Degung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Thesillent (bicara | kontrib) →Perkembangan di luar negeri: Melengkapi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 132:
Di luar Indonesia pengembangan degung dilakukan oleh perguruan tinggi seni dan beberapa musisi, misalnya Lingkung Seni Pusaka Sunda [[University of California]] ([[Santa Cruz, USA]]), musisi Lou Harrison ([[Amerika Serikat|USA]]), dan Rachel Swindell bersama mahasiswa lainnya di [[London]] ([[Inggris]]), Paraguna ([[Jepang]]), serta Evergreen, John Sidal ([[Kanada]]). Di [[Melbourne]], [[Australia]], ada sebuah set gamelan degung milik [[University of Melbourne]] yang sering kali digunakan oleh sebuah komunitas pencinta musik [[Sunda]] untuk latihan dan pementasan di festival-festival. Sejak 2014 Grup [[Indra Swara]] yang bermarkas di Ibu Kota Meksiko pimpinan Fitra Ismu Kusumo mengaktifkan divisi Gamelan degung dan sejak tahun itu sampai saat ini Gamelan Degung mewarnai kancah musik gamelan di Meksiko.
==Daftar gamelan==
Terdapat 10 gamelan di [[Museum Geusan Ulun]] dengan berbagai corak, bentuk serta nada iramanya, antara lain: sekar manis, sekar arum, sekar oneng, sari oneng mataram, degungan mataraman, sangir, talun, manggu, panglipur dan sari oneng parakansalak.
Namun yang paling terkenal, sari oneng parakansalak. Karena, gamelan ini sudah pernah pentas di berbagai negara yang ada di [[Eropa]] dan [[Amerika]].
#[[Sari Oneng Parakansalak]], dibuat di Sumedang tahun [[1825]], terbuat dari kayu besi dari Muangthai dengan motif ukiran Tiongkok. Tahun [[1883]], gamelan sari oneng paralakansalak pernah mengikuti pameran di [[Amsterdam]].
#[[Sari Oneng Mataram]], dibuat di [[Kerajaan Mataram]], milik pangeran Panembahan atau [[Rangga Gempol III]], yang memerintah pada ([[1656]]-[[1706]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Mataram]], hadiah dari Mataram karena senapati [[Sumedang]] memenangkan perlombaan “ngadu muncang” dengan senapati [[Mataram]].
#[[Panglipur]], dibuat untuk menghibur diri setelah anak kesayangannya wafat, milik Pangeran Rangga Gede atau [[Kusumahdinata IV]], yang memerintah pada ([[1625]]-[[1633]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Mataram]].
#[[Sari Arum]], milik Pangeran Soegih atau Pangeran Suria Kusuma Adinata, yang memerintah pada ([[1836]]-[[1882]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
#[[Manggu]], milik Pangeran Soegih atau Pangeran Suria Kusuma Adinata, yang memerintah pada ([[1836]]-[[1882]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
#[[Sangir]], milik Pangeran Soegih atau Pangeran Suria Kusuma Adinata, yang memerintah pada ([[1836]]-[[1882]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
#[[Sekar Manis]], peninggalan Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX, yang memerintah pada ([[1791]]-[[1828]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
#[[Degungan Mataraman]], peninggalan Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX, yang memerintah pada ([[1791]]-[[1828]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
Semua gamelan tersimpan di Museum Geusan Ulun peninggalan sejarah para leluhur Sumedang.
Dari ke-10 gamelan, ada 4 gamelan yang hingga kini masih dimainkan dalam berbagai pentas kesenian maupun digunakan untuk latihan tari, antara lain gamelan sari oneng mataram, sari arum, panglipur dan sari oneng parakansalak. Yang lainnya, tidak digunakan karena rusak.<ref>Gamelan Istimewa Koleksi Museum di Sumedang, Melanglangbuana Hingga Eropa dan Amerika sebelum Diserahkan ke Bupati[https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01337829/gamelan-istimewa-koleksi-museum-di-sumedang-melanglangbuana-hingga-eropa-dan-amerika-sebelum-diserahkan-ke-bupati?page=4]</ref>
== Sumber rujukan ==
|