Pertempuran Jamal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Pengembalian suntingan oleh Savitlaka (bicara) ke revisi terakhir oleh Fazoffic
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ilham Syafii (bicara | kontrib)
Baris 76:
 
== Akibat ==
=== MemaafkanPemaafan atas Aisyah ===
Dengan mempertimbangkan bahwa Aisyah adalah istri favorit Nabi, dan menzaliminya akan mendatangkan kemurkaan Allah dan rasulnya, Aisyah pun diperlakukan dengan hormat dan untuk sementara ditempatkan di Basra.{{sfn|Veccia Vaglieri|2012b}} Namun demikian, baik [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] dan perwakilannya, [[Abdullah bin Abbas|Ibnu Abbas]], menegur keras [[Aisyah]] atas kematian dan kerusakan yang telah dia sebabkan dan karena meninggalkan rumahnya yang bertentangan dengan instruksi [[Al-Qur'an|Qur'an]] untuk janda-janda Muhammad.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=173}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=297}}</ref><ref>{{Cite web|title=(Q33:33) [O wives of the Prophet!] Stay in your houses and do not display your finery with the display of the former [days of] ignorance. Maintain the prayer and pay almsgiving and obey Allah and His Apostle...|url=https://al-quran.info/#33:33|archive-url=https://web.archive.org/web/20040101022957/http://al-quran.info:80/|archive-date=1 January 2004|url-status=live}}</ref> Ali memerintahkan saudara seayahnya Aisyah, yakni [[Muhammad bin Abu Bakar]], untuk mengawal Aisyah kembali ke [[Makkah]].<ref>{{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=297}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}. {{Harvtxt|Nasr|Afsaruddin|2021}}</ref> Berbagai sumber menyatakan bahwa Aisyah menyesal atas peranannya dalam menentang [[Utsman bin 'Affan|Utsman]] dan atas kematian ribuan umat Muslim atas perintahnya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=176}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=121}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}</ref>
 
Perlakuan terhadap Aisyah dipandang oleh sarjana Syi’ah, Shah-Kazemi sebagai contoh kemurahan hati Ali.{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|pp=94-5}} Setelah kekalahannya, John Cappucci menulis bahwa Aishasetelah kekalahamnya, Aisyah pun mengakui kekhalifahan Ali.{{Sfn|Cappucci|2014|p=19}} Beberapa riwayat memang menunjukkan bahwa Aisha sangat menyesal dan dia berharap tidak hidup untuk menyaksikan pertempuranpenyesalan ituAisyah.{{sfn|Madelung|1997|p=176}}{{sfn|Hazleton|2009|p=121}}{{sfn|Abbas|2021|p=141}} Dalam salah satu hadis sepertimengatakan itu,bahwa menghindari pertempuran lebih diutamakan daripada melahirkan sepuluh putra untuk nabi.{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|p=95}} Pandangannya tentang Ali mungkin tidak berubah, kata Madelung.{{Sfn|Madelung|1997|p=175}} Ia mengutip sebuah tradisi yang diceritakan oleh Kabsyah binti Ka'ab bin Malik, yang mana Aisyah memuji Utsman dan menyesali bahwa dia menghasut pemberontakan melawannya (tetapi tidak melawan Ali). Bagaimanapun, kekalahannya mengakhiri ambisi politiknya,{{Sfn|Madelung|1997|p=176}} dan dia hanya terlibat dalam beberapa peristiwa politik kecil untuk selanjutnya.{{Sfn|Cappucci|2014|p=19}} Kekalahannya mungkin dikutip untuk mencegah wanita Muslim abad pertengahan terlibat dalam politik.{{Sfn|Spellberg|2006|p=24}}
 
=== Pengampunan Umum ===
Dengan menyatakan bahwa mereka yang dikalahkan adalah orang-orang [[muslim]] yang taat dan bukanlah [[Apostasi|murtadin]], Ali mengumumkan pengampunan publik setelah peperangan tersebut.<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=121}}</ref> Dia sebelumnyadikatakan melarang anak buahnya untuk menyakiti umat muslim yang menjadi tawanan, pembelotyang terluka, yang membelot dan yang terlukakabur dari perperangan itutersebut. YangPara tertawantawanan dibebaskan, perempuan-perempuan dan hartaanak-anak bendadari kaum mereka dikembalikantidak kepadadiperbudak mereka.dan sedangkanhanya untukpersenjataan pasukannyadan sendiri,binatang Alilah memberikanyang kompensasimenjadi kepadaharta merekarampasan. sebagianAli pun memberikan uang dari perbendaharaanpembendaharaan Basrah sejumlah 500 dirham kepada tiap pasukannya sebagai gantinya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=175, 179, 180}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=122}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=298}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Namun hal ini menimbulkan kekecewaan di sebagian pasukan Ali, karena menurut mereka Ali telah merampas hak-hak mereka untuk memperoleh harta rampasan dan memperbudak perempuan-perempuan dan anak-anak dari kaum yang dikalahkan yang mana hal itu merupakan norma dalam Islam ketika mengalahkan suatu kaum.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012b}} Ali juga disebut pernah mengatakan bahwa bila mereka ngotot agar Aisyah diperbudak, maka mereka harus melakukan pengundian untuk menentukan siapa yang akan mendapatkannya.{{Sfn|Madelung|1997|pp=179-80}} Pengampunan ini juga diperluas kepada para pemberontak kelas kakap seperti [[Marwan bin al-Hakam|Marwan]] dan putra-putra [[Utsman bin 'Affan|Utsman]], [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]], dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]].<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=180, 181}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> dan bagaimana Ali disebut pernah berkata kalau mereka ngotot ingin memperbudak perempuan-perempuan dari yang dikalahkan mereka harus mengundi siapa yang akan mendapatkan Aisyah. Menurut Madelung, Ali bertanya kepada mereka apakah dirinya bukan orang yang paling dekat dengan Muhammad dan yang paling berhak atas kepemimpinan setelah kematian Muhammad. Dia kemudian membiarkan mereka pergi setelah mereka memohon pengampunan dan berbai'at kepada Ali. Sebuah laporan yang berbeda menyatakan bahwa Marwan yang tetap membangkang tetap dilepaskan tanpa berbai'at kepada Ali.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=181}}</ref> Marwan segera bergabung dengan musuh Ali, [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]], setelah pertempuran.<ref name=":13"/>
 
Ali tewas tidak lama berselang selama berlangsungnya konflik dengan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]]. Namun bukan pihak Muawiyah lah yang membunuhnya, melainkan adalah orang-orang yang awalnya menjadi pasukannya sendiri, yakni muslim-muslim yang dilabeli [[Khawarij]] karena kemudian keluar dari kalangannya, diakibatkan kebijakan Ali yang mereka anggap telah melenceng dari Islam yang lurus. Salah satu pembunuh Ali, yakni Ibnu Muljam diketahui ingin menikahi perempuan yang meminta kepadanya agar membalaskan dendam orang tua perempuan tersebut yang dibunuh pasukan Ali ketika [[Pertempuran Nahrawan]], meski sebelum mendengar permintaan tersebut, Ibnu Muljam telah punya niatan ingin membunuh Ali. Perempuan itu pun menyuruh orang dari sukunya, yang bernama Waddan untuk membantu Ibnu Muljam dalam membunuh Ali.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume17/page/n237/mode/2up?view=theater|title=History of al-Tabari vol 17|pages=213-216|url-status=live}}</ref>
 
=== Kufah dan Ibukota ''de facto'' ===
Sebelum meninggalkan Basra, Ali menegur warganya karena melanggar sumpah setia dan memecah belah masyarakat. Dia kemudian menunjuk Ibnu Abbas sebagai gubernur Basra setelah menerima janji baru mereka.{{Sfn|Madelung|1997|p=182}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012b}} M.A. Shaban menambahkan bahwa Ali membagi dana perbendaharaan secara merata di Basra,{{Sfn|Shaban|1970|p=72}} yang tetap menjadi surga selama bertahun-tahun bagi sentimen pro-Utsman.{{Sfn|Donner|2010|p=159}}{{Sfn|Shaban|1970|p=67}} Khalifah segera berangkat ke Kufah,{{Sfn|Madelung|1997|p=182}} ​​tiba di sana pada bulan Desember 656 atau Januari 657. Ia menolak tinggal di kastil gubernur, menyebutnya ''qasr al-khabal'' ({{lit|'kastil korupsi'}}), dan malah tinggal bersama keponakannya Ja'da bin Hubairah.{{Sfn|Madelung|1997|p=183}} Kufah dengan demikian menjadi basis aktivitas utama Ali selama kekhalifahannya.{{Sfn|Donner|2010|p=159}}{{Sfn|McHugo|2018|loc=§2.II}} Dengan langkah ini, elit Madinah secara permanen kehilangan otoritas mereka atas komunitas Muslim, kata [[Maria Massi Dakake|Maria M. Dakake]].{{Sfn|Dakake|2012|p=52}} Kennedy juga menyoroti kerugian strategis Madinah, mengatakan bahwa Madinah jauh dari pusat populasi Irak dan Suriah, dan sangat bergantung pada pengiriman biji-bijian dari Mesir.{{Sfn|Kennedy|2015|p=66}} Kufah tetap menjadi pusat utama Islam Syiah sampai pertengahan abad kedua [[Hijriyah]] (pertengahan abad kedelapan), ketika [[Baghdad]] didirikan.{{Sfn|Momen|1985|p=24}}
 
=== Tewasnya Ali ===
Ali tewas tidak lama berselang selama berlangsungnya konflik dengan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]]. Namun bukan pihak Muawiyah lah yang membunuhnya, melainkan adalah orang-orang yang awalnya menjadi pasukannya sendiri, yakni muslim-muslim yang dilabeli [[Khawarij]] karena kemudian keluar dari kalangannya, diakibatkan kebijakan Ali yang mereka anggap telah melenceng dari Islam yang lurus. Salah satu pembunuh Ali, yakni Ibnu Muljam diketahui ingin menikahi perempuan yang meminta kepadanya agar membalaskan dendam orang tua perempuan tersebut yang dibunuh pasukan Ali ketika [[Pertempuran Nahrawan]], meski sebelum mendengar permintaan tersebut, Ibnu Muljam telah punya niatan ingin membunuh Ali. Perempuan itu pun menyuruh orang dari sukunya, yang bernama Waddan untuk membantu Ibnu Muljam dalam membunuh Ali.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume17/page/n237/mode/2up?view=theater|title=History of al-Tabari vol 17|pages=213-216|url-status=live}}</ref>
 
== Lihat pula ==