Sisingamangaraja XII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
Pada tahun 1824, seluruh wilayah koloni [[Inggris]] di [[Sumatra|Sumatera]] diberikan kepada [[Belanda]] melalui [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824|Perjanjian Inggris dan Belanda]] (''Anglo-Dutch Treaty of 1824'' ). Hal ini membuka peluang bagi Hindia Belanda untuk menganeksasi seluruh wilayah yang belum dikuasainya di Sumatera.
 
Pada tahun 1873, Belanda melakukan invasi militer ke [[Aceh]] melalui [[Perang Aceh]]. Kemudian, Belanda melanjutkan invasi ke [[Tapanuli|Tanah Batak]] pada 1878. Para raja kampung Batak (''huta'') yang beragama [[Kekristenan|Kristen]] menerimamenolak masuknya Hindia Belanda ke Tanah Batak, sementara Raja Bangkara, Si Singamangaraja XII, yang memiliki hubungan dekat dengan [[Kesultanan Aceh]], menolak dan menyatakan perang.
 
Pada tahun 1877, [[Daftar misionaris Kristen di Tanah Batak|para misionaris]] di [[Silindung]] dan [[Siborongborong, Tapanuli Utara|Bahal Batu]] meminta bantuan kepada Pemerintah Kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Si Singamangaraja XII. Kemudian, Pemerintah Kolonial Belanda dan para misionaris sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Si Singamangaraja XII di [[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Bangkara]] tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba.