Hermeneutika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bbusro (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
membetulkan ejaan dan pranala
 
Baris 14:
Abad 20 M, ditandai sebagai era [[post-modern|posmodern]] dalam [[sejarah]] [[filsafat barat]], [[fenomenologi]] lahir sebagai paham baru yang merambah dunia hermeneutika.<ref name="mulyono"/> Adalah [[Martin Heidegger]], yang mengatakan bahwa proses hermeneutika merupakan proses pengungkapan [[Kepribadian|jati diri]] dan permasalahan [[eksistensi]] [[manusia]] yang sesungguhnya.<ref name="mulyono" /> Usahanya mendapat [[Respons|respon]]<nowiki/>s positif dari [[Hans-Georg Gadamer]] yang kemudian memadukan Hermeneutika [[Martin Heidegger|Heidegger]] dengan konsep [[estetika]].<ref name="mulyono"/> Keduanya sama-sama sepakat bahwa [[Yang-Ada]] berusaha menunjukkan dirinya sendiri melalui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh [[manusia]], terutama [[bahasa]].<ref name="mulyono"/>
 
Hermeneutika di akhir abad 20 M mengalami pembaharuan pembahasan ketika [[Paul Ricoeur]] memperkenalkan [[teori]]nya.<ref name="poespoporodjo"/> Ia kembali mendefinisikan Hermeneutika sebagai cara menginterpretasi [[teks]], hanya saja, cara cakupan [[teks]] lebih luas dari yang dimaksudkan oleh para [[cendikiawancendekiawan]] [[Abad Pertengahan|abad pertengahan]] maupun [[Modernisasi|modern]] dan sedikit lebih sempit jika dibandingkan dengan yang dimaksudkan oleh [[Heidegger]].<ref name="poespoporodjo">{{cite book|author=poespoporodjo, W.|tittle=Hermeneutika|publisher=pustaka setia|location=Bandung|year=2004}}hal</ref> [[Teks]] yang dikaji dalam hermeneutik Ricoeur bisa berupa [[teks]] baku sebagaimana umumnya, bisa berupa [[simbol]], maupun [[mitos]].<ref name="mulyono"/> Tujuannya sangat sederhana, yaitu memahami [[realitas]] yang sesungguhnya di balik keberadaan [[teks]] tersebut.<ref name="mulyono"/>
 
== Referensi ==