<ref>{{Cite news|date=2015-06-18|title=Silsilah Sultan Sultan Banten dan Keturunannya {{!}} Ranji Sarkub|url=http://ranji.sarkub.com/silsilah-sultan-sultan-banten-dan-keturunannya/|dead-url=yes|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20170202124827/http://ranji.sarkub.com/silsilah-sultan-sultan-banten-dan-keturunannya/|archive-date=2017-02-02|access-date=2017-04-14}}</ref> yang menjadi raja pertama di [[Pulau Jawa]] yang menggunakan gelar "[[Sultan]]".<ref name=":0">Titik Pudjiastuti, (2007), ''Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.</ref><ref>{{Cite web|title=4.1.1.1.1.1.1. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir / Pangeran Ratu d. 1651 - Rodovid ID|url=http://id.rodovid.org/wk/Orang:779476|website=id.rodovid.org|language=id|access-date=2017-04-14}}</ref> Sultan Abul Mafakhir wafat pada tanggal [[10 Maret]] [[1651]] dan dimakamkan di Pemakaman Kenari Banten yang saat ini terletak di [[Kasemen, Serang|Kec. Kasemen]], [[Kota Serang]].<ref>{{Cite news|last=sorasoca|title=Ziarah Situs Makam Kenari - Qubicle|url=https://qubicle.id/story/ziarah-situs-makam-kenari|dead-url=yes|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20170415011421/https://qubicle.id/story/ziarah-situs-makam-kenari|archive-date=2017-04-15|access-date=2017-04-14}}</ref><ref>Drs. H. Tri Hatmadji, (2005), ''Ragam Pusaka Budaya Banten'', Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, ISBN 979-99324-0-8.</ref>
==
[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]], ayah dari Abul Mafakhir wafat pada tahun 1596 di [[Palembang]] dalam pertempuran laut melawan armada [[Kesultanan Palembang|Palembang]]. Kemudian pada tanggal [[23 Juni]] [[1596]], Abul Mafakhir yang baru berusia lima bulan belum diangkat menjadi raja Banten ke-4, sementara untuk menjalankan roda pemerintahan ditunjuklah Mangkubumi Jayanegara sebagai [[Wali penguasa|walinya]]. Pada tahun 1602, Mangkubumi Jayanegara meninggal, jabatannya digantikan oleh adiknya. Namun [[17 November]] [[1602]] ia dipecat karena berkelakuan tidak baik. Khawatir akan terjadi perpecahan dan iri hati dalam keluarga kesultanan, maka pemerintahan diputuskan untuk tidak dipegang oleh mangkubumi, tetapi langsung oleh Ibunda Sultan, Nyimas Ratu Ayu Wanagiri. Pada [[8 Maret]] [[1608]] sampai [[26 Maret]] [[1609]] terjadi perang saudara di antara keluarga kerajaan. Melalui usaha Pangeran [[Jayakarta]] akhirnya perang dapat dihentikan dan perjanjian damai dapat disepakati bersama. Banten kembali aman, kemudian di tahun 1609 diangkatlah Pangeran Arya Ranamanggala sebagai mangkubumi baru sekaligus menjadi wali dari sultan muda. Untuk menertibkan keamanan negara, Ranamanggala menghukum para pangeran dan penggawa yang telah melakukan penyelewengan. Januari 1624, Pangeran Arya Ranamanggala mundur dari jabatannya karena sakit. Saat itu Abul Mafakhir sudah cukup dewasa, sehingga kekuasaan atas Kesultanan Banten sepenuhnya dipegang oleh Sultan Abul Mafakhir. Dua tahun kemudian tepatnya 13 Mei 1626 Pangeran Arya Ranamanggala meninggal dunia.<ref name=":1">{{Cite news|date=2016-12-06|title=SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA|url=http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|dead-url=yes|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|archive-url=https://web.archive.org/web/20170208040038/http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|archive-date=2017-02-08|access-date=2017-04-14}}</ref>
== Masa pemerintahan ==
=== Konflik dengan VOC ===
Keinginan [[VOC]] untuk melakukan monopoli perdagangan lada di Banten merupakan sumber konflik antara Banten dan VOC, karena sultan Abdulmufakhir menolak mentah-mentah kemauan [[VOC]] tersebut yang hendak memaksakan monopoli perdagangan. Dengan semakin kuatnya kedudukan VOC di [[Batavia]] sejak 1619, konflik antara kedua belah pihak kian memuncak. VOC menerapkan blokade terhadap pelabuhan niaga Banten dengan melarang dan mencegat jung-jung dari Cina dan perahu-perahu dari [[Maluku]] yang akan berdagang ke pelabuhan Banten. Blokade ini mengakibatkan pelabuhan Banten menjadi tidak berkembang sehingga mendorong orang-orang Banten untuk memprovokasi VOC. Tindakan ini dibalas oleh VOC dengan melakukan ekspedisi ke Tanam, [[Anyer]], dan [[Lampung]]. Bahkan [[Banten Lama|Kota Banten]] sendiri berkali-kali diblokade. Situasi ini mendorong terjadinya perang antara Banten dan VOC pada bulan November 1633. Enam tahun kemudian, kedua belah pihak menandatangani perjanjian perdamaian meskipun selama dua dasawarsa berikutnya hubungan mereka tetap tegang.<ref name=":1" />
=== Konflik dengan Mataram ===
Di timur, [[Kesultanan Mataram]] yang dipimpin oleh [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]] sejak [[1613]] menerapkan politik ekspansi yang bertujuan untuk menyatukan seluruh [[Jawa]] di bawah kepemimpinan Mataram.<ref>{{Cite web|last=Arizal|first=Masril|title=Mataram Punya Ambisi Kuasai Jawa, tapi Selalu Gagal, karena Kerajaan di Jawa Barat Tak Pernah Bisa Dikalahkan|url=https://indramayu.pikiran-rakyat.com/nusantara/pr-114638213/mataram-punya-ambisi-kuasai-jawa-tapi-selalu-gagal-karena-kerajaan-di-jawa-barat-tak-pernah-bisa-dikalahkan|website=indramayu.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2023-02-27}}</ref><ref>{{Cite web|last=Yogyakarta|first=Taman Budaya|title=Puncak Kekuasaan Mataram Politik Ekpansi Sultan Agung|url=https://tby.jogjaprov.go.id/post/buku-perpustakaan/detail/puncak-kekuasaan-mataram-politik-ekpansi-sultan-agung.html|website=Taman Budaya Yogyakarta {{!}} buku-perpustakaan|language=en|access-date=2023-02-27}}</ref> Sultan Agung menganggap Banten harus menjadi bagian dari Mataram karena Banten dahulunya adalah bagian dari [[Kesultanan Demak]] yang mendahului Mataram.<ref>{{Cite book|last=Sidiq|first=Ricu|last2=Najuah|first2=Najuah|last3=Lukitoyo|first3=Pristi Suhendro|date=2020-09-25|url=https://books.google.com/books?id=Fh3_DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA29&dq=Banten+bagian+Demak+%22Sultan+Agung%22&hl=en|title=Sejarah Indonesia Periode Islam|publisher=Yayasan Kita Menulis|isbn=978-623-6761-12-0|language=id}}</ref> Di tahun [[1619]], [[Kesultanan Cirebon]] tunduk sebagai vasal Mataram.<ref>{{Cite book|date=1991|url=https://books.google.com/books?id=CIhxAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Cirebon+Mataram+1619&q=Cirebon+Mataram+1619&hl=en|title=Pustaka rajya rajya i bhumi Nusantara|publisher=Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|language=id}}</ref> Setahun kemudian, [[Kerajaan Sumedang Larang]] di [[Parahyangan]] yang memiliki hubungan buruk dengan Banten menyatakan bergabung dengan Mataram.<ref name=":3">{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=mjZwAAAAMAAJ&q=%22Rangga+Gempol+Kusumadinata%22&dq=%22Rangga+Gempol+Kusumadinata%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjKsMSiyIvkAhWSILcAHWTFCGUQ6AEILzAB|title=West Java Miracle Sight: A Mass of Verb and Scene Information|publisher=MPI Foundation|language=id}}</ref> Dengan bergabungnya Sumedang Larang dengan Mataram, wilayah Banten menjadi berbatasan langsung dengan Mataram. Setelah Mataram berhasil [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|menaklukan Surabaya]] di tahun 1625, Sultan Agung mempersiapkan tentaranya untuk berekspansi ke arah barat. Sebelum menyerbu Banten, Sultan Agung [[Penyerbuan di Batavia|menyerbu Batavia]] lebih dahulu agar bisa mengusir VOC dan menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum menyerbu Banten secara langsung. Namun serbuan Mataram yang dilakukan tahun 1628 & 1629 ini gagal menaklukan Batavia.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-21|title=Mengapa Serangan Sultan Agung ke Batavia Mengalami Kegagalan?|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/21/150000479/mengapa-serangan-sultan-agung-ke-batavia-mengalami-kegagalan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-28}}</ref> Banten dan Mataram lalu terus bermusuhan hingga terjadi [[Pemberontakan Trunajaya]] yang terjadi di tahun 1674.<ref>{{Cite book|last=Kartodirdjo|first=Sartono|date=1987|url=https://books.google.com/books?id=TYYeAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Pemberontakan+Trunajaya+Banten&q=Pemberontakan+Trunajaya+Banten&hl=en|title=Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium|publisher=Gramedia|isbn=978-979-403-129-2|language=id}}</ref>
=== Hubungan Diplomatik ===
Pada masa pemerintahannya, Sultan Abul Mafakhir telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, di antaranya kepada [[Raja Inggris]], [[James I]] tahun 1605<ref>{{Cite web|last=Hits|first=Banten Hits {{!}} Tangerang|title=Surat Raja Banten untuk Raja Inggris James I Tahun 1605 - Situs Berita Banten|url=http://www.bantenhits.com/babad-banten/2768|website=www.bantenhits.com|language=id-id|archive-url=https://web.archive.org/web/20170414165226/http://www.bantenhits.com/babad-banten/2768|archive-date=2017-04-14|dead-url=yes|access-date=2017-04-14}}</ref> dan tahun 1629 kepada [[Charles I]].<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|last=duniakita|title=Inilah dunia kita: Sejarah Islam di Inggris yang dilupakan ...|url=http://www.inilahduniakita.net/2017/02/sejarah-islam-di-inggris-yang-dilupakan.html?m=0|dead-url=yes|newspaper=Inilah dunia kita|language=en-US|archive-url=https://web.archive.org/web/20170415011713/http://www.inilahduniakita.net/2017/02/sejarah-islam-di-inggris-yang-dilupakan.html?m=0|archive-date=2017-04-15|access-date=2017-04-14}}</ref> Selain itu, dia juga mengutus beberapa pembesar istana ke [[Mekkah]] pada tahun 1633. Utusan ini dipimpin oleh Labe Panji, Tisnajaya dan Wangsaraja. Dalam rombongan ini ikut pula Pangeran Pekik sebagai wakil ayahnya, sambil menunaikan ibadah haji.<ref name=":1" />
=== Pemberian Gelar Sultan ===
Pada tahun 1636 Syarif Mekah dengan otorisasi Kesultanan Utsmaniyah memberikan pengesahan gelar Sultan kepada Abdulmafakhir beserta sang putra mahkota, [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Abu al-Ma'ali Ahmad]], yang menjadikannya sebagai Raja Islam di Nusantara yang pertama kali resmi menggunakan gelar Sultan.{{bio muslim butuh rujukan}}
==
<references group="" responsive="1"></references>
== Pranala luar ==
* [http://www.kesultananbanten.id/ Website resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170429180423/http://www.kesultananbanten.id/|date=2017-04-29}} [[Kesultanan Banten]]
{{S-start}}
{{s-reg}}
{{Succession box|before=[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]|title=[[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]]|years=1596–1647|after=[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]}}
{{S-end}}{{Sultan Banten}}<!--anda dapat berkontribusi di wikipedia dalam menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim--> {{Lifetime-Tokoh-Muslim|sort=Abu al-Mafakhir dari Banten|hari_lahir=|tgl_lahir_h=|tgl_lahir_m=|bln_lahir_h=|bln_lahir_m=|thn_lahir_h=|thn_lahir_m=1596|tempat_lahir=|status_hidup_wafat=WAFAT|sebab_wafat=|tempat_wafat=|hari_wafat=|tgl_wafat_h=|tgl_wafat_m=10|bln_wafat_h=|bln_wafat_m=Maret|thn_wafat_h=|thn_wafat_m=1651|tempat_makam=Pemakaman Kenari Banten}}
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Sultan Banten]]
[[Kategori:Sultan di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
|