Tonny Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 213:
Tony Koeswoyo meninggal dalam keadaan tidak memiliki kekayaan berlimpah untuk menghidupi keluarganya. Istrinya bahkan sampai bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris pada sebuah TK Internasional di Pondok Indah Jakarta. Biaya perawatannya di Rumah sakit ditanggung oleh adiknya Nomo Koeswoyo. Beberapa sahabat sesama artis juga sempat memberikan batuan dana. Diantaranya [[Eddy Sud]], koordinator artis Safari yang memberikan sumbangan sebanyak Rp 2,5 juta.
 
Saat menjalani perawatan di RS Setia Mitra, ketika penyakit yang diderita semakin parah, hasrat sebagai seorang musisi tidak sedikit pun berkurang. Ia dibantu oleh pemusik [[Onny Suryono]] dan [[Dimas Wahab]], yang juga kawan akrabnya untuk membantu memegang gitar saat Tonny menemukan ide sebuah lagu. Terciptalah beberapa lagu yang terasa seakan merupakan warisan terakhir Tonny Koeswoyo sebagai seorang musisi. ''Cakrawala Hati'', ''Dewi Sri'', ''Nenek Sayang'' dan ''Wit Gedhang''. Lagu itu seakan menjadi saksi sisa-sisa kedahsyatan seorang musisi yang merupakan revolusioner musik pop Indonesia.
 
== Referensi ==