Satelindo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 37:
Awalnya, ada 5 perusahaan asing yang mengajukan diri sebagai investor strategis, yaitu [[American Telephone & Telegraph|AT&T]] (AS), [[NYNEX]] (AS), [[Deutsche Telekom]] ([[Jerman]]), [[Orange S.A.|France Telecom]] ([[Prancis]]) dan [[Cable & Wireless plc|Cable & Wireless]] ([[Britania Raya|Inggris]]).<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=5dnsAAAAMAAJ&dq=satelindo+nynex+france+telecom&focus=searchwithinvolume&q=NYNEX Informasi, Volume 15,Masalah 179-182]</ref> Namun, pada Februari 1995 setelah seleksi hanya tersisa dua calon investor, yaitu Deutsche Telekom dan Cable & Wireless. Walaupun keduanya hampir sama-sama kompetitif soal tawaran harga, tetapi ada keunggulan pada Deutsche Telekom karena mereka mempunyai uang tunai dan lebih membebaskan pengelolaan Satelindo (misalnya dalam rencana penawaran umum perdana di [[bursa saham]]). Selain itu, Cable & Wireless memiliki kelemahan karena mereka rencanananya akan selalu menyetujui pembelian yang bernilai di atas Rp 2 miliar, suatu hal yang tidak disukai manajemen Satelindo. Pada 3 April 1995, keputusan diambil untuk menjadikan Deutsche Telekom sebagai pemenang dalam tender ini. Deutsche Telekom membeli saham Satelindo dengan harga US$ 586 juta (US$ 566 juta secara tunai dan US$ 20 juta dalam bentuk infrastruktur [[perangkat lunak]]), lewat anak perusahaannya DeTe Mobil Deutsche Telekom Mobilfunk GmbH (disingkat DeTe Mobil).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=sv4qAAAAMAAJ&q=deutsche+telekom+satelindo+april+1995&dq=deutsche+telekom+satelindo+april+1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi20e-pxrzuAhWSIbcAHTmdCnUQ6AEwA3oECAEQAg Panji masyarakat]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=deutsche+telekom+satelindo+april+1995+20&dq=deutsche+telekom+satelindo+april+1995+20&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwifzoSMx7zuAhV7qksFHboGDPwQ6AEwAnoECAYQAg Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref> Seiring dengan masuknya Deutsche Telekom, maka status perusahaan ini diubah menjadi [[Penanaman modal asing|PMA]] (dari sebelumnya [[Penanaman modal dalam negeri|PMDN]]).<ref name="ReferenceB">[https://books.google.co.id/books?id=D7gVAQAAMAAJ&pg=PT11&dq=satelit+palapa+indonesia+bimagraha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjD-sCUurzuAhUxILcAHf3GB-AQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=satelit%20palapa%20indonesia%20bimagraha&f=false 50 tahun peranan pos & telekomunikasi]</ref> Bergabungnya Deutsche Telekom ke Satelindo sendiri membawa keuntungan bagi kedua belah pihak, karena Satelindo mendapat modal dan bantuan teknis sedangkan Deutsche Telekom mendapatkan keuntungan mengingat posisi Satelindo yang strategis.<ref name="ReferenceA"/>
 
===Operasional GSM dan SLJJSLI===
Selain bisnis satelit, Satelindo juga diberikan izin oleh pemerintah untuk membangun jaringan sistem [[GSM]] pertama di Indonesia pada 1993, sehingga perusahaan ini merupakan pelopor dari sistem ini. Beroperasi di frekuensi 900&nbsp;MHz, untuk membangun sistem ini, Satelindo menggandeng perusahaan Prancis, [[Alcatel]] dengan kontrak senilai US$ 66 juta dan target sebesar 350.000 pengguna.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=Oq21AAAAIAAJ&dq=satelindo+gsm+1993+alcatel&focus=searchwithinvolume&q=satelindo Global Connections: International Telecommunications Infrastructure and Policy]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=satelindo+gsm+1993+alcatel&dq=satelindo+gsm+1993+alcatel&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7qKyMybzuAhVVbysKHSw1BVEQ6AEwAXoECAAQAg Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref> Proyek ini dilakukan secara dua tahap, yaitu pada 1993 dan 1994.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=Uw1YAAAAMAAJ&dq=satelindo+gsm+1993+alcatel&focus=searchwithinvolume&q=satelindo Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 9,Masalah 46-52]</ref>