Pengembangan diri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dumskrol (bicara | kontrib)
Menyunting dan menambahkan pranala terbuka pada rujukan [33]
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor
WanaraLima (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 10:
 
=== Bisnis-ke-konsumen pasar ===
Bisnis-ke-konsumen pasar melibatkan penjualan buku-buku, kursus dan teknik-teknik untuk individu, seperti; fasilitas modern yang terdiri dari kebugaran, kosmetologi, peningkatan kecantikan, menurunkan berat badan. Adapun praktik-praktik tradisional seperti; yoga, seni bela diri, meditasi. Beberapa program disampaikan secara online dan banyak memiliki [[Alat|alat-alat]] yang dijual seiring berjalannya program tersebut, seperti buku-buku motivasi, ''self-help'', resep untuk menurunkan berat badan atau pedoman teknis untuk yoga dan program seni bela diri. Sebagian daftar dari penawaran pengembangan diri pada bisnis-ke-pasar individu mungkin termasuk: buku, seminar motivator atau motivasi, [[teknologi pendidikan]] atau program e-Learning, lokakarya atau workshop, konseling pribadi, pembinaan kehidupan, manajemen waktu.
 
=== Bisnis-ke-bisnis ===
Baris 43:
, khususnya di bidang ekonomi dari pembangunan manusia<ref>Nobel Prize winner Amartya Sen identifies economic development with Aristotle's concepts of individual development in his co-authored book written with Aristotle scholar Nussbaum:
{{Cite book|url=|title=The Quality of Life|publisher=Clarendon Press|year=1993|isbn=0-19-828395-4|editor-link=Martha Nussbaum|edition=|location=Oxford|page=|pages=|format=|quote=|access-date=|editor-last2=Sen|editor-first2=Amartya|editor-link2=Amartya Sen}}</ref>
dan dalam [[psikologi positif]].<ref>Daniel Seligman explicitly identifies the goals of positive psychology with Aristotle's idea of the "Good Life" and ''eudaimonia'' in Seligman, Martin E. P. (2002).</ref>
 
=== Konfusius dan tradisi Asia Timur ===
Dalam tradisi Cina, [[Kong Hu Cu (filsuf)|Konfusius]] (551 SM – 479 SM) mendirikan filsafat berkesinambungan. Ide itu terus mempengaruhi nilai-nilai keluarga, pendidikan dan [[manajemen]] di Cina dan [[Asia Timur]]. Dalam ''Great Learning-nya,'' Konfusius menulis: Orang dahulu yang ingin menggambarkan kebajikan di seluruh kerajaan, pertama memerintahkan baik negara mereka sendiri. Yang ingin menata negara mereka dengan baik, mereka pertama kali harus menata keluarganya sendiri. Yang ingin mengatur keluarga mereka, mereka pertama kali harus mendayakan diri mereka sendiri. Yang ingin mendayakan orang-orangnya, mereka pertama kali harus memperbaiki hati mereka. Sebelum memperbaiki hati, mereka pertama-tama harus berusaha untuk menjadi tulus dalam pikiran mereka. Ingin menjadi tulus dalam pikiran mereka, mereka pertama kali harus memperpanjang dengan maksimal pengetahuan mereka. Seperti ekstensi pengetahuan awam dalam penyelidikan hal-hal.<ref>Confucius, ''Great Learning'', translated by James Legge.</ref>
== Konteks ==