Diponegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Dukungan Sunan Pakubuwana VI: sumber penamaan Sela (Selo)/ Sesela |
|||
Baris 86:
{{Main article|Pakubuwana VI}}
Perjuangan Pangeran Dipanegara juga didukung oleh [[Pakubuwana VI|Sunan Pakubuwana VI]] (PB VI) dan Sunan Pakubuwana VI mendukung peperangan dengan menyediakan logistik dan persenjataan, yang diserahkan dengan menyamar sedang bepergian untuk bertapa di berbagai tempat (sehingga dikenal sebagai Pangeran Bangun Tapa), di antaranya di [[Gua Raja, Selo|Gua Raja]] di lereng atas [[Gunung Merbabu]] yang masuk wilayah [[Selo, Boyolali|Sela]] (Sesela, nama kuno wilayah ini yang muncul di kumpulan Naskah Merapi-Merbabu, salah satunya Gita Sinangsaya<ref>{{Cite journal|last=Kriswanto|first=Agung|title=Gita Sinangsaya|url=https://www.academia.edu/12430330/Gita_Sinangsaya}}</ref>) dan di [[Alas Krendhawahana]]. Pertemuan-pertemuan rahasia tersebut untuk membicarakan situasi terkini sekaligus membahas strategi perlawanan terhadap Belanda. <ref>{{Cite web|last=Handayani|first=Maulida Sri|title=Peran Ganda Raja Surakarta Berujung Petaka|url=https://tirto.id/peran-ganda-raja-surakarta-berujung-petaka-crZU|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-02}}</ref> Usai ditangkap dan diasingkannya Pangeran Dipanegara, Belanda menangkap [[Mas Pajangswara]] juru tulis keraton yang juga orang kepercayaan Pakubawana VI (ayahanda pujangga kenamaan [[Ranggawarsita]]), yang kemudian disiksa dan dibunuh karena tidak mau mengaku rahasia keterlibatan Pakubuwana VI dengan Pangeran Dipanegara. Meski tidak mengakui, Belanda memfitnah bahwa Mas Pajangswara membongkar rahasia tersebut, dan dijadikan alasan untuk menangkap Pakubuwana VI yang kemudian dibuang ke [[Pulau Ambon|Ambon]] pada 8 Juni 1830 dan wafat pada 2 Juni 1849. <ref>{{Cite book|last=Purwadi|date=2001|url=https://books.google.co.id/books/about/Babad_Tanah_Jawi.html|title=Babad Tanah Jawi: Menelusuri Jejak Konflik|pages=85|url-status=live}}</ref>
==== Tumenggung Prawiradigdaya ====
|