Keutamaan Petrus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 102:
John Meyendorff menjelaskannya sebagai berikut:
 
{{quote|Tradisi patristis yang terang-benderang melihat suksesi Petrus di dalam pelayanan uskup. Doktrin Santo Siprianus Uskup Kartago yang mengatakan bahwa "Takhta Petrus" itu wujud di dalam setiap Gereja lokal, tidak semata-mata di Roma, sudah umum diketahui orang. Doktrin ini juga didapati di Timur, di kalangan yang sudah barang tentu tidak pernah membaca ''De unitate ecclesia''-nya Siprianus, tetapi toh mengusung gagasan utama yang sama, dan oleh karena itu menjadi saksi bahwa doktrin ini adalah bagian dari tradisi katolik Gereja. Santo Gregorius Uskup Nisa misalnya, menegaskan bahwa Kristus "melalui Petrus memberi para uskup kunci marwah samawi," dan penulis risalah ''AreopagitikaAreopagitikos'', di dalam pembahasannyauraiannya mengenai "para hierarkus" Gereja, serta-merta mengacu kepada citra Santo Petrus. Telaah cermat terhadap kesusastraan gerejawi Timur maupun Barat, dari milenium pertama, termasuk dokumen-dokumen seperti riwayat-riwayat hidup orang kudus, sudah barang tentu akan memperlihatkan bahwa tradisi ini adalah tradisi yang teguh; dan memang sudah menjadi bagian dari inti sari eklesiologi Kristen untuk memandang mana-mana uskup lokal sebagai pengajar kawanan dombanya dan oleh karena itu untuk menggenapi secara sakramental, melalui suksesi apostolik, jabatan orang percaya sejati yang pertama, Petrus. ...Meskipun demikian ada suksesi yang lain, yang juga diakui para teolog Bizantin, tetapi hanya pada taraf analogi yang wujud antara majelis para rasul dan majelis para uskup, suksesi yang kedua ini ditentukan oleh kebutuhan akan tertib hidup bergereja. Batas-batasnya ditentukan oleh Konsili-Konsili, dan – menurut kebiasaan Bizantin – oleh "kaisar-kaisar yang benar-benar saleh."|''The Primacy of Peter'', hlm. 89|title=|source=}}<!--
 
The notion that many [[Episcopal see|Sees]] were 'of Peter' had also once been held in the West. [[Pope Gregory I]] states that: