Babadan, Wlingi, Blitar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
k Suntingan 125.167.43.105 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 119.196.131.179
Baris 3:
Menurut legenda, nama Babadan diambil dari kata '''babad utan'''. Mbah Cokropati sebagai utusan dari Kerajaan Majapahit diberi mandat untuk membuka areal tersebut dengan membabad (menebang namun berwawasan lingkungan) utan(hutan) tersebut, karena akan digunakan untuk suatu hal. Sebagai pengingat dan warisan bagi keturunanya, Mbah Cokropati menamainya Babadan dan membuatkan prasasti bernama Prasasti Munggut (sekarang tidak terawat, terlantar di perempatan sebelah utara pasar Wlingi). Untuk mengenang jasa Mbah Cokropati, beberapa golongan memakai namanya sebagai trademark sekaligus persatuan.
 
Kualitas pendidikan di Babadan cukup bagus dan berprosek, karena tenaga pengajarnya berkalitas dan kondisi lingkungannya sangat kondusif untuk kegiatan belajar-mengajar. (seandainya diterapkan sistem pendidikan degan kurikulum berbasis agraris, maka Babadan sangat cocok untuk tempat percontohan). Sebut saja bapak T.Asmungi, tenaga pengajar yang sangat rendah hati dan bervisi kedepan yang bagus. Pola pengajarannya yang begitu care terhadap siswanya telah mengantarkan beberapa orang asli wlingi ke tingkat kehidupan yang lebih baik.Tetapi,di desa Babadan sa'at ini semakin banyak pengangguran,walaupun di desa Babadan ada 134 orang warganya yang menjadi anggota dewan kabupaten Blitar.