Kumis kucing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
WanaraLima (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
|}}
 
'''''[[Orthosiphon]] aristatus''''' atau dikenal dengan nama '''kumis kucing''' termasuk [[tanaman]] dari famili [[Lamiaceae]]/Labiatae.<ref name="Taxo">{{en}} [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?lin=s&p=has_linkout&id=204151 Orthosiphon aristatus, Taxonomy]</ref> Tanaman ini merupakan salah satu tanaman [[obat]] asli [[Indonesia]] yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai [[penyakit]].<ref name="Kumis">Herawaty, Tety dan Ari Novianti. 2006. Kumis Kucing. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Obat Aasli Indonesia. Halaman 4-13</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 29:
== Ciri-ciri ==
[[Berkas:Orthosiphon aristatus Bloooming Phase.jpg|jmpl|250px|Kumis kucing dalam masa pemekaran bunga]]
Kumis kucing termasuk [[terna]] tegak, pada bagian bawah [[akar|berakar]] di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 [[meter]].<ref name=Kumis/> [[Batang]] bersegi [[empat]] agak beralur berbulu pendek atau [[gundul]].<ref name=Kumis/> Helai [[daun]] berbentuk bundar atau lonjong, lanset, bundar telur atau belah [[ketupat]] yang dimulai dari pangkalnya,<ref name=Kumis/> ukuran daun panjang 1–10&nbsp;cm dan lebarnya 7.5mm–1.5&nbsp;cm. urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, di mana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7–29&nbsp;cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa [[tandan]] yang keluar dari ujung [[cabang]] dengan [[panjang]] 7–29&nbsp;cm, dengan ukuran panjang 13–27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna [[ungu]] dan kemudian menjadi [[putih]], panjang tabung 10–18mm, panjang bibir 4.5–10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75–2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1&nbsp;mm sampai 6&nbsp;mm.<ref name=Kumis/>
 
== Distribusi ==
Baris 48:
 
== Agronomi ==
Dalam skala produksi, kumis kucing dikemas dalam bentuk kering yang sering disebut simplisia. Di Indonesia sendiri budidaya kumis kucing masih dalam skala ekstensif, sehingga produksinya cukup rendah. Data produktivitas kumis kucing tahun 2015 di sukabumi mencatat produksi kumis kucing di sukabumi tidak lebih dari 0,25 ton ha<sup>−1</sup>.<ref name=":0">'''B. P. Statistik, "Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Jawa Barat, 2016," 28 Maret 2018. [Online]. Available: <nowiki>https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/29/521/luas-areal-dan-produksi-perkebunan-rakyat-menurut-jenis-tanaman-di-jawa-barat-2016.html</nowiki>.'''</ref> Untuk itu dapat dilakukan Teknik budidaya yang tepat untuk dapat menghasilkan produksi [[simplisia]] yang tinggi. Produksi simplisia sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan pengaturan panen. Pemupukan adalah salah satu bagian dari Teknik budidaya yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan produksi simplisia kumis kucing. Salah satunya adalah pengaturan waktu pemupukan, dan jenis pupuk. Umumnya digunakan pupuk organic, sebab fungsi dari penumbuhan tanaman untuk obat, namun pupuk organic memiliki kelemahan karena pelepasan hara yang lamba pada pupuk organik. Pemupukan umumnya dilakukan saat awald tanam untuk mendukung pertumbuhan awal tanaman, namun pemupukan selama masa pertumbuhan juga perlu untuk mendapatkan ''supply'' hara yang cukup dalam mendukung pertumbuhan berikutnya, terutama karena bagian yang dipanen dari kumis kucing adalah bagian vegetative. Selain itu juga perlu diperhatikan pengaturan ketinggian panen, agar tanaman dapat mempertahankan kondisinya sehingga produksi pada panen-panenberikutnya tidak terganggu. Hermansyah ''et al''. (2009) menyatakan bahwa pemangkasan pada nilam yang menyisakan sisa cabang satu dan dua pada panen kedua menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak pada perumbuhan berikutnya dibandingkan dengan pemangkasan yang tidak menyisakan cabang. Contohnya pada pemanenan basil India (''Ocimum basilicum'' L.) pada 40 dan 60 hari setelah tanam (HST) menghasilkan total biomassa dua kali panen yang lebih banyak dengan pemangkasan 7,5&nbsp;cm dan 15&nbsp;cm dari permukaan tanah dibandingkan pemangkasan 0&nbsp;cm dari permukaan tanah.<ref>Hermansyah, Y. Sasmita, E. Inoriah. 2009.
 
Penggunaan pupuk daun dan manipulasi