Papua Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Afif Brika1 (bicara | kontrib) ada kesalahan, gunung puncak jaya itu tidak berada di puncak jaya, tetapi perbatasan puncak dengan mimika |
|||
Baris 63:
Daerah barat [[Mimika]] sejak abad-18 menjadi jangkauan terjauh pengaruh "Uli Siwa" [[Kesultanan Tidore]] di pesisir barat selatan Pulau Papua. Wilayah ini dipengaruhi oleh tiga kelompok besar, [[Suku Koiwai]], [[Suku Kamoro]], dan [[Suku Asmat]]. Hubungan perdagangan akan budak, peralatan besi, kain, dan ornamen tubuh yang terbentuk menanamkan banyak pengaruh terhadap penduduk lokal dengan ditandainya penggunaan gelar asal Maluku (''raja'', ''mayor'', ''kapitan'', dan ''orang tua'') dan juga kebudayaan Islamis masyarakat seperti penggunaan topi berbentuk turban dan kebiasaan tidak makan babi hingga pada tahun 1950-an.<ref name="Pouwer p. 119">{{cite book | last=Pouwer | first=Jan | title=Gender, ritual and social formation in West Papua : a configurational analysis comparing Kamoro and Asmat | url=https://archive.org/details/genderritualsoci00pouw | publisher=KITLV Press | publication-place=Leiden | date=2010 | isbn=90-04-25372-6 | oclc=808384659 | page=[https://archive.org/details/genderritualsoci00pouw/page/n133 119]}}</ref>
Pusat perdagangan di wilayah ini berpusat di Kipia yang dipimpin oleh seorang yang mendapat gelar raja dari Kerajaan Namatota (Koiwai) bernama Naowa. [[Kipia, Mimika Barat Tengah, Mimika|Kipia]] memimpin konfederasi kampung [[Suku Kamoro|Kamoro]] bernama [[Konfederasi Tarya We|Tarya We]], bersama [[Pronggo, Mimika Barat Tengah, Mimika|Poraoka
=== Masa Hindia Belanda ===
|