Khidr: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 64:
Sarjana tasawuf Prancis, [[Henry Corbin]], menafsirkan Khidr sebagai nabi misterius, pengembara abadi. Fungsi Khiḍr sebagai ''orang-pola dasar'' adalah untuk mengungkapkan setiap murid kepada dirinya sendiri, untuk memimpin setiap murid kepada teofaninya sendiri, karena teofani itu sesuai dengan ''surga batinnya sendiri'', dengan bentuk keberadaannya sendiri, pada individualitasnya yang abadi. Dengan demikian, Khiḍr adalah pembimbing spiritual Musa, yang menginisiasi Musa ke dalam ilmu-ilmu ketuhanan, dan mengungkapkan kepadanya rahasia kebenaran mistik. Sufi Maroko Abdul Aziz ad-Dabbagh menggambarkan Khiḍr sebagai bertindak dalam bimbingan wahyu ilahi ([[wahyu|wahy]]) sebagaimana para wali lainnya, tanpa memerlukan kenabian. Dibandingkan dengan wali lainnya, Tuhan memberi Khiḍr kekuatan dan pengetahuan dari wali peringkat tertinggi (''al-ghawth''), seperti kekuatan pembuangan bebas yang menjangkau jauh melampaui [[Arsy]] dan mengingat semua kitab suci yang dikirim Tuhan.<ref>{{Cite book|last=Sijilmāsī|first=Aḥmad ibn al-Mubārak|url=https://www.worldcat.org/oclc/310402464|title=Pure gold from the words of Sayyidī ʻAbd al-ʻAzīz al-Dabbāgh = al-Dhabab al-Ibrīz min kalām Sayyidī ʻAbd al-ʻAzīz al-Dabbāgh|date=2007|others=John O'Kane, Bernd Radtke|isbn=978-90-474-3248-7|location=Leiden, the Netherlands|oclc=310402464}}</ref>
 
=== AhmadiyyahAhmadiyah ===
Para ahli tafsir Aa-Qur'an [[Ahmadiyah]] cenderung mengidentifikasi "Hamba Tuhan" yang ditemui [[Musa]] sebagai representasi simbolis dari [[Muhammad]] sendiri. Para Ahmadi percaya bahwa ayat al-Qur'an tentang pertemuan Musa dengan "Hamba Allah" terkait erat, secara kontekstual, dengan pokok bahasan surat [[Surah Al-Kahf|al-Kahfi]] di mana kisahnya dikutip. Menurut komentar para Ahmadiyah, perjalanan Musa menuju, dan pertemuannya dengan "hamba Tuhan" adalah pengalaman visioner yang mirip dengan Mi'raj (kenaikan) Muhammad yang ingin dilihat oleh Musa dan ditunjukkan dalam penglihatan ini.<ref>{{cite web|url=http://www.alislam.org/quran/tafseer/?page=1522&region=E1 |title=The Holy Quran |publisher=Alislam.org |access-date=2013-03-10}}</ref> Sifat dialog antara Musa dan "Hamba Allah" dan hubungan antara mereka dilihat sebagai indikasi dari karakteristik pribadi Musa dan Muhammad serta para pengikutnya masing-masing; Tindakan Khiḍr yang tampaknya tidak pantas dan hikmah di baliknya dipahami dengan mengacu pada ciri-ciri menonjol dari kehidupan dan ajaran Muhammad; dan seluruh narasi al-Qur'an dipahami sebagai ungkapan superioritas spiritual Muhammad atas Musa dan digantikannya dispensasi Yahudi oleh dispensasi Islam.<ref>{{cite web|url=http://www.alislam.org/quran/tafseer/?page=1474&region=E1 |title=The Holy Quran |publisher=Alislam.org |access-date=2013-03-10}}</ref>
 
== Referensi ==