Perang Aceh-Batak (1539): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Latar Belakang: merapikan rujukan
Siasat Pero de Faria: merapikan rujukan
Baris 21:
 
== Siasat Pero de Faria ==
Raja Batak yang murka akan pengkhianatan perjanjian tersebut mengerahkan pasukan sejumlah 15.000 orang yang terdiri dari penduduk asli maupun orang asing. Tidak puas dengan itu ia mengirimkan utusannya kepada Raja [[Portugis-Indonesia|Portugal]]. Utusan itu menjelaskan telah terjadi pertempuran antara pasukan kerajaan batak melawan pasukan [[Kesultanan Aceh]] yang berlangsung di sebuatu [[medan]] terbuka selama 3 jam tanpa henti. Setelah membaca surat dari Raja Batak, Pero de Faria mengatur akomodasi terbaiknya. Dalam waktu 17 hari setelah tiba di [[Malaka (disambiguasi)|Malaka]], segala sesuatu langsung di urus dengan sempurna. Setelah 9 hari menginap di ibukota Kerajaan Batak di Sungai Iyu (Panaiu), ia menyaksikan keberangkatan Raja Batak dan pasukannya meninggalkan ibukota menuju suatu tempat bernama Turbao 9 yang jaraknya sekitar 5 ''leagues (±25Km)''. Setelah satumalam menginap pasukan Kerajaan Batak dan rajanya melanjutkan gerakan sejauh 18 ''leagues (±90Km)'' menuju kedudukan pasukan Aceh. Jumlah pasukan yang dipimpin Raja Batak mencapai 15.000 orang. Pasukan ini diperkuat juga dengan 40 ekor [[gajah]] dan 12 gerobak yang dimuati [[artileri]]-[[artileri]] kecil. Setelah menempuh perjalanan selama 5 hari, pasukan Kerajaan Batak sampai di tepi Sungai Quilem. 15 Di tepi sungai ini pasukan Batak (Tamiang) menangkap mata-mata Aceh, dan berhasil mengungkap informasi bahwa pasukan Aceh telah berkubu di satu tempat yang disebut Tondacur yang terletak sekitar 2 leagues ''(±10Km'') dari wilayah Aceh. Pasukan Aceh yang berkubu di Tondacur ([[Sei Kuruk I, Seruway, Aceh Tamiang|Sei Kuruk]]) diperkuat oleh legiun asing yang terdiri dari orang-orang [[Turki]], [[Cambai, Prabumulih|Cambay]], dan [[Malabar Belanda|Malabar]].<ref>{{Cite journal|last=Soedewo|first=Ery|date=2019|title=STRATEGIStrategi KERAJAANKerajaan BATAKBatak (TAMIANGTamiang) Menghadapi Serangan Kesultanan Aceh di Abad ke-16 M|url=http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1292199&val=10223&title=STRATEGI%20KERAJAAN%20BATAK%20TAMIANG%20MENGHADAPI%20SERANGAN%20KESULTANAN%20ACEH%20DI%20ABAD%20KE-16%20M|dead-url=yes|journal=Berkala Arkeologi SANGKHAKALA|volume=Vol. 22|issue=No. 1|archive-url=https://web.archive.org/web/20210624202330/http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1292199&val=10223&title=STRATEGI%20KERAJAAN%20BATAK%20TAMIANG%20MENGHADAPI%20SERANGAN%20KESULTANAN%20ACEH%20DI%20ABAD%20KE-16%20M|archive-date=2021-06-24|access-date=2021-06-21}}</ref>
MENGHADAPI SERANGAN KESULTANAN ACEH DI ABAD KE-16 M|url=http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1292199&val=10223&title=STRATEGI%20KERAJAAN%20BATAK%20TAMIANG%20MENGHADAPI%20SERANGAN%20KESULTANAN%20ACEH%20DI%20ABAD%20KE-16%20M|journal=Berkala Arkeologi SANGKHAKALA|volume=Vol. 22|issue=No. 1|access-date=2021-06-21|archive-date=2021-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20210624202330/http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1292199&val=10223&title=STRATEGI%20KERAJAAN%20BATAK%20TAMIANG%20MENGHADAPI%20SERANGAN%20KESULTANAN%20ACEH%20DI%20ABAD%20KE-16%20M|dead-url=yes}}</ref>
 
Setelah berunding dengan [[dewan]] perangnya, Raja Batak memutuskan untuk menyerang pasukan [[Aceh]] sebelum kekuatan mereka semakin bertambah. Pasukan Batak bergegas menyeberangi [[sungai]], mereka bergerak lebih cepat dari pergerakan biasanya, hingga tiba di kaki satu [[gunung]] sekitar pukul sepuluh malam. Posisi pasukan Batak saat itu hanya 0,5 league ''(±2,5[[Kilometer|Km]])'' dari posisi pasukan Aceh. Setelah beristirahat sekitar 3 [[jam]], pasukan Batak yang dibagi menjadi 4 kesatuan mulai bergerak menyusuri satu [[bukit]] kecil untuk menyerang pasukan Aceh. Saat pasukan Batak sampai di kaki bukit tampaklah hamparan [[persawahan]] kering yang luas tempat pasukan Aceh yang terbagi atas 2 kesatuan berada. Diawali dengan duel [[artileri]] dan tembakan [[senapan]], kedua pasukan akhirnya bertempur dalam jarak dekat. Setelah pertempuran yang hebat berlangsung lebih dari 1 jam, mulai terlihat pasukan Aceh mulai terdesak, hingga panglima pasukan Aceh memutuskan untuk mengundurkan pasukannya di satu tempat yang lebih tinggi, pada jarak kirakira setembakan [[senapan]] [[Falcon (keluarga roket)|faulcon]].