Segitiga Emas Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah dan Geografi: perbaikan redaksi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
Sejumlah proyek infrastruktur terkenal dari Soekarno selama paruh pertama tahun 1960-an adalah pembangunan jalan raya yang lebar, seperti [[Jalan M.H. Thamrin|Jalan M. H. Thamrin]], [[Jalan Jenderal Gatot Subroto (Jakarta)|Jalan Gatot Subroto]], dan [[Simpang Susun Semanggi|Jembatan Semanggi]]. [[Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)|Jalan HR. Rasuna Said]] dibangun pada tahun 1970-an dan disaat yang bersamaan, Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto membentuk formasi Segitiga Emas. Selama periode tersebut, pembangunan dimulai dari sebelah utara Jembatan Semanggi di Jalan Jendral Sudirman.
Penggunaan istilah
* [[Patung Pemuda Membangun]] di [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]].
* [[Patung Arjuna Wijaya|Patung Kuda Arjuna Wijaya]] di kawasan Medan Merdeka, [[Gambir, Jakarta Pusat|Gambir]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]].
* [[Patung Dirgantara]] di [[Pancoran, Jakarta Selatan|Pancoran]], Jakarta Selatan.
Segitiga Emas Jakarta memiliki sejumlah ruas jalan utama, seperti [[Jalan M. H. Thamrin]], [[Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta|Jalan Jendral Sudirman]], [[Jalan Jenderal Gatot Subroto (Jakarta)|Jalan Gatot Subroto]], Jalan HR Rasuna Said, Jalan K.H Mas Mansyur, dan Jalan Satrio. Secara administratif, kawasan Segitiga Emas terletak di [[Menteng, Jakarta Pusat|Kecamatan Menteng]] dan [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]] di Jakarta Pusat, serta [[Setiabudi, Jakarta Selatan|Kecamatan Setiabudi]] dan [[Mampang Prapatan, Jakarta Selatan|Mampang Prapatan]] di Jakarta Selatan.
|