Blangkon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
Dheirawa (bicara | kontrib)
blangkon tidak ada kaitan dengan tanjak
Baris 1:
[[Berkas:Ngayogyakarta-style blangkon, 2015-05-17 04.jpg|jmpl|Blangkon gaya Ngayogyakarta dengan prada emas, yang dipakai untuk pernikahan.]]
 
'''Blangkon''' ([[bahasa Jawa]]: ꦧ꧀ꦭꦁꦏꦺꦴꦤ꧀) adalah penutup atau ikat kepala lelaki dalam tradisi busana adat [[Jawa]], awalSebutan mula ikat kepala iniblangkon berasal dari ikatkata kepala kebudayaan bangsa [[Suku Melayu|''Blanco'melayu''']] dari yaitubahasa [[TengkolokBahasa Belanda|'''Tanjak'''Belanda]],kain kepalaistilah yang mengunakandipakai masyarakat polosetnis danJawa bermotifuntuk hiasmengatakan sesuatu yang siap pakai. Hal itu atas perintah pemerintah Kolonial Belanda karena bangsawan Jawa bila dikumpulkan dalam pertemuan rutin selalu terlambat dengan alasan lamanya mengikat kain yang diletakan di kepala atau udeng.<ref>{{Cite web|title=Rahasia di Balik Blangkon|url=https://www.krjogja.com/hiburan/read/354613/rahasia-di-balik-blangkon|website=krjogja.com|language=en|access-date=2023-03-01}}</ref>
 
Adapun dari kata blangkon berasal dari bahasa [[Bahasa Belanda|Belanda]],yaitu ''blanco ,'' dipakai untuk menyebut masyarakat etnis Jawa ,yang mana kalau itu atas perintah pemerintah Kolonial Belanda karena orang orang Jawa bila dikumpulkan dalam pertemuan rutin selalu terlambat dengan alasan lamanya mengikat kain yang diletakan di kepala atau udeng.<ref>http://krjogja.com/web/news/read/14639/Rahasia_di_Balik_Blangkon</ref>
 
Di balik blangkon, ada makna filosofis yang mendalam, berupa pengharapan dalam nilai-nilai hidup. Masyarakat Jawa kuno meyakini bahwa kepala seorang lelaki memiliki arti serius dan khusus sehingga penggunaan blangkon sudah menjadi pakaian keseharian atau pakaian wajib bangsawan Jawa.