Hubungan Afrika Selatan dengan Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 16:
Meskipun hubungan diplomatik resmi baru dibangun pada 1990an, hubungan sejarah antara Indonesia dan Afrika Selatan bermula pada abad ke-17. Pada 1694, [[Syech Yusuf Tajul Khalwati]] Al Makassari dari Gowa
diasingkan ke [[Tanjung Harapan]], karena keterlibatannya dalam pemberontakan terhadap Belanda yang dipimpin oleh [[Sultan Ageng Tirtayasa]] dari [[Kesultanan Banten|Banten]]. Pada waktu itu, [[Belanda]] menjajah [[Tanjung Harapan]] (sekarang kota Cape Town) dan [[Hindia Belanda]] (yang berpusat di [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]]). Kedatangan Yusuf di Tanjung Harapan membuat terbentuknya komunitas [[Melayu Tanjung Harapan|Muslim Melayu]] di Afrika Selatan, karena kota tersebut dijadikan sebagai tempat kediaman untuk orang-orang politik yang diasingkan dari [[Hindia Belanda]].<ref name="saho">{{cite book|title=History of Muslims in South Africa: A Chronology|last=Mahomed Mahida|first=Ebrahim|publisher=South African History Online|url=http://www.sahistory.org.za/pages/library-resources/online%20books/history-muslims/1600s.htm|access-date=2015-09-22|archive-date=2010-10-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20101022091540/http://www.sahistory.org.za/pages/library-resources/online%20books/history-muslims/1600s.htm|dead-url=yes}}</ref> Syehk Yusuf kemudian di anugerahi [[Pahlawan Nasional]], [[Afrika Selatan]] pada tahun 2005.
Hubungan Indonesia-Afrika Selatan diresmikan dengan pendirian hubungan deiplomatik pada Agustus 1994. Kedutaan Besar Afrika Selatan di Jakarta didirikan pada Januari 1995 dan secara resmi dibuka oleh mantan Menteri Urusan Luar Negeri, Mr A Nzo, pada 14 Juli 1997.
|