Upacara Wetonan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan subjudul |
membetulkan DOI |
||
Baris 14:
Wetonan memiliki suatu kaitan dengan kosmologi Jawa. Dalam hal ini mengartikan Endraswara yang memiliki gambaran terhadap ''weton'' dalam hubungan dengan perhitungan hari (''numerology'') Jawa berjumlah tujuh, lalu disebut dengan ''dina pitu,'' dan ''pasaran'' berjumlah lima disebut ''pasaran lima.'' Atau sering disebut dengan ''dina lima dina pitu.'' Keduannya akan menentukan ''weton dina'' (hidupnya hari dan pasaran).
Dalam suatu perayaan masyarakat suku Jawa juga identik dengan nomor angka tujuh. Hal ini terhubung atau terkait dengan sinergi terhadap pitulungan yaitu harapan bantuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dikarenakan ''pitulangan'' memiliki rangkaian depan kata ''pitu'' yang berarti tujuh. Angka tujuh ini memiliki penerapan seperti terdapat tujuh jenis bubur dalam suatu perayaan seperti bubur merah, bubur putih, bubur merah silang putih, bubur putih silang merah, bubur putih tumpang merah, bubur merah tumpang putih, dan ''baro-baro'' yaitu bubur putih ditaruh ''sisiran'' (irisan) gula merah dan parutan kelapa secukupnya.<ref>{{Cite journal|last=Busro|first=Busro|date=2018|title=Perubahan Budaya dalam Ritual Slametan Kelahiran di Cirebon, Indonesia|url=https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/jsam/article/view/699|journal=Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat|volume=14|issue=2|pages=127-147|doi=
Selain itu ada juga sayuran 7 rupa yaitu, kacang panjang, kangkung, kubis, kecambah/toge yang panjang, wortel, daun kenikir, dan bayam. Selanjutnya, menyiapkan Jajan pasar seperti, ''wajik'' yang memiliki arti berani dalam kebenaran ''(wani tumindak becik), gedhang ijo, sukun'' artinya supaya saling rukun ''(supaya rukun), nanas'' yang berarti orang hidup jangan sembarangan dalam memakan sesuatu atau bertindak sewenang-wenag ''(wong urip aja nggragas), dhondong'' yaitu jangan kebesaran atau kebanyakan berbicara ''(aja kegedhen omong),'' jambu yaitu jangan membicarakan suatu keburukan (''ojo ngudal barang sing wis mambu''), jeruk yaitu artinya luar dalam harus baik atau sesuai (''jaba jero kudu mathuk'').
|