Flexi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 24:
Cikal-bakal Flexi dapat ditarik pada layanan yang dihadirkan oleh Telkom (secara spesifiknya Telkom Divisi Regional/Divre V Jawa Timur) untuk wilayah [[Surabaya]] dan sekitarnya mulai tahun 1999, bernama C-Phone (''Cordless Phone'') yang menggunakan teknologi [[cdmaOne]] berfrekuensi 1900 MHz. Produk ini diluncurkan seiring keinginan pemerintah menyediakan komunikasi nirkabel yang baik dalam rangka penyelenggaraan [[Pekan Olahraga Nasional 2000|PON 2000]].<ref name=eva>[https://adoc.pub/evaluasi-dan-perumusan-strategi-telkom-flexi-dengan-mengguna.html EVALUASI DAN PERUMUSAN STRATEGI TELKOM FLEXI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DAVID]</ref> C-Phone merupakan salah satu layanan berbasis [[CDMA]] pertama di Indonesia,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=RjLjAAAAMAAJ&dq=TELKOM+DIVRE-5+CDMA&focus=searchwithinvolume&q=CDMA Gamma, Volume 1,Masalah 23-27]</ref> dan menawarkan jaringan tetap nirkabel namun dengan tarif semurah [[PSTN|telepon rumah]]. Tercatat, meskipun layanan ini kurang berkembang, dengan hanya meraup 8.000 pelanggan dan wilayah layanannya terbatas, namun produk ini cukup diminati pengguna kelas menengah ke atas karena kejernihan suara dan keamanannya yang membuat C-Phone masih menguntungkan bagi Telkom.<ref name=kisah>[https://www.setyobudianto.com/2014/09/kisah-perjalanan-c-phone-berubah-nama.html Kisah Perjalanan C-Phone Berubah Nama Menjadi TelkomFlexi dan Migrasi ke Telkomsel]</ref><ref name=tmpo>[https://tekno.tempo.co/read/84691/akses-lokal-di-mana-mana Akses Lokal di Mana-mana]</ref>
 
Dalam perjalanannya, selain kurang peminat dan jangkauannya terbatas, layanan cdmaOne C-Phone belakangan juga belakangan menemui masalah. Di tahun 2001, kepolisian sempat mengusut dugaan pelanggaran penggunaan frekuensi 1900 MHz oleh Telkom Divre 5V Jawa Timur, karena dirasa layanan C-Phone yang diselenggarakannya tidak berizin. Masalah tersebut tercatatkemudian bisa diatasi dengan komunikasi Telkom dengan pihak kepolisian,<Ref>[https://web.archive.org/web/20010215152932fw_/http://www.c-phone.net/001206kadivre.html Kadivre Nyatakan Rampung, Polisi Belum]</ref> dan lobi Telkom ke Dirjen Postel yang mengizinkan C-Phone tetap beroperasi hingga 2003, meskipun dilarang menerima pelanggan baru.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=6LtWAAAAMAAJ&dq=telkom+cphone+surabaya&focus=searchwithinvolume&q=cphone+ Panji masyarakat, Bagian 4]</ref><Ref>[https://repository.unair.ac.id/49996/7/kk%20B%20161.02%20put%20p.pdf PENCCUNAAN ANALlSlS SWOT SEBACAI SUATU ASAR DALAM PERUMUSAN STRATECI PEMASARAN...]</ref> Dari sejumlah operator seluler, muncul keluhan bahwa layanan tersebut yang awalnya berbasis telepon tetap ''wireless'', di lapangan justru bersifat ''semi-mobile'' yang mirip dengan jaringan seluler sehingga dirasa menyimpang dari izinnya.<ref>[https://telecommindonesia.wordpress.com/2011/12/08/telkom-dahului-indosat-operasikan-cdma-di-jakarta/ Telkom dahului Indosat operasikan CDMA di Jakarta]</ref> Ditambah dengan kewajiban pemerintah yang menyatakan frekuensi 1900 MHz akan digunakan untuk layanan [[GSM]] DCS, membuat pihak Telkom mulai memikirkan rencana baru untuk mengembangkan layanan berbasis CDMA.<ref name=kisah/>
 
Setahun berikutnya, di tahun 2002, Telkom secara resmi mendapatkan izin telepon tetap nirkabel (''[[FWA|fixed wireless access]]'') nasional dari pemerintah dengan frekuensi 800 MHz dan 1900 MHz (khusus DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten). Hal ini seiring kenaikan tarif telepon Telkom yang diberlakukan pemerintah, yang dirasa perlu diiringi perluasan cakupan jaringannya.<Ref>[https://calesmart.com/artikel/Mengatasi-sumber-daya-alam-terbatas-Pemerintah-atur-penggunaan-alokasi-spektrum-frekuensi-radio-2_111.html Mengatasi sumber daya...]</ref> Pada saat itu, layanan FWA sebenarnya ditujukan untuk membantu memperluas jaringan telepon tetap Telkom yang selama ini didominasi [[PSTN]], yang ditargetkan menjadi 1,6 juta sambungan pada 2005.<ref name=ratelin>[https://bisnis.tempo.co/read/36194/telkom-dan-indosat-jajaki-kerjasama-frekuensi-dengan-ratelindo Telkom dan Indosat Jajaki Kerjasama Frekuensi dengan Ratelindo]</ref> (Namun, karena adanya celah pada regulasi, membuat produk ini kemudian dipasarkan mirip seperti layanan [[operator seluler]] oleh operatornya).<ref>[https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/90349/bye-bye-seluler-bye Bye-bye seluler, bye?]</ref>