Prasasti Paradah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Rakehino (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
'''Prasasti Paradah''' sering disebutatau '''prasasti Siman''' adalah dua sosokbuah [[prasasti]] batu, yang disebut prasasti Paradah 1 dan Paradah 2,. yang ditemukanDitemukan di Desa [[Siman, Kepung, Kediri|Siman]], [[Kepung, Kediri|Kepung]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]], [[Jawa Timur]], di punggung [[Gununggunung Kelud]]. Di dekat penemuan prasasti tersebut ditemukan pula [[Prasasti Harinjing]] yang kini disimpantersimpan di [[Museum Nasional Indonesia]], [[Jakarta]].
[[File:Prasasti Paradah Siman.jpg|thumb|270px||''Prasasti Paradah 1 dan Paradah 2'' di Siman [[Kediri]], [[Jawa Timur]].]]
Kondisi prasasti cukup baik dan masih terawat karena aksaranya masih terlihat jelas. Isinya menyebutkan tahun perilisanpembuatan, yaitu 856 [[856Saka]] Syaka atau 934 [[934Masehi]] Masehi, oleh Sri Maharaja Rakai Hino Dyah Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewawijaya atau [[Mpu Sindok]] raja [[Medang]] ''Periode Jawa Timur'' sekitar tahun [[929]]–[[947]] masa pemerintahan Mpu Sindok masih terpaut jauh dari masa [[Kerajaan Kadiri]], sehingga prasasti Paradah tercatat sebagai prasasti sejarah masa pra-Kadiri. Meskipun demikian, nama [[Kadiri]] telah lebih dahulu dikenal dalam [[Prasasti Harinjing]] pada tahun [[726]] Saka atau [[804]] yang berasal dari masa pemerintahan Maharaja Rakai Layang [[Dyah Tulodhong]] raja [[Medang]] periode Jawa Tengah.
 
pada prasasti Paraḍaḥ (943 M.) jugaterdapat menuliskankalimat ''kita prasiddha maŋrakṣa kaḍatwan rahyaŋta i mḍaŋ i bhūmi matarām i watugaluh'': (wahai sekalian] engkau (yang mulia), yang melindungi kedaton leluhurmu di Medang, di bumi Mataram yang terletak di Watugaluh ...")
Kondisi prasasti cukup baik dan masih terawat karena aksaranya masih terlihat jelas. Isinya menyebutkan tahun perilisan, yaitu [[856]] Syaka atau [[934]] Masehi, oleh Sri Maharaja Rakai Hino Dyah Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewawijaya atau [[Mpu Sindok]] raja [[Medang]] ''Periode Jawa Timur'' sekitar tahun [[929]]–[[947]] masa pemerintahan Mpu Sindok masih terpaut jauh dari masa [[Kerajaan Kadiri]], sehingga prasasti Paradah tercatat sebagai prasasti sejarah masa pra-Kadiri. Meskipun demikian, nama [[Kadiri]] telah lebih dahulu dikenal dalam [[Prasasti Harinjing]] pada tahun [[726]] Saka atau [[804]] yang berasal dari masa pemerintahan Maharaja Rakai Layang [[Dyah Tulodhong]] raja [[Medang]] periode Jawa Tengah.
 
pada prasasti Paraḍaḥ (943 M.) juga menuliskan ''kita prasiddha maŋrakṣa kaḍatwan rahyaŋta i mḍaŋ i bhūmi matarām i watugaluh'': (wahai sekalian] engkau (yang mulia), yang melindungi kedaton leluhurmu di Medang, di bumi Mataram yang terletak di Watugaluh ...")
 
Frasa ini mengungkapkan nama kerajaan. Ini menunjukkan bahwa nama ''Medang'' sudah digunakan pada periode Jawa Tengah sebelumnya. Ungkapan mḍaŋ i bhūmi mātaram berarti ''Medang di tanah Mataram'', yang berarti Medang adalah nama kedatuan dengan pusatnya di tanah Mataram. Makna kita prasiddha di sini plural, sehingga rahyaŋta boleh jadi merujuk kepada para leluhur yang meninggal di Mataram