AXIS: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
| notes =
}}
'''AXIS''' (sebelumnya bernama '''Lippo Telecom''' dan '''NTS''') adalah sebuah produk layanan telekomunikasi dari [[XL Axiata]], anak perusahaan dari [[Axiata]]. AXIS meluncurkan layanannya pada bulan [[April 2008]] (dengan wilayah operasi awal di [[Jawa]] dan [[Sumatra]]) dan kini tersedia di lebih dari 400 kota di seluruh pulau-pulau besar Indonesia, termasuk [[Pulau Jawa|Jawa]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Bali]] dan [[Lombok]] yang mencakup 80% penduduk. Jaringan AXIS juga diperkuat oleh jaringan XL sehingga cakupannya menjadi lebih luas. Berkantor pusat di [[Jakarta]], AXIS merupakan salah satu operator seluler [[2G]], [[3G]], [[4G]] dan [[5G]] dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, melayani lebih dari 15 juta pelanggan [[telepon seluler]], dan didukung oleh lebih dari 800 pegawai yang berdedikasi.<ref name="Tentang Axis Telekom">{{Cite web |url=https://axis.operatorseluler.com/tentang-axis/ |title=Tentang Axis |access-date=2018-02-25 |archive-date=2019-11-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191113184226/http://axis.operatorseluler.com/tentang-axis/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Merek AXIS awalnya dikelola oleh '''PT Axis Telekom Indonesia''' (dahulu '''PT Natrindo Telepon Seluler'''). Setelah proses merger dan akuisisi oleh XL Axiata pada 2013-2014, merek ini akhirnya dikelola oleh PT XL Axiata Tbk sampai saat ini dan AXIS tidak lagi berdiri sebagai sebuah perusahaan independen, melainkan hanya sebagai [[merek]] semata.
Baris 66:
 
===Perubahan kepemilikan===
[[Berkas:Natrindo Telepon Seluler Logo.jpg|jmpl|ka|Logo NTS (2007-2008)]]
Pada 22 Januari 2005, Grup Lippo menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Khrisnan, [[Maxis Communications]] untuk menjual 51% saham Lippo Telecom kepada Maxis. Transaksi ini melibatkan anak perusahaan kedua pihak dimana Lippo lewat PT Aneka Tirta Nusa dan Maxis lewat Asia Communications BV, serta memakan biaya US$ 100 juta.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-277238/maxis-beli-51-persen-saham-lippo-telecom- Maxis Beli 51 Persen Saham Lippo Telecom]</ref> Menurut pemimpin Lippo, [[James Riady]], alasannya berkongsi dengan Khrisnan adalah karena kedua perusahaan sama-sama bermain di komunikasi dan multimedia. Lalu James juga menyatakan bahwa Maxis berjanji untuk menginvestasikan dana dengan total US$ 250 juta di sektor komunikasi dalam perusahaan patungan mereka, Lippo Telecom. Selain itu, keduanya akan mempersiapkan rencana untuk melakukan [[penawaran umum perdana]] Natrindo dalam waktu dua tahun di [[bursa saham]].<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-317811/lippo-akan-investasi-sektor-telekomunikasi-us-25-miliar Lippo akan Investasi Sektor Telekomunikasi US$ 2,5 Miliar]</ref> Untuk biaya pengembangannya, keduanya akan menanggungnya secara bersama.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=A2eyAAAAIAAJ&q=natrindo+maxis&dq=natrindo+maxis&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiD64qQgNXuAhWYfH0KHVJ-A1IQ6AEwCHoECAAQAgYearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref>
 
Baris 72 ⟶ 71:
 
Namun kemudian tampak rencana itu ditunda lagi dan sampai 2007, Lippo Telecom hanya menggaet 12.000 pelanggan di Bandung dan Surabaya. Akibat tindakan Lippo Telecom yang mengulur-ulur peluncurannya dan tampak tidak serius beroperasi di 3G, pada Juni 2007 [[BRTI]] sempat merencanakan untuk mencabut operasional perusahaan ini, dan BRTI memberi waktu 6 bulan agar Natrindo segera menyelesaikan kewajibannya.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-798187/lisensi-seluler-lippo-telecom-terancam-dicabut Lisensi Seluler Lippo Telecom Terancam Dicabut]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/103049/natrindo-diberi-waktu-enam-bulan Natrindo Diberi Waktu Enam Bulan]</ref> Namun, kemudian di tahun 2007 juga Natrindo mengalami perubahan kepemilikan kembali dengan Lippo menjual 44% sahamnya (dari anak usaha perusahaan afiliasinya, PT Aneka Tirta Nusa bernama Penta Investment BV) ke anak usaha Maxis lain, Althem BV dengan harga US$ 123,92 juta.<ref>[https://swa.co.id/swa/listed-articles/maxis-kuasai-saham-lippo-telecom Maxis Kuasai Saham Lippo Telecom]</ref><ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2007/04/25/althem-strikes-deal-with-penta-investments-to-acquire-lippo-telecom-stake/ Althem strikes deal with Penta Investments to acquire Lippo Telecom stake]</ref> Penjualan yang berlangsung pada 25 April 2007 ini mengakibatkan saham Lippo menjadi hanya tersisa sangat sedikit sedangkan 95% dikuasai oleh Maxis Telecom. (Sebenarnya, anak usaha Maxis lain bernama Teleglobal Investments BV juga memiliki hak untuk membeli 5% saham sisa Lippo, tetapi tampaknya tidak dilakukan). Penjualan ini sempat menuai kontroversi karena dituduh jual-beli lisensi (walaupun [[Menkominfo]] saat itu [[Sofyan Djalil]] tidak menolaknya)<ref>[https://inet.detik.com/business/d-772679/dirjen-postel-kecewa-lippo-telecom-dicaplok-asingDirjen Postel Kecewa Lippo Telecom Dicaplok Asing]</ref> dan awalnya Maxis sempat menyampaikan akan mencari partner lokal lain.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/62869/maxis-akan-cari-local-partner Maxis Akan Cari "Local Partner"]</ref> Sebelum transaksi ini dilakukan, sebenarnya merek Lippo Telecom sendiri sejak Februari 2007 sudah berganti nama menjadi '''NTS''', singkatan dari '''N'''atrindo '''T'''elepon '''S'''eluler.<ref>[https://priandoyo.wordpress.com/2007/05/09/natrindo-bagaimana-nasibmu/ Natrindo bagaimana nasibmu?]</ref>
[[Berkas:Natrindo Telepon Seluler Logo.jpg|jmpl|ka|Logo NTS (2007-2008)]]
 
Sebenarnya, Maxis tidak ingin merengkuh saham Natrindo secara mutlak dalam waktu lama pasca-akuisisi 44% saham tersebut, bahkan pada Mei 2007 Maxis sudah berencana untuk melepas saham mayoritas perusahaan tersebut.<ref>[https://www.thestar.com.my/business/business-news/2007/05/11/maxis-in-talks-on-natrindo-stake-sale Maxis in talks on Natrindo stake sale]</ref> Pada 26 Juni 2007, Maxis berhasil menjalin kesepakatan dengan [[Saudi Telecom Company]] (STC), sebuah perusahaan telekomunikasi besar [[Arab Saudi]] untuk menjual 51% sahamnya di Natrindo senilai US$ 3,05 miliar.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-798015/saudi-telecom-beli-51-saham-maxis-di-natrindo Saudi Telecom Beli 51% Saham Maxis di Natrindo]</ref> Menurut STC, transaksi ini dilakukan seiring upaya mereka untuk memperluas operasinya di berbagai negara Asia. Setelah transaksi ini, 51% saham dikuasai STC, 44% oleh Maxis dan sisanya oleh pihak lain.<ref name="industri.kontan.co.id">[https://industri.kontan.co.id/news/kongsi-group-lippo-dan-astro-malaysia-kian-di-ujung-tanduk Kongsi Group Lippo dan Astro Malaysia Kian di Ujung Tanduk]</ref> Akuisisi ini dilakukan dengan menjual perusahaan Maxis yang memegang saham di Natrindo, Teleglobal Investments BV kepada STC.<ref>[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/2RingkasanRencanaPenggabungan.pdf Ringkasan Rancangan Akuisisi]</ref> (Transaksi Maxis dan STC ini jelas memakan biaya yang berkali-kali lipat lebih besar daripada saat Lippo menjual Natrindo pada Maxis beberapa tahun lalu, sehingga konon Lippo berang atas "kecerdikan" perusahaan Khrisnan ini. Akibatnya, keduanya terlibat konflik senilai US$ 250 juta yang pada akhirnya berakibat pada hancurnya kerjasama mereka di [[televisi kabel|TV kabel]] [[Astro Nusantara]] yang dimiliki juga sebagian oleh perusahaan Khrisnan lain, [[Astro (Malaysia)|Astro]]. Konflik ini melibatkan berbagai laporan ke [[polisi]] dan gugatan di berbagai pengadilan dalam dan luar negeri).<ref name="industri.kontan.co.id"/><ref>[https://inilah.com/news/1888262/lippo-vs-konglomerat-malaysia Lippo vs Konglomerat Malaysia]</ref><ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20086/konflik-astrolippo-kian-memanas/ Konflik Astro-Lippo Kian Memanas]</ref> Setelah proses akuisisi itu, Natrindo makin memantapkan niatnya untuk segera memulai operasinya, di akhir 2007.<ref>[https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2007/NTS-Percepat-Pengoperasioan-Infrastruktur/ NTS Percepat Pengoperasioan Infrastruktur]</ref> Sebelum berubah menjadi AXIS, pelanggan NTS terakhir tercatat sebanyak 20.000 pelanggan dan beroperasi di Bandung serta Surabaya.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/96724/pemerintah-siapkan-dua-opsi-benahi-frekuensi-nts Pemerintah Siapkan Dua Opsi Benahi Frekuensi NTS]</ref>