Al-Walid bin Uqbah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Perbaikan tata bahasa
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 4:
Pada tahun 12 Hijriyah, Khalifah Abu Bakar memperca-yakan kerahasiaan korespondensinya dengan Panglima perang-nya saat itu yakni Khalid bin Al-Walid – kepada Al-Walid bin Uqbah – pada perang Al-Madzar. Khalid bin Al-Walid membagi-bagikan 4/5 ghanimah Dzatus Salasil lalu mengirim Al-Walid bin Uqbah untuk mengirim laporan mengenai musuh. Al-Walid bin Uqbah memang telah memiliki kesempatan dibeberapa peperangan Umat Islam di Irak dimasa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Dimasa pemerintahan Abu Bakar dia juga ditugaskan untuk menjadi pengirim bantuan dan logistik dan bekerja dibawah perintah Iyadh bin Ghanam Al-Fihri. Tahun 13 Hijriyah, dia diangkat menjadi pemungut pajak di Qudha’ah. Ketika Amr’ bin Al-Ash menjadi Komandan pasukan di Palestina, Al-Walid bin Uqbah menjadi Komandan di sebelah timur Yordania. Tahun 15 Hijriyah, Dia diangkat oleh Umar sebagai pemimpin dan Komandan Bani Taghlab dan arab Al-Jazirah.
Tahun 24 Hijriyah, ketika dia bertugas di Kufah, Ketika penduduk Azerbaijan melakukan pemberontakan dan situasi menjadi lebih kritis hingga para penduduk melakukan penyerangan terhadap Gubernur Adzerbaijan – Uqbah bin Farqad, Amirul Mukminin – Utsman bin Affan – segera menginstruksikan Panglima yang bertugas di Kufah saat itu, yaitu Al Walid bin Uqbah untuk memobilisasi pasukan dari Kufah untuk melakukan penyerangan ke Adzerbaijan. Al Walid mengutus Komandan militernya – Salman bin Rabi’ah Al-Bahili, yang bergerak dengan sejumlah prajurit sebagai serangan pembuka. Kemudian, Al-Walid bin Uqbah bergerak dengan Pasukan utama. Melihat konvoi dari Kufah itu, penduduk Adzerbaijan mengajukan permohonan damai dan berjanji memenuhi segala persyaratan yang mereka sepakati dulu dengan Hudzaifah bin Al-Yaman .
sesudah masalah dengan Penduduk Adzerbaijan dan masa tugasnya usai, maka Al-Walid bin Uqbah kembali ke Mosul. Maka datanglah surat instruksi dari Amirul Mukminin yang isinya tentang Perintah untuk menghimpun prajurit Kufah untuk bergerak ke Wilayah Syam dan memberikan back up kepada Muawiyah yang saat itu sedang berhadapan dengan Romawi. Al-Walid bin Uqbah pun mengutus Salman bin Rabi’ah Al-Bahili sebagai Komandan dengan 8 ribu personil. Mereka pun bergerak dari Kufah menuju Syam untuk bergabung dengan Habib bin Maslamah Al-Fihri .
Al-Walid bin Uqbah kemudian menggantikan Sa’ad bin Abi Waqqash sebagai gubernur Kufah ditahun 25 Hijriyah. Dari rekam jejaknya selama bertahun-tahun dan pengalaman yang dikoleksinya sejak masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, rasanya kredibilitas dan kualifikasinya tidak perlu dipertanyakan lagi. Jadi, anda tidak perlu meyakini semua asumsi negatif yang dipresisikan kepada Al-Walid bin Uqbah dan Utsman bin Affan, bahwa pengangkatannya sebagai Gubernur Kufah adalah siasat nepotisme belaka. Bahkan didalam buku salah satu pengarang liberalis mengatakan bahwa Al Walid bin Uqbah adalah orang yang pernah murtad dan pembohong. Jelas sekali bahwa Al-Walid bin Uqbah memang tidak pernah masuk islam sampai fathu Makkah terjadi. Dan setelahnya, Al-Walid terus mengembangkan dirinya dibawah kepemimpinan Abu Bakar.
Pada masa jabatannya di Kufah, Al-Walid bin Uqbah pernah dihadapkan pada sebuah kasus pengeroyokan dan pembunuhan. Tidak ditemukan informasi spesifiknya tentang tanggal, bulan, dan tahun terjadi. Namun, sudah pasti terjadi antara tahun 25 hijriyah sampai 30 hijriyah.
Para pemuda Kufah mengganggu dan mengeroyok Ibnu Al-Hatsuman Al-Khuza’I, sehingga dia keluar dengan membawa pedang yang berlanjut kesebuah konflik yang meruncing pada kasus pembunuhan. Para pemuda tersebut kemudian ditangkap, Al-Walid kemudian mengirim laporan ke Utsman bin Affan, lalu beliau memerintahkan agar para pelaku di Qishas di pintu Istana di Rahbah.
Pada tanggal 15 Sya’ban 27 hijriyah, Khalifah Utsman mengirim surat kepada Al-Walid bin Uqbah untuk meringankan beban jizyah kepada para penduduk Najran di Irak sebanyak 30 hullah, karena sebelumnya mereka pernah diusir dari wilayah Najran di Yaman dimasa pemerintahan Umar karena mendapatkan gangguan dari umat islam. Umar kemudian membawa mereka kesebuah wilayah di Irak dan mendirikan tempat bagi mereka yang luas dan namanya sama seperti sebelumnya.
Tahun 30 Hijriyah, Al-Walid bin Uqbah diselimuti oleh skandal yang berujung pada pemecatannya. Dari Hushain bin Al-Mundzir, Ia berkata, “ aku menyaksikan Amirul Mukminin dan didatangkan Al-Walid bin Uqbah serta 2 orang yang menjadi saksi. Yang satunya bernama Hamran yang mengatakan bahwa dia melihat Al-Walid meminum Khamr. Kemudian yang satunya berkata bahwa dia melihat Al-Walid muntah-muntah. “ kemudian, Khalifah berkata, “ dia tidak akan muntah jika tidak meminumnya. Wahai, Ali. Bangkit dan cambuklah dia. “ lalu, Ali berkata, “ Al-Hasan, cambuklah dia! “ maka Al-Hasan bangkit dan menyuruh Abdullah bin Ja’far mencambuknya sampai 40 cambukan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
== Referensi ==