Lie Kim Hok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 33:
 
== Kehidupan awal ==
Lie lahir di Buitenzorg (sekarang [[Bogor]]), [[Jawa Barat]], pada tanggal 1 November 1853 sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir padadari pasangan [[Lie Hian Tjouw]] dan istri keduanya, [[Oey Tjiok Nio]]. Lie Hian Tjouw juga memiliki empat orang anak dari istri pertamanya. Pasangan [[Tionghoa Indonesia|''peranakan'' Tionghoa]]{{efn|Anak hasil pernikahan Tionghoa dan pribumi.}} tersebut awalnya tinggal di [[Cianjur]], tetapi kemudian pindah ke Buitenzorg, kampung halaman Lie Hian Tjouw, untuk melahirkan anak-anaknya, karena mereka memiliki keluarga di sana. Keluarga tersebut lalu kembali ke Cianjur,. diDi manasana, Lie Kim Hok [[homeschooling|disekolahkan di rumah]] untuk mempelajari [[budaya Tiongkok]] serta budaya dan [[bahasa Sunda|bahasa]] [[orang Sunda|Sunda]].{{sfn|Tio|1958|pp=14–15}} Pada usia tujuh tahun, Lie Kim Hok pun telah dapat membaca bacaan dalam bahasa Sunda dan [[bahasa Melayu]] secara terbatas.{{sfn|Tio|1958|p=22}}
 
Pada pertengahan abad ke-19, penduduk beretnis Tionghoa di Hindia Belanda sangat kurang terdidik, karena tidak dapat masuk ke sekolah orang Eropa maupun sekolah [[Pribumi Indonesia|pribumi]].{{sfn|Setiono|2008|pp=227–231}} Pada usia sepuluh tahun, Lie dimasukkan ke sekolah misionaris [[Calvinis]] yang dijalankan oleh [[Christiaan Albers]]. Sekolah tersebut memiliki sekitar 60 orang siswa laki-laki yang kebanyakan beretnis Tionghoa.{{sfnm|1a1=Suryadinata|1y=1995|1pp=81–82|2a1=Setiono|2y=2008|2pp=227–231}} Di bawah arahan Albers yang fasih berbahasa Sunda, Lie pun mendapat pendidikan formalnya dengan kurikulum yang meliputi ilmu pengetahuan, bahasa, dan Kekristenan, karena sekolah-sekolah tersebut memang ditujukan untuk mempromosikan Kekristenan di [[Hindia Belanda]], dan para siswa diminta untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai.{{sfn|Tio|1958|p=22}} Seperti kebanyakan siswa, Lie tidak berpindah agama.{{sfn|Sumardjo|2004|p=101}} Tetapi, ahli biografi [[Tio Ie Soei]] menulis bahwa pemahaman Kekristenan kemungkinan mempengaruhi [[pandangan dunia]]nya.{{sfn|Tio|1958|p=59}}