Monastisisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Baris 9:
Sesudah Sang Buddha wafat, ordo monastik Buddhis berkembang menjadi suatu gerakan [[senobitis]]. Praktik tinggal bersama selama musim hujan ([[vassa]]), yang diajarkan oleh Sang Buddha, sedikit demi sedikit berkembang menjadi kehidupan monastik bersifat menetap yang berpusat pada hidup dalam sebuah komunitas. Sebagian besar dari tata tertib modern yang ditaati oleh para rahib dan rubiah—[[Patimokkha]]—berkaitan dengan kehidupan dalam komunitas, dan berisi rincian metode-metode yang tepat untuk hidup dan berhubungan dalam sebuah komunitas rahib atau rubiah. Jumlah peraturan yang harus ditaati berbeda-beda antara ordo yang satu dengan ordo yang lain; para rahib [[Theravada]] memiliki sekitar 227 peraturan. Terdapat lebih banyak lagi peraturan khusus bagi para bhikkhuni (rubiah).
 
Monastisisme Buddha dengan tradisi konsiliernya, misi-misi, dan sebagai sumber pegetahuanpengetahuan dan [[melek aksara]] menyebar dari India sampai ke Timur Tengah dan bahkan sampai ke Barat. Monastisisme Kristiani mengikuti jejak langkah mereka di daerah-daerah tempat Kaisar [[Ashoka]] pernah mengirimkan misi-misi Agama Buddha.
 
Ordo monastik Buddhis terdiri atas dewan para [[bhikkhu]] (laki-laki) dan dewan para [[bhikkhuni]] (perempuan). Awalnya dewan ini hanya beranggotakan kaum pria namun berkembang hingga mencakup pula kaum wanita setelah ibu tiri Sang Buddha, [[Mahaprajapati]], memohon untuk diizinkan menjalani hidup sebagai seorang bhikkhuni.