Kiyangkongrejo, Kutoarjo, Purworejo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan tempat fasilitas umum
Surolepoh (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20:
Konon kabarnya desa ini didirikan oleh seorang [[ulama]] [[Tionghoa]], Ki Angkong, yang akhirnya menjadi sebutan desa tersebut. Beberapa artifak seperti bekas makam tionghoa, batu bertuliskan huruf tionghoa, dan ''script'' bahasa jawa kuno pernah ditemukan di desa ini. Sayang tidak ada perhatian terhadap artifak tersebut sehingga beberapa hilang dan rusak. Temuan terakhir sekitar tahun 1988, adalah sebuah batu pipih dengan dua dudukkan.
 
Dari zaman dulu desa ini memang menjadi pusat kegiatan Islam diantaranya telah berdiri 2 pondok pesantren, alkholashyaitu sampaiPondok Pesantren al Kholash dan Pondok Pesantren Al Hikmah. Sampai tahun 2007, desa ini mempunyai 3 masjid besar untuk menunjang kegiatan peribadatan.
 
Sekitar tahun 1980 di desa ini pernah diadakan eksplorasi minyak, tempat pengeborannya persis di samping sekolah SDN KiyangongrejoKiyangkongrejo.
 
Sebagian besar pencaharian penduduk adalah bertani, pns, disusul usaha perdagangan. Pada umumnya petani di desa ini tidak menanam tanaman lain (kacang kedelai, jagung) setelah panen padi. Pengolahan sawah pada umumnya sudah menggunakan mesin traktor, pada zaman dulunya masih memakai bajak kerbau yang biasa disebut ''waluku'' atau ''wluku''.
Baris 68:
Pada zaman dulunya terdapat ''langgar'' (surau) yang dikelola oleh Alm Mbah Pur. Keistimewaan langgarnya adalah pada tempat wudlu, dimana tempat wudlunya adalah sebuah kolam kecil. Alm Mbah Pur inilah yang mempunyai ''script'' bahasa jawa kuno dan batu bertuliskan huruf tionghoa. Letak batu bertuliskan huruf tionghoa ini ditaruh di sumur belakang, yang biasa dipakai untuk landasan wudlu dari ''padasan''. Padasan sendiri adalah semacam tangki air berbentuk seperti teko besar.
 
* '''SEKILASSELAYANG PANDANG'''
 
Bentuk rumah pada umumnya adalah Limasan dan Joglo. Uniknya rumah di desa Kiyangkongrejo rata-rata menghadap ke selatan atau tepatnya menghadap ke arah laut. Rumah tua yang pernah berdiri sampai tahun 2007 tercatat dibangun pada tahun 1919. Rumah ini bertuliskan huruf Jawa yang kalau dibaca berbunyi ''Ruwah Wawu'' yang artinya adalah bulan Ruwah tahun Wawu. ''Wawu'' sendiri menunjukkan 1919. Pada saat gempa yang melanda [[Yogyakarta]] dan daerah pantai selatan Jawa pada 25 Mei 2006, rumah tersebut tidak mengalami retak sama sekali. Pada saat dipugar rumah tua ini diketahui secara struktur tidak mempunyai tulang beton hanya berupa susunan batu bata merah yang saling menyilang.