Bahasa Melayu Malaysia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 30:
 
Pada tahun 2007, terjadi kebingungan dalam kalangan masyarakat dan kabinet mengenai istilah bahasa resmi negara apakah "bahasa Melayu" atau "bahasa Malaysia" yang sebenarnya betul. Pada 4 Juni 2007, [[Kabinet Malaysia]] telah memutuskan untuk mengubah penggunaan istilah "bahasa Melayu" menjadi "bahasa Malaysia" karena ingin menanamkan semangat persatuan kaum dalam kalangan rakyat (tetapi tidak berhasil)<ref>https://www.bharian.com.my/kolumnis/2015/12/109757/kaum-cina-wajib-kuasai-bahasa-melayu</ref><ref>https://www.utusan.com.my/rencana/2020/09/cakap-melayu-pun-masih-pelat/</ref><ref>https://www.kosmo.com.my/2020/11/28/tidak-fasih-bahasa-melayu-memalukan/</ref>. Kabinet mengarahkan semua kementerian, universitas, dan pusat pendidikan tinggi untuk memberi tahu departemen serta lembaga terkait untuk menggunakan istilah "bahasa Malaysia" dalam surat-menyurat, pemberitahuan, dan dokumen. Namun, hal itu tidak dapat dilaksanakan karena pasal 152 undang-undang dasar Malaysia jelas mengatakan bahasa rasmi negara adalah '''bahasa Melayu''' dan bukannya bahasa Malaysia.{{cquote|Perkara 152. Bahasa kebangsaan
 
(1) Bahasa kebangsaan ialah  bahasa Melayu dan hendaklah dalam tulisan yang diperuntukkan melalui undang-undang oleh Parlimen:
 
Dengan syarat bahawa-
(a) tiada seorang pun boleh dilarang atau dihalang daripada menggunakan (selain bagi maksud rasmi), atau daripada mengajarkan atau belajar, apa-apa bahasa lain; dan
 
(b) tiada apa-apa jua dalam Fasal ini boleh menjejaskan hak Kerajaan Persekutuan atau hak mana-mana Kerajaan Negeri untuk memelihara dan meneruskan penggunaan dan pengajian bahasa mana-mana kaum lain di dalam Persekutuan.
(a)
 
tiada seorang pun boleh dilarang atau dihalang daripada menggunakan (selain bagi maksud rasmi), atau daripada mengajarkan atau belajar, apa-apa bahasa lain; dan
 
(b)
 
tiada apa-apa jua dalam Fasal ini boleh menjejaskan hak Kerajaan Persekutuan atau hak mana-mana Kerajaan Negeri untuk memelihara dan meneruskan penggunaan dan pengajian bahasa mana-mana kaum lain di dalam Persekutuan.
[{{Small|Terjemahan: Pasal 152. Bahasa nasional (1) Bahasa nasional adalah bahasa Melayu dan hendaklah ditulis dalam aksara yang ditetapkan melalui hukum oleh parlemen.<br>Dengan ketentuan-<br>(a) Tidak seorang pun boleh dilarang atau dicegah untuk menggunakan (selain untuk tujuan resmi), atau untuk mengajarkan atau belajar bahasa lain; dan<br>(b) Tidak ada apa pun dalam ayat ini yang dapat memengaruhi hak Pemerintah Federasi atau hak Pemerintah Negara Bagian mana pun untuk melestarikan dan melanjutkan penggunaan dan pengkajian bahasa ras lain di dalam Federasi}}]
|souce=Perkara 152. Perlembagaan Persekutuan Malaysia [{{Small|Terjemahan: Pasal 152. Undang-Undang Dasar Federasi Malaysia}}]}}
Pada tahun 2022, perdana menteri Malaysia yang ke-9 yaitu [[Ismail Sabri Yaakob|Ismail Sabri]] mendapat kritik dari Indonesia karena berhasrat ingin menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi kedua [[ASEAN]] dengan memasukkan jumlah penutur bahasa Indonesia sebagai penutur bahasa Melayu<ref>https://www.hmetro.com.my/mutakhir/2019/04/443334/bahasa-melayu-boleh-jadi-bahasa-kedua-dalam-asean</ref><ref>https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2022/04/941497/sokongan-indonesia-tingkat-peluang-bahasa-melayu-sebagai-bahasa-rasmi</ref>. Menteri Indonesia [[Nadiem Makarim]] dengan tegas menolak usulan Malaysia untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN karena menurutnya bahasa Indonesia lebih layak<ref>https://www.bharian.com.my/dunia/asean/2022/04/942658/menteri-indonesia-tolak-bahasa-melayu-jadi-bahasa-rasmi-kedua-asean</ref><ref>https://www.sinarharian.com.my/article/196438/GLOBAL/Menteri-Indonesia-tolak-cadangan-bahasa-Melayu-bahasa-rasmi-kedua-ASEAN</ref><ref>https://www.utusan.com.my/luar-negara/2022/04/menteri-indonesia-bantah-bahasa-melayu-dijadikan-bahasa-asean/</ref><ref>https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2022/04/948112/bantah-bahasa-melayu-jadi-bahasa-kedua-asean-bersifat-politik</ref>. Menurut Wakil Ketua Majelis Guru Besar Nasional (MPN), Profesor Dr Kamaruddin M. Said berkata " selagi Malaysia bersikeras menamakan bahasa resmi negara adalah ''bahasa Melayu'' dan bukannya ''bahasa Malaysia'' selagi itu Indonesia akan menolak kita"<ref>https://www.astroawani.com/berita-malaysia/indonesia-akan-tolak-selagi-malaysia-guna-istilah-bahasa-melayu-357992</ref><ref>https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2022/04/948219/guna-bahasa-melayu-supra-untuk-bahasa-rasmi-kedua-asean</ref>. Perbincangan ini sekaligus memengaruhi status nama bahasa resmi Malaysia yang jelas menyebut bahasa Melayu.<ref>https://www.bharian.com.my/amp/berita/nasional/2022/05/958132/sejarah-bahasa-melayu-akan-lenyap-jika-diganti-nama-lain</ref><ref>https://www.bharian.com.my/amp/berita/nasional/2022/04/942682/pada-asasnya-bahasa-indonesia-adalah-bahasa-melayu</ref><ref>https://www.astroawani.com/berita-malaysia/bukan-bahasa-malaysia-tapi-bahasa-melayu-sebagai-bahasa-pengantar-asean-pm-362536</ref>
 
== Sistem penulisan ==
Baris 56 ⟶ 48:
==Lingkup penggunaan==
Bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi tunggal [[Federasi|Perserikatan]] dan negara-negara bagian di [[Semenanjung Malaya]] pada 1968, sedangkan di [[Sabah]] dan [[Sarawak]], bahasa Melayu diakui sebagai bahasa resmi di samping bahasa Inggris.
 
==Kata serapan==
{{Main article|Daftar kata serapan Bahasa Melayu}}
Sebagian besar kata bahasa Melayu Malaysia diserap dari [[bahasa Sanskerta]], [[Bahasa Tamil |Tamil]], [[Bahasa Hindustan|Hindustan]], [[Bahasa Persia|Persia]], [[Bahasa Portugis|Portugis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Tionghoa|rumpun bahasa Sinitik]], [[Bahasa Arab|Arab]], dan belakangan ini, [[bahasa Inggris]] (khususnya banyak istilah ilmiah dan teknologi). Bahasa Melayu Malaysia juga telah dipengaruhi secara leksikal oleh [[bahasa Indonesia]], sebagian besar melalui kepopuleran drama, sinetron, dan musik Indonesia.<ref>{{Cite book |last=Sneddon |first=James N. |url=https://books.google.com/books?id=A9UjLYD9jVEC&pg=PA157 |title=The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society |date=2003 |publisher=UNSW Press |isbn=0-86840-598-1 |location=Sydney |language=en}}</ref>
 
== Penggunaan saat ini ==