Dyah Lembu Tal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi
Kitab Wangsakerta palsu https://nationalgeographic.grid.id/read/132809371/kontroversi-kebenaran-naskah-wangsakerta-bukan-buatan-abad-ke-17?page=all
Tag: Pembatalan
Baris 1:
'''Dyah Lembu Tal''' adalah ibuSeorang dari [[Raden Wijaya]], pendiri sekaligus raja pertama [[Kerajaan Majapahit]]. Dyah Lembu Tal ialah putriPutra [[Mahisa Campaka]] dan cucu dari [[Mahisa Wong Ateleng]] putra [[Ken Dedes]] dengan [[Ken Arok]], pendiri sekaligus raja pertama [[Kerajaan Singasari]]. menurut Kitab [[Negarakertagama]] Lembu tal adalah seorang Ksatria Yudha
 
== Asal-Usul ==
Menurut naskah ''[[Pararaton]]'', Dyah Lembu Tal adalah seorang putri dari Kerajaan Singasari. Disebutkan bahwa, ibu [[Raden Wijaya]] bernama Dyah Lembu Tal, putri [[Mahisa Campaka]]. Hal ini juga diperkuat pada [[Prasasti Kudadu]] dalam kalimat ''narasinghamūrttisutātmaja''. Dyah Lembu Tal dikisahkan sebagai perempuan tangguh yang memiliki keberanian seorang perwira.
 
Menurut [[Negarakertagama]] Raden Wijaya memiliki ayah Dyah Lembu Tal yang dijuluki Sang Ksatria Yudha dan didharmakan dalam patung Buddha (lelaki) di candi Mireng.<ref>https://carubannagari.radarcirebon.com/raden-wijaya-pendiri-kerajaan-majapahit-keturunan-sunda/.</ref><ref>https://cmn101.com/candi-mireng-jejak-perwira-elite-di-masa-lalu/.</ref> Dalam Negarakertagama pupuh 46-47 juga dijelaskan Dyah Lembu Tal adalah Bapa Baginda Nata atau bapak Raden Wijaya. Sedangkan menurut Pararaton Dyah Lembu Tal merupakan ibu dari Raden Wijaya, yang mempunyai suami bernama [[Mahisa Campaka]].
Dari penafsiran nama, Dyah Lembu Tal menunjukkan bahwa ia seorang perempuan, di mana Kata ''Dyah'' merupakan sebuah gelar kebangsawanan [[Sunda]] yang diberikan untuk seorang istri/putri raja. Sama halnya dengan [[Dyah Pitaloka Citraresmi]] yang menurut Pararaton hendak dijadikan permaisuri oleh raja [[Hayam Wuruk]].
 
==Bacaan terkait==
Berdasarkan naskah ''[[Pararaton]]'' dan ''[[Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara]]'', Dyah Lembu Tal merupakan istri dari Rakeyan Jayadarma putra Prabu Guru Dharmasiksa raja dari [[Kerajaan Sunda Galuh]]. Rakeyan Jayadarma tewas akibat diracun oleh seorang bawahannya. Kepergian suaminya membuat Dyah Lembu Tal terjebak dalam situasi konflik suksesi dan harus kembali dari [[Kerajaan Sunda Galuh]] ke [[Singasari]] bersama putranya, Raden Wijaya.
 
Dalam prasasti Kudadu, Dyah Lembu Tal dipuja sebagai putri Narasinghamurti (Mahisa Campaka), yang memiliki keberanian seorang perwira, karena mengalami perebutan takhta di Kerajaan Sunda Galuh.
 
Raden Wijaya sebagai putra dari Rakeyan Jayadarma dan Dyah Lembu Tal seharusnya mewarisi takhta Kerajaan Sunda Galuh. Akibat peristiwa tragis yang menimpa ayahnya, sebaliknya ia mendirikan Kerajaan Majapahit dan mewarisi kekuasaan [[Kertanegara]], raja Singasari terakhir. Hal tersebut juga sejalan dengan berita dalam naskah ''[[Nagarakretagama]]'' dan prasasti Balawi yang diterbitkan [[Raden Wijaya]] pada tahun 1305.
 
Dalam prasasti Balawi, [[Raden Wijaya]] mengaku sebagai bagian [[Wangsa Rajasa]] dari garis keturunan ibunya dan sebagai menantu Kertanegara. Sedangkan dari garis keturunan ayahnya ia mengaku sebagi pewaris dari [[Kerajaan Sunda Galuh]].
 
==Referensi==
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
 
==Referensi==
{{sejarah-stub}}
{{reflist}}
 
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Kerajaan Sunda]]
[[Kategori:Kerajaan Galuh]]
[[Kategori:Kerajaan Sunda Galuh]]
[[Kategori:Tokoh dari Malang]]
 
 
{{sejarahSejarah-stub}}