Radio: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 16:
Barulah pada tahun 1912 [[Edwin Armstrong|Edwin Howard Armstrong]] menemukan penguat gelombang radio disebut juga ''radio amplifier''. Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal [[gelombang elektromagnetik|elektromagnetik]] dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu. Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. [[Lee De Forest]].<ref name="SEJ"/>
Penggunaan radio sebagai alat atau media komunikasi massa pada awalnya diperkenalkan oleh [[David Sarnoff]] pada tahun 1915. Selanjutnya [[Le De Forrest]] melalui eksperimen siaran radionya, yang telah menyiarkan kampanye pemilihan [[presiden Amerika Serikat]] pada tahun 1916, sehingga ia dikenal sebagai pelopor penyiaran radio.<ref>Ardianto Elvinaro, ''Komunikasi Massa,'' Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 1986, hal. 117-119</ref>
Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinu baik melalui [[modulasi amplitudo]] (AM), maupun [[modulasi frekuensi]] (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut [[sinyal analog|analog]]. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah [[internet]], dan [[sinyal digital]] yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio.
Baris 51:
=== Pasca Kemerdekaan RI ===
{{main|Sejarah radio#Perkembangan Radio di Indonesia}} {{seealso|Radio Republik Indonesia#Sejarah|Sejarah Radio Republik Indonesia}}
Sampai pada masa Awal Kemerdekaan RI, radio siaran masih dikuasai oleh [[Jepang]] hingga ketika [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] memproklamasikan kemerdekaan Indonesia berita ini tidak dapat disiarkan secara langsung melalui radio siaran. Akan tetapi akhirnya berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] dapat dikumandangkan di udara melalui radio siaran ''station call'' “Radio Indonesia Merdeka”.<ref name="RRI">Ardianto Elvinaro, ''Komunikasi Massa,'' kkjikj Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 1986, hal. 104-144</ref>
Radio pertama yang berdiri dan menjadi milik Indonesia setelah kemerdekaan adalah [[Radio Republik Indonesia]], yang didirikan pada 11 September 1945. Sampai akhir tahun 1966, RRI menjadi satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Sebagai [[media massa]], RRI mempunyai fungsi menghibur, mendidik dan penerangan. Ketiga fungsi ini dilaksanakan oleh RRI. RRI hadir di tengah-tengah masyarakat, menjalankan misi (tujuan) mulia yang dapat dipertanggungjawabkan.
RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial, RRI berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.<ref name="RRI"/>
|