Kopi arabika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
== Taksonomi ==
''Coffea arabica'' pertama kali dideskripsikan secara ilmiah oleh [[Antoine de Jussieu]], yang menamainya ''Jasminum arabicum'' setelah mempelajari spesimen dari [[Kebun Raya Amsterdam]]. Linnaeus menempatkannya dalam genusnya sendiri [[Coffea]] pada tahun 1737.<ref>{{cite book|last1=Charrier|first1=A.|title=Coffee: Botany, Biochemistry and Production of Beans and Beverage|last2=Berthaud|first2=J.|publisher=AVI Publishing|year=1985|isbn=978-0-7099-0787-9|editor1-last=Clifford|editor1-first=M. H.|location=Westport, Connecticut|page=14|chapter=Botanical Classification of Coffee|editor2-last=Wilson|editor2-first=K. C.}}</ref>
 
==Ciri fisik==
Tumbuhan ''Coffea arabica'' liar tumbuh setinggi antara 9 dan 12 m (30 dan 39 kaki), dan memiliki sistem percabangan terbuka; daunnya berseberangan, elips-bulat telur sederhana hingga lonjong, dengan panjang 6–12 cm (2,5–4,5 inci) dan lebar 4–8 cm (1,5–3 inci), berwarna hijau tua mengkilap. Bunganya berwarna putih, berdiameter 10–15 mm, dan tumbuh di ketiak daun. Benihnya terkandung dalam buah berbiji (biasa disebut "ceri") dengan diameter 10–15 mm, berwarna merah cerah hingga ungu dan biasanya mengandung dua biji, yang sering disebut sebagai [[biji kopi]].
 
== Varietas di Indonesia ==