Keretek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Bulandari27 (bicara | kontrib) Membatalkan suntingan berniat baik oleh Adnan Chaldun (bicara) (TW) Tag: Pembatalan |
||
Baris 2:
{{refimprove}}
[[Berkas:Dji Sam Soe.jpg|ka|jmpl|[[Dji Sam Soe]], contoh rokok kretek buatan Indonesia.]]
'''Kretek''' adalah [[rokok]] yang berasal dari [[Indonesia]]. Kretek terbuat dari [[tembakau]] dan cengkih serta dipadukan dengan saus perasa. Asal usul nama "Kretek" berasal dari suara rokok saat
== Jenis ==
Baris 9:
== Sejarah ==
[[Berkas:Cloves.JPG|ka|240px|jmpl|Cengkih kering yang menjadi bahan pembuatan rokok kretek.]]
Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal
Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkih. Setelah rutin
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh [[Nitisemito]] pada [[1906]] dan pada [[1908]] usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di [[Indonesia]].
▲belum Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam [[Kisah Roro Mendut]], yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh [[Tumenggung Wiroguno]], salah seorang panglima perang kepercayaan [[Sultan Agung]] menjual rokok "''klo''" (rokok kretek dengan bungkus kulit jagung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.ya.
== Awal usaha Kretek ==
Nitisemito seorang buta huruf, putra Ibu Markanah di desa Janggalan dengan nama kecil Rusdi. Ayahnya, Haji Sulaiman adalah kepala desa Janggalan. Pada usia 17 tahun, ia mengubah namanya menjadi Nitisemito. Pada usia tersebut, ia merantau ke [[Malang]], [[Jawa Timur]] untuk bekerja sebagai buruh jahit [[pakaian]]. Usaha ini berkembang sehingga ia mampu menjadi pengusaha konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit
Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan ''nginang'' pada sekitar tahun [[1870]]. Di warungnya, yang kini menjadi toko kain Fahrida di Jalan Sunan Kudus, Mbok nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering mengunjungi warungnya. Kebiasaan ''nginang'' yang sering dilakukan para kusir mengakibatkan kotornya warung Mbok Nasilah, sehingga dengan menyuguhkan rokok, ia berusaha agar warungnya tidak kotor. Pada awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah satunya dengan menambahkan cengkih ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus dengan ''klobot'' atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok ini disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir.
Nitisemito lantas menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata dagangan utama. Usaha ini maju pesat. Nitisemito memberi label rokoknya "''Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo''" (Rokok Cap Kodok
Bal Tiga resmi berdiri pada [[1914]] di [[Desa Jati]], Kudus. Setelah 10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar
Sejarah mencatat Nitisemito mampu mengomandani 10.000 pekerja dan memproduksi 10 juta batang rokok per hari [[1938]]. Kemudian untuk mengembangkan usahanya, ia menyewa tenaga pembukuan asal [[Belanda]]. Pasaran produknya cukup luas, mencakup kota-kota di [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Sulawesi]], [[Kalimantan]] bahkan ke Negeri Belanda sendiri. Ia kreatif memasarkan produknya, misalnya dengan menyewa pesawat terbang [[Fokker]] seharga 200 [[gulden]] saat itu untuk mempromosikan rokoknya ke [[Bandung]] dan [[Jakarta]]
Baris 35 ⟶ 33:
== Ambruknya rokok kretek Bal Tiga dan munculnya pesaing ==
Hampir semua pabrik itu kini telah tutup. Bal tiga ambruk karena perselisihan di antara para ahli warisnya. Munculnya perusahaan rokok lain seperti ''[[Nojorono]]''/[[Clas Mild]] ([[1932]]), ''[[Djamboe Bol]]'' ([[1937]]), ''[[Djarum]]'' ([[1951]]), dan ''[[Sukun]]'',
Ambruknya pasaran Bal Tiga disebut
Pada tahun [[1932]], Minak Djinggo, yang penjualannya
Perusahaan rokok kretek [[Djarum]] berdiri pada [[21 April]] [[1951]] dengan 10 pekerja. [[Oei Wie Gwan]], mantan agen rokok Minak Djinggo di [[Jakarta]] ini, mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk Dinas Perbekalan Angkatan Darat. Pada tahun [[1955]], Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan ''mesin pelinting'' dan pengolah tembakau pada tahun [[1967]].
Di era keemasan Minak Djinggo dan di ujung masa suram Bal Tiga, aroma bisnis kretek menjalar hingga ke luar Kudus. Banyak ''juragan'' dan agen rokok bermunculan. Di [[Magelang]], [[Solo]]
== Perkembangan industri kretek di pulau Jawa ==
Baris 49 ⟶ 47:
Kretek juga merambah [[Jawa Barat]]. Di daerah ini pasaran rokok kretek dirintis dengan keberadaan ''rokok kawung'', yakni kretek dengan pembungkus [[daun]] [[aren]]. Pertama muncul di [[Bandung]] pada tahun [[1905]], lalu menular ke [[Garut]] dan [[Tasikmalaya]]. Rokok jenis ini meredup ketika kretek Kudus menyusup melalui [[Majalengka]] pada [[1930]]-an, meski sempat muncul pabrik rokok kawung di [[Ciledug Wetan]].
Sedangkan di [[Jawa Timur]], industri rokok dimulai dari rumah tangga pada tahun [[1913]] yang dikenal dengan [[Dji Sam Soe]]/[[HM Sampoerna|PT HM Sampoerna, Tbk.]]. Tonggak perkembangan kretek dimulai ketika pabrik-pabrik besar menggunakan mesin pelinting. Tercatat [[Bentoel Group|PT Bentoel]] di [[Malang]] yang berdiri pada tanggal [[12 September]] [[1930]] yang kedua memakai mesin pada tahun [[1965]] (setelah [[HM Sampoerna]]; [[1960]]), mampu menghasilkan 6000 batang rokok per menit. PT [[Gudang Garam]], [[Kediri]] dan PT [[Wismilak Group|Wismilak Inti Makmur]] Tbk. tidak mau ketinggalan, begitu juga dengan PT Djarum, Djamboe Bol, Nojorono
Kini terdapat empat kota penting yang menggeliatkan industri kretek di Indonesia; [[Kudus]], [[Kediri]], [[Surabaya]]
== Tarif cukai per batang atau per gram untuk hasil tembakau buatan dalam negeri mulai 1 Januari 2023 ==
{|class="wikitable"
|